Ten Years Later

56.1K 3.5K 328
                                    

Jika sepuluh tahun lalu, Dona, si asisten rumah tangga itu berkata bahwa "nanti kalau Mbak Dona sudah gak kerja di rumah kalian lagi, jangan lupa ya sama Mbak." Ternyata jawabannya adalah salah. Kenyataannya, sampai detik ini pun, Dona masih setia bekerja di keluarga Megantara ini.

Selama dua tahun terakhir ini, Dona lah yang selalu menyiapkan sarapan, makan siang, maupun makan malam. Mbok Mina telah meninggal dunia. Tepat ketika Dona mencium punggung tangan suaminya di hari pernikahannya, Mbok Mina menghembuskan nafas terakhir. Sebelumnya memang Mbok Mina sakit, tapi dia terus mendesak Dona untuk segera menikah, karena beliau ingin melihat cucu semata wayangnya menikah di depan matanya.

[]

"MAMIIIIIII SASA PULANG." Salsa yang tadinya fokus dengan Mobile Legends nya, kini menatap pintu yang masih belum terbuka. Kebiasaan Sasa dari kecil, teriak-teriak padahal belum masuk rumah.

"Sore, Ma." Tak seperti Satya. Satya lebih sayang terhadap suaranya dan memilih untuk mencium pipi Salsa saja.

"Kenapa lesu gitu sih?"

"Pak Banda ngeselin banget, Ma. Satya dihukum bersih-bersih toilet cowok karena disangka ikut tawuran sama anak SMK." Aduhnya pada Salsa.

"Tapi kamu gak ikut tawuran kan, Sat?" Salsa merapikan surai anak laki-lakinya yang berantakan.

"Gak. Satya gak kenal sama mereka, jadi Satya gak punya masalah sama mereka. Lagi pula yang punya masalah itu kakak kelas dua belas. Pentolan geng mereka rebutan satu cewek, Ma. Najis banget, kayak gak ada cewek lain aja. Secantik apa sih yang diperebutkan? Cantikan juga adek gue." Ujarnya tanpa menatap Sasa sedikitpun.

"Aihhhh Abang romantis, Sasa jadi makin sayang." Sasa memeluk erat tubuh Abangnya.

"Sesek napas gue coi."

"OH YA, MI."

"Buset dah, apaan lagi? Jangan ngegas, kenapa sih? Mami ini udah tua loh, kalau jantungan gimana?" Benar-benar kaget.

"Dapat salam dari Bu Endang. Katanya kangen Papi Juna. Pengen ketemu sama ABCD lagi. Tau lah apa itu ABCD." Sasa menggedikkan bahunya acuh.

"Salamnya buat Mami? Tapi pengen ketemunya sama Papi? Makin sangar aja itu orang. Ya udah lah, kalian ganti baju dulu,  istirahat dua jam, jangan kebanyakan main HP. Habis itu mandi, Mami mau ajak kalian makan malam di luar sama teman-teman Mami."

"Bukan teman arisan kan, Mi?" Tanya Satya was-was.

"Bukan. Emangnya kenapa sih? Takut banget perasaan."

"Itu si gendut yang suka banget godain aku loh, Ma. Yang waktu itu pernah cium aku juga dengan alasan gemes, takut banget aku anjir. Demen banget sama brondong."

"Hahahaha itu Tante Miya, dia ngefans berat sama kamu."

"Idih geli, Ma." Sahutnya sambil beringsut mundur menjauhi mamanya.

[]

"Pa, Kak Ai ikut juga?" Tanya Satya dari belakang.

"Gak tau juga. Ai kan sibuk kuliah juga kan, sama kayak Papa Mama dulu waktu kuliah tuh jarang banget punya waktu luang untuk kumpul sama keluarga. Emangnya kenapa?" Juna menjawabnya sambil terus fokus pada kemudinya.

"Pengen curhat aja, seru kalo curhat sama dia. Curhat sama Sasa, Satya dipojokin terus, kesel sendiri jadinya."

"Abang itu kalau curhat gak penting-penting amat, Mi. Kadang curhat suka cewek tapi gak berani nembak, kadang juga ngegosipin Mami. Dia jelek-jelekin Mami. Katanya, Mami tuh kenapa sih suka banget ngomel-ngomel gak je—mmpppphhhhh."

Sasa terpaksa dibungkam oleh tangan Abangnya. "Provokator nih, Ma." Bela Satya untuk dirinya sendiri.

"Satya kalau ada unek-unek sama Mama langsung ngomong aja ya, jangan nusuk dari belakang. Kenapa sih emang? Mama cerewet? Ya itu juga buat kebaikan kalian. Kalau Mama diam aja saat kalian melakukan kesalahan, itu artinya Mama salah besar. Mama diam dan membiarkan anaknya melakukan hal salah. Kalau Mama atau Mami tegur kalian, artinya—"

"Mami sayang kami."

"Mama sayang kami." Ucap mereka hampir bersamaan.

enough ya, besok lagi. Baterai ku lemah gara gara mobel lejen, aku ngantuk juga.

Sori, i know ini gantung bgt
Maap sekali lagi
Kali ini ue serius😊

See u again

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang