Salsa Versus Everybody

52.1K 3.6K 835
                                    

Galaksi

Satya memenuhi tanggung jawabnya untuk menjemput adik perempuannya, Sasa. Namun sebelum benar-benar pulang, Langga menahan mereka semua di depan gerbang sekolah, termasuk Satya dan Sasa.

"Fuck! Pengen rasanya gue sumpal semua mulut mereka semua. Dikira kuping gue congek'an kali ya? Gue masih denger omongan mereka cok!" Satya memukul helmnya dengan keras, membuat teman-temannya kaget.

"Sabar lah, Sat. Untuk kali ini jangan didenger dulu omongan-omongan mereka. Kita fokus cari kebenarannya dulu. Kita bersihin nama lo dari fitnah itu." Ujar Langga.

"Iya gue tau, Lang. Tapi gimana ceritanya jangan didenger? Orang gue punya telinga. Ya pasti denger lah."

"Maksud Bang Langga itu, gak usah diambil pusing, Bang. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Jangan lo belokin ke otak dulu." Kini si Bisma.

"Aku baru aja stalker instagram itu cewek, ternyata dia itu emang mirip cewek gak bener gitu. Kelihatan dari tampangnya. Lihat deh, Kak." Widya memberikan ponselnya pada Alana.

"Let me see." Alex meminta ponsel Widya dari tangan Alana. "More like a bitch." Ucapnya setelah melihat beberapa postingan gadis itu. "Tapi cantik." Sambungnya kemudian.

"Yeuh pe'a!" Membuat Langga menghadiahkan sebuah getokan di kepala Alex.

"Ada postingan sama cowok gak? Kita bisa selidiki dari sana. Siapa tau itu mantannya, atau someone gitu." Usul Sasa yang dari tadi nangkring di jok belakang motor Abangnya.

"Ada, Kak, ini sama cowok, dan kayaknya aku tau siapa cowoknya." Widya memperlihatkan ponselnya pada Sasa. "Kakak ingat waktu kita di kafe ujung komplek perumahan waktu itu? Cowok itu yang parkir ngawur sampai marah-marah saat ditegur kang parkirnya."

"Ya aku ingat banget. Masalahnya, untuk penyelidikan lebih lanjut, gimana caranya kita bisa ketemu lagi sama cowok itu?"

"Coba gue lihat." Langga langsung merebut ponsel itu dari tangan Widya, membuat Widya berdecak sebal.

"Sat, SMA sebelah nih. Yang waktu itu pernah cari ribut sama kita di jalan. Coba lo pantengin baik-baik." Kini ponsel itu beralih ke tangan Satya.

"Yang ngebut di jalan setelah hujan? Terus kita kena genangan air itu? Akhirnya kita ribut?"

"Yeah, thats right. Gampang, gue tau SMA nya. Kita samperin aja." Usul Langga.

"Gak ada tawuran!" Sasa paling benci dengan tawuran, apalagi Abangnya ikut andil di dalamnya.

"Gak ada, Sayang. Kan kita cuma minta informasi sama dia." Satya mengacak-acak rambut adiknya yang sedikit rapi karena dicepol atas.

"Awas aja kalau tawuran, aku aduin Mami!"

"Ya udah, tunggu apa lagi? Gas lah, keburu mereka pulang. SMA nya dekat sini kan?" Bisma bersiap menyalakan mesin motornya.

[]

Sepulang sekolah, lebih tepatnya sepulang dari SMA sebelah. Mereka memang sudah bertemu dengan cowok itu, dan mereka menemukan sebuah petunjuk. Sepulang dari sana, Satya dan Sasa kini sudah sampai rumah.

"Kok sedikit telat dari biasanya? Kalian nongkrong ya?"

"Enggak lah, Pi. Kami tuh tadi nyamperin anak SMA sebelah yang menjadi tersangka kasus hamilnya teman sekolah kami itu loh, yang Bang Satya difitnah."

"Oh jadi gimana? Ada petunjuk? Tadi temanku gak bisa dihubungi, mungkin besok aku temui dia." Ujar Juna sambil menonton TV di ruang tengah.

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang