Siang-siang yang cukup terik seperti sekarang ini membuat jiwa-jiwa bar-bar Salsa mulai meronta-ronta. Entahlah, semua apa yang dia ucapkan, lakukan, bahkan inginkan, semuanya menyulut emosi jiwa bagi Dimas, laki-laki tampan yang baru saja direkrut menjadi bodyguard nya kemarin.
"Dimas, kata Juna anak gue kembar loh." Ucap Salsa sembari rebahan di sofa, sedangkan Dimas sedang asik menonton Spongebob di jam-jam seperti ini.
"Bodo amat kaga peduli gue." Ucap Dimas cuek. Melihat ketololan otak Patrick lebih menarik dari pada melihat kepolosan otak ibu hamil di belakangnya ini.
"Kenapa sih, Dimas akhir-akhir ini Dimas jahat banget sama gue? Padahal gue gak salah apa-apa loh. Lo cuek banget, gak kayak dulu waktu pertama ketemu." Ocehan Salsa berhasil masuk telinga kanan Dimas, tapi Dimas bodo amat, keluarin lagi aja lewat telinga kiri.
"Lebih baik kayak gini. Lo mau gue kayak gimana emang? Kalau gue peduli ntar otak lo salah tangkap. Yang ada lo laporin gue ke Juna kalau gue ganjen sama lo. Kalau gak peduli, dibilang cuek. Repot jadi gue mah."
"Kata siapa gue bakal lapor kayak gitu? Fitnah lo!"
"Halah, gue hafal banget sama otak ibu hamil. Saat gue rasa apa yang gue lakuin itu bener, dianggapnya salah. Saat gue rasa apa yang gue lakuin itu salah, malah dibenerin. Ya gitu emang, kadang ibu hamil tuh gak ngotak."
"DIMAS ANJING!" Salsa menghantam kepala Dimas dengan bantal sofa.
"Eh geblek, inget apa yang Juna omongin. Gak baik ngomong kasar saat lagi hamil. Anak lo denger tuh, kaget itu anak lo lihat Ibunya bar-bar." Dimas mengembalikan bantal sofa itu ke tempatnya, ke muka Salsa maksudnya.
"Oh iya ya? Iya gue lupa. Maaf ya, nak, tenang aja, Bunda orang baik kok. Om Dimas aja yang hobi banget fishing problem sama Bunda." Salsa mengelus perutnya sendiri.
Setelah itu, Salsa bangkit karena ponselnya yang ada di meja berbunyi begitu nyaring, tanda ada telpon masuk. Langsung saja Salsa mengangkatnya ketika nama suaminya tertera di layar.
Setelah sambungan terputus, Salsa segera berjalan menapaki setiap anak tangga ke kamarnya. Awalnya Dimas penasaran, namun setelah itu dia berusaha tidak peduli lagi. Yang penting Salsa masih dalam jangkauannya dan dalam zona aman. Eh tapi tunggu, Dimas merasakan bahwa, "hawa-hawanya gue mau direpotin nih."
"Dimas, anterin gue ke kantor Juna skuy!" Salsa turun sambil menenteng sling bag miliknya.
"Tuh kan tuh kan." Ucapnya pelan sambil berusaha bangkit berdiri dan mematikan televisi melawan rasa malasnya. "Yang sabar, Dimas. Gak apa-apa, lo dari luar negeri ke sini jauh-jauh jadi babu ibu hamil. Pahala Dimas, pahala." Dimas menenangkan dirinya sendiri.
[]
Saat Dimas memarkirkan mobil, Salsa memilih untuk turun dan berjalan sendiri ke ruangan suaminya, padahal Dimas sudah melarangnya. Salsa itu hanya boleh maksimal radius 5 meter darinya, tapi lihatlah, ibu hamil itu malah nyelonong sendiri.
Sebelum pintu lift benar-benar tertutup, ada sebuah tangan menahan pintu itu agar terbuka kembali. Seorang perempuan dengan dress mini masuk dan bergabung bersamanya. Salsa masih mengingat wajahnya, dia adalah wanita yang telah lancang menggoda suaminya di kafe.
"Hai, Nyonya Megantara." Sapa perempuan itu, dia Clara. "Udah baikan sama suaminya? Btw suami lo ganteng banget loh sumpah. Asal lo tau, dia itu mantan gue."
"Udah tau, gak usah bacot!" Ujar Salsa malas.
"Gue gak nyangka, istrinya Juna sekasar ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]
RomanceArjuna, Bayu, Candra, Dandi, Dimas Generasi mereka datang