Ep. 11

3.7K 941 146
                                    

Mana coba? Ini udah setengah dua belas malem, mana? Ah udah lah, harusnya aku gak usah percaya. Aku naro ponsel diujung kasur dan naikin selimut sampai leher. Tapi tau apa?





📲 Incoming call
pak rega





Aku gak mau angkat. Tapi aku pengen angkat. Gimana, ya, caranya? Ya Tuhan. Aku cuma natap ponsel dan bingung mau angkat atau enggak. Tapi begitu aku mau swipeㅡ

KOK MATI SIH?!





Ting!





pak rega: Kirain belum tidur
pak rega: Ya udh kalo lia udh tidur





AKU BELUM TIDUR TAU!!!!





.
.
.






"Aw! Sakit bego!"

"Tanggung jawab, si Eril jadi beda." katanya pelan setelah ngejambak rambutku.

"Tanggung jawab apa sih?!"

"Lil? Muka lo kenapa?"

"Emang muka gue kenapa?"

Jevian merhatiin mukaku, dua alisnya beradu.

"Cantik?" kataku.

Dia buka suara, "Kayak gorila."

"Sembarangan setan!!!"

Dilabrak Jevian pagi tadi itu sukses bikin moodku makin turun. Mana malem soal telepon kacau. Dia gak ada niat telepon lagi apa? Malah langsung dimatiin gitu. Teleponnya jangan cuma sekali lah gimana sih. Pesannya aku balas pagi-pagi, aku cuma balas 'Maaf' lalu dia balas lagi.





pak rega
| Kenapa maaf? Ya bagus lah
| Biar gak dibiasain begadang
07:20





Tapi semalem aku 'kan begadang, tau!





lily
iya |
07:20

pak rega
| Semangat belajarnya hari ini
07:25

pak rega
| Oh iya sabtu mau dimana
07:27

lily
terserah |
bapak aja yg pilih tempatnya |
07:28

pak rega
| Serius? Nanti beda selera ga?
07:29

lily
saya enjoy dimana mana |
aman |
07:29

pak rega
| Ok
07:30






.
.
.








Hari sabtu tiba, tapi yang buat aku agak gimana adalah Pak Rega bawa muridnya yang lain.

"Gak apa-apa 'kan? 'Kan enak juga, saya jadi gampang izinnya sama Ibu."

"Iya." gitu aja jawabku.

Kita sedang di perjalanan jemput dua muridnya yang lain sebelum nanti ke tempat yang dipilihnya.

"Murid yang lain cewek?"

"Yang sekarang mau dijemput iya, tapi saya juga punya murid cowok." katanya.

"Oh."

"Pasti Lia cepet akrab, anaknya aktif terus ceria, cantik juga kayak Lia." kata Pak Rega sambil puter setir.

Apaan sih, aku 'kan gak nanya. Kita mulai masuk kawasan perumahan elit, mobil Pak Rega berhenti disalah satu rumah yang diluarnya banyak tanaman di pot-pot besar.

"Tunggu ya," katanya sambil lepas seat belt dan buka pintu.

Gak lama Pak Rega kelihatan lagi, ngobrol dengan orang dewasa dan bawa anak perempuan keluar dengannya.

Oh, ini.

Pintu mobil dibuka, anak perempuan itu langsung masuk dan duduk di sebelahku. Pak Rega kemudian masuk juga, dia pasang seat belt sambil lihat ke spion tengah.

"Gak mau kenalan?" katanya.

Apa sih? Makin canggung, tau! Mana anak sebelahku cantik banget lagi parah.

"Ya?" kataku sambil noleh waktu perempuan itu noel lenganku.

"Yasamin." katanya sambil ngulurin tangan.

"Yasmin?" tanyaku sambil ngejabat tangannya.

Dia ketawa kecil, "Yasamin."

"Yasamin?"

Dia ngangguk.

"Liandra." kataku.

"SMA mana?" tanyanya.

Pak Rega mulai maju setelah kita berdua kenalan.

"Tiga."

"Oh," katanya sambil ngangguk-ngangguk dan duduk menghadap ke depan.

Ini yang katanya aktif? Ceria?

"Lia Lia yang suka kakak ceritain ke aku Lia yang ini bukan sih?" tanyanya gitu aja.

Spontan aku kaget, Pak Rega ketawa.

"Kapan kakak cerita?"

"Waktu itu, tau! Katanya ada murid baru kakak yang judes tapi cantik."

Astaga Pak Rega!!!!

"Yasa boong, Lia. Jangan percaya, ya." kata Pak Rega.

Yasamin cuma ketawa-ketawa. Kok dia panggilnya kakak sih? Mereka adik kakak? Sepupuan?

"Kak berhenti dulu dong aku mau beli minum, perjalanannya lama 'kan?"

"Hm? Biasa aja, ah." jawab Pak Rega.

"Pokoknya berhenti, ya."

"Iya,"

Pak Rega kok ngejawabnya kayak cowok ke ceweknya gitu sih kedengarannya. Kita kemudian berhenti sebentar, tapi yang pergi beli minum malah Pak Rega.

"Maaf, mau nanya dongㅡ"

"Pasti mau nanya soal gue sama Kak Rega 'kan?" potongnya. "Gue udah les sama dia dari jaman dia seneng ngajar, gue jadi murid percobaannya."

"Enggak, gue mau nanyaㅡ"

"Dan gue cuma muridnya, gak lebih." potongnya lagi.

"Lo motong terusㅡ"

"Nih, minumnya." sekarang Pak Rega yang motong.

"Makasih, Pak." kataku.

Denger itu Yasamin kayak kaget, terus nahan ketawa.

"Lo panggil dia Bapak?"

"Emang kenapa?"

Yasamin ketawa, Pak Rega juga, tapi sedikit.

"Pindah duduknya sini di depan, Lia."








































cangtip bgt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cangtip bgt

Dua LusinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang