PEMENANG WATTYS 2020 KATEGORI FANFICTION
Complete | 13.05.20
[1900s Taekook Alternative Universe]
;
Taehyung, seorang yang jatuh cinta pada Jeongguk, anak pendeta yang sangat dihormati.
Dengan status sosial Jeongguk dan kondisi kala itu,
Taehyu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
| playlist:
Naked as We Came - Iron & Wine
***
"Kerja bagus, Park." Tuan Noah, pemilik perpustakaan, sekaligus putra sulung Tuan Taylor—si kepala desa—menepuki pundak Jimin dengan senyum di wajahnya. "kau senggang setelah ini? Ayo ikut minum di tempat biasa," ajaknya. Sebelah tangannya memberikan kantung berisikan uang upah hasil pekerjaannya hari ini.
Jimin tersenyum, kemudian menggeleng sopan. "Terimakasih, tuan. Tapi besok saya harus bangun pagi, sepertinya tidak untuk hari ini." Ia sedikit membungkuk. Lalu berlalu dari sana, ia melihat Gerald yang duduk di latar depan rumah, menoleh kearah Jimin saat pemuda itu melewatinya.
"Gerald." Jimin menyapa sekilas, melihat Gerald yang diam saja, meski balas mengangguk untuknya. Jimin melirik heran, ia pikir Gerald sudah berubah lebih ramah (karena sikap baiknya tadi pagi) tapi, ya, bukan masalah.
Langit sudah menggelap saat pemuda Park menuruni jalan setapak yang menuju ke rumahnya. Ia tadi menyempatkan membeli bahan masak makan malam, bisa untuk besok atau jika Jeongguk belum memasak makan malam, ia bisa membuatnya untuk nanti.
Jimin menyipitkan matanya, melihat ujung jalan—rumahnya—yang seharusnya sudah terlihat. Pencahayaan yang meminim akibat matahari yang tenggelam membuat sedikit kabur pandangan pemuda itu, terlebih, saat sadar rumahnya tidak menyalankan satu lilin-pun. Ia mengernyit heran. Jeongguk sedang pergi? Seharusnya ia sudah menyalakan lilin karena hari sudah gelap.
"Jeongguk?" Jimin memanggil adiknya itu saat membuka pintu rumah yang tidak terkunci, melihat ke dalam rumah yang begitu sepi dan gelap. Jimin berjalan menyebrangi ruangan membuka pintu kamar Jeongguk dengan hati-hati. "Ggukie kau di dalam?"
Tidak terdengar sahutan yang berarti, hanya sebuah ringkihan kecil yang membuat Jimin mengernyir bingung.
"Ggukie, aku masuk," Jimin mengayunkan dahan pintu membuka kamar Jeongguk yang juga gelap, hal yang tidak disangkanya adalah saat sesuatu justru menubruk kakinya.
"Wuf!"
Jimin mengerjap, mencoba melihat apa yang baru saja menabraknya. Anak anjing? "Oh—ahahaha—hei sobat, Gguk kau mengambil anak anjing?" Jimin berusaha menggendong Yeontan yang menjilati wajahnya. Jeongguk masih tidak menjawab, melainkan Yeontan yang menyalak wuf! Seolah menjawab Jimin. "good puppy, sebentar, oke?"
