"Gawat nih, Sasa belum ketemu. Jawaban apa yang akan kita kasih pada mereka nanti?" Alana adalah orang yang paling khawatir di sana.
"Ya ilang lah, apa lagi? Masa digondol Wewe? Kurang kerjaan banget si Wewe gondol Sasa." Jawab Langga ngawur.
"Langga, ini gue pegang kemoceng ya! Gue timpuk baru tau rasa lo!" Alana geram.
"Apa sih, Al? Sok asik bet dah lu."
"Parah nih anak." Alana benar-benar memukul punggung Langga, sampai Langga meringis merasakan sedikit sakit.
"Lo ratu tega emang, Al. Jadi mikir-mikir lagi gue buat jadiin lo calon ibu untuk anak-anak gue nanti."
"Mau gue timpuk lagi nih?!" Alana mengangkat kemocengnya sekali lagi.
"Eh udahan ngapa. Mending sekarang kita pulang, kita temuin Satya, Om Juna, sama Tante Salsa, kita omongin terang-terangan. Kita pecahin ini bareng-bareng." Bisma mulai menghidupkan mesin motornya dan Widya bergegas naik.
"Tumben smart?" Ejek Alex.
"Apa sih, Bule? Sok asik bet dah lu."
"Kenapa sih gue dibully mulu?!"
[]
Di tempat lain, Sasa membuka mata dan mulai menangis. Tempat ini terlalu gelap, dan debu-debu ini mengganggu pernapasannya.
"Udah bangun lo?" Sasa mengamati seseorang yang sedang berjalan mendekatinya. "He calon adik ipar! Gimana kabar lo? Baik?"
Sasa mendengus kesal. "BITCH!" Umpat Sasa.
"Beraninya lo maki-maki gue bangsat!" Perempuan itu, dia menarik kuat rambut Sasa yang dikuncir kuda. Tatanan rambutnya kini sudah tak beraturan.
"Mau lo apa? Lo jadi gila karena Abang gue gak mau nikahin lo? Jalang kayak lo emang GAK PANTES dapat Abang gue."
Plak! Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Sasa. "Kalo ngomong mulutnya dikondisikan ya! Lo itu tau apa sih tentang gue? Abang lo perkosa gue juga lo gak bakal tau."
"Satya gak mungkin ngelakuin hal bejat itu. Lain lagi kalau itu lo. Gak kaget anjir kalo lo hamil tapi gak ada yang mau nikahin. Karena lo itu jalang! Lo itu lacur! Bahkan mungkin bisa aja, lo hamil tapi lo sendiri gak tau siapa bapak dari anak yang lo kandung itu."
Plak! Satu lagi tamparan keras hingga sudut bibir Sasa mengalirkan darah segar. "Lo pikir gue digilir ha?"
"Gak menutup kemungkinan kan?" Sasa tersenyum remeh.
"Lo bakal nyesel atas perkataan lo sendiri Nitya Sha Megantara!" Perempuan itu mengambil sebuah kayu balok dan memukulkannya tepat di punggung Sasa. Sasa meringis kesakitan, punggungnya benar-benar nyeri.
"Biadab!" Umpat Sasa selagi bisa.
"Kalau gue gak bisa dapat Abang lo, seenggaknya lo hancur di tangan gue. Jadi kalau mau selamat, gue saranin lo bujuk Abang lo, supaya mau tanggung jawab atas kehamilan gue. Belajarlah menjadi adik ipar yang baik."
"Gue gak sudi punya kakak ipar murahan kayak lo!"
Satu bogem lagi mendarat di punggungnya. Sasa tak menyangka, perempuan di depannya ini, yang kemarin nangis-nangis seperti orang lemah, kini dengan bringas menyiksanya. Sasa rasa napasnya mulai tersengal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]
RomanceArjuna, Bayu, Candra, Dandi, Dimas Generasi mereka datang