South Node conjunct North Node in Synastry | kth.jjk

Bagian 11 : Day Off

South Node Conjuct North Node in Synastry

.

d u s t i e k t h

Bagian XII

"day off"

***

Ada yang indah dari cara matahari menelisik masuk dari celah-celah kanopi pepohonan ketika Taehyung terbangun dari tidurnya.

Samar-samar, ia mendengar suara halus seseorang seperti sedang berbincang. Ia menggeliatkan kepalanya saat sadar ia masih mengandarkan kepalanya pada pangkuan seseorang.

Pemuda itu tidak langsung beranjak, meski sudah menggeliat. Ia selalu senang dengan harum tubuh seseorang yang kini menghentikan suaranya, sadar bahwa Taehyung sudah terjaga.

"Tae sudah bangun?" pertanyaan retorik, tapi Taehyung tersenyum dibuatnya. Seandainya setiap harinya bisa seperti ini.

"Aku tertidur, maaf." Taehyung kemudian mendudukkan dirinya, menatap kembali Jeongguk yang masih memegangi buku novelnya di tangan kanan. "padahal aku yang memintamu membacakan buku untukku—"

"Tidak apa kok," Lagi, senyum yang begitu lucu hingga sesuatu memaksa berdesir dalam dada Taehyung. "Aku juga belum menyelesaikan buku ini, baru akan selesai beberapa halaman lagi." Manik kelam Jeongguk kembali bergulir membuat wajahnya menunduk melihat novel yang sudah ia letakan pada atas pangkuannya, membelai halaman dalam buku itu.

Taehyung mendekatkan wajah pada pundak Jeongguk, menadahkan dagunya disana, turut melirik pada novel yang sedari tadi dibaca Jeongguk—itu novel yang pernah dicurinya dulu, saat awal bertemu Jeongguk dibawah pohon yang sama.

Sebuah novel roman terasa begitu klasik namun juga tragis; romeo juliet.

"Taehyung sudah pernah selesai membacanya?" Jeongguk berujar kembali, meski ia tidak menoleh pada yang lebih tua—Taehyung menangkap bagaimana murung suara Jeongguk.

"Mhm—mungkin? Banyak kata yang tidak terlalu kupahami, jadi cukup banyak yang kulewat." Jawab Taehyung jujur.

Jeongguk mengangguk paham, masih membiarkan Taehyung menggelayut pada pundaknya.

"Kisah buku ini tidak berakhir bahagia, Tae. Tragis justru," Jeongguk meringis. "Romeo dan Juliet yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada pesta dansa, tapi keluarganya menolak sehingga mereka tidak dapat bersama, meski akhirnya, mereka tewas bersama."

Hening sejenak setelah kalimat terakhir Jeongguk. Terdengar familiar, namun juga tidak.

Hembusan angin meniup ujung rambut Jeongguk yang berwarna cokelat, memberi jeda untuk keduanya sebelum akhirnya Jeongguk melanjutkan.

"Tapi keduanya memiliki kisah cinta yang abadi. Even the death do them apart." Jeongguk memandangi halaman bukunya yang menari diatas jemarinya karena hembusan angin sore hari itu. Entahlah, hatinya masih merasa sedih mendapatkan akhir kisah yang terasa berat untuknya menerima. Memang tidak seluruh cerita harus berakhir dalam bahagia—tapi tetap saja ia tidak terima.

Taehyung mengusap bawah leher Jeongguk, menangkup beberapa rambutnya untuk ia belai dibawah jemarinya yang bergerak vertikal pada belakang kepala pemuda itu. Seakan menghiburnya dengan gayanya yang selalu tampak aneh.