PEMENANG WATTYS 2020 KATEGORI FANFICTION
Complete | 13.05.20
[1900s Taekook Alternative Universe]
;
Taehyung, seorang yang jatuh cinta pada Jeongguk, anak pendeta yang sangat dihormati.
Dengan status sosial Jeongguk dan kondisi kala itu,
Taehyu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
South Node Conjuct North Node in Synastry
.
d u s t i e k t h
Bagian XVII
"Gerald"
***
Sosok Gerald dan Johan yang pertama kali Jeongguk kenali berada di lapangan itu. Membawa sekop mereka masing-masing, para pemuda itu tidak memperhatikan Jeongguk yang baru tiba memang, tapi rasanya pemuda manis itu ingin beranjak pergi saja, tidak senang dengan mereka.
Tuan Rickson dan Tuan Taylor—kepala desa—yang turun tangan membantu mengumpulkan para remaja, menepuk tangan mereka meminta perhatian. Mereka menjelaskan pembagian kelompok untuk jalan-jalan besar dan berapa lama target waktu yang dibutuhkan.
Jeongguk mengekori Jimin, ia tidak ingin terlalu berbaur dengan para remaja desa sehingga hanya diam mendengarkan ucapan dari depan, tidak turut bergurau membicarakan ini itu dengan yang lainnya. Sekilas, ia sesekali menoleh memutari kerumunan, matanya mencari-cari sosok pemuda yang selalu penuh kejutan yang paling dicarinya—Taehyung. Ia tidak terlihat dimanapun.
Membuat pemuda manis itu tidak sadar menghela napas kecewa, Taehyung terlihat jarang mengikuti kegiatan sosial gotong royong warga, Jeongguk tidak terlalu paham tentang itu, mungkin karena trauma atas perilaku buruk beberapa warga kepadanya atau memang ia yang malas mengikuti pelayanan masyarakat seperti ini? Meski begitu, Jeongguk mengingatkan dirinya sendiri untuk berbicara dengan Taehyung nanti, ia tidak boleh terus menerus melewati acara bersama, karena selain ia akan semakin asing dengan para warga, itu juga berarti ia tidak memberikan bantuan kepada warga desa yang sudah repot-repot memberikan banyak umum kepadanya.
"Gguk, kita berada di tim yang berbeda, nanti menjelang matahari tenggelam, tunggu saja aku disini, oke? Kita pulang bersama." Jimin menepuk pundaknya membuyarkan lamunannya kembali.
"Eh—apa?" Jeongguk tidak mendengarkan ternyata. Ia tampak panik saat beberapa anak mulai menyebar membentuk kumpulan masing-masing, dengan Jimin yang sudah berbaur dengan salah satunya.
Tunggu, tim? Ia tidak mendengarkan dengan siapa dia—
"Jeon," suara seseorang lain memanggil pemuda manis itu, ia menaikkan sebelah alis melihat seseorang yang ia kenal memperhatikannya sembari, "kemari, lamban."
Gerald, great.
Jeongguk menoleh kearah kiri, melihat Gerald dan dua orang lain yang tidak dikenalinya. Memperhatikan kearahnya seakan menungguinya mendekat, hanya Jeongguk satu-satunya yang tampak belum beranjak dari tempatnya semula. Meski sedikit enggan, Jeongguk buru-buru bergabung dengan tiga orang tadi, memegangi sekopnya sendiri.
