Ep. 20

2.5K 766 79
                                    

Aku rasa aku bukan anak kecil lagi waktu tau kalo yang Ayah lakuin ke Ibu itu jahat. Waktu dia pertama kali mau pergi alasannya apa? Kerja. Kerjaan macam apa yang bikin dia jalan-jalan sama perempuan lain? Gak pulang buat Ibu, buat Jaden, buat aku.

Aku inget semuanya, waktu itu hari besar, hari libur yang seharusnya dia pulang. Tapi kenyataannya enggak, aku lihat Ibu nangis di ruang tamu setelah nutup pintu dan duduk lagi di kursi.

Lalu setelah aku, Ibu, dan Jaden biasa melewati tahun-tahun dengan bertiga dia tiba-tiba pulang ke rumah di ulang tahunku yang kelima belas. Aku ingat beberapa hari setelahnya waktu aku pulang sekolah, yang kulihat adalah Jaden dan laki-laki asing itu sedang main PS.

"Lia? Kamu pulang sama siapa?" Ibu keluar dari kamarnya sebelum aku menuju kamar.

"Temen."

"Lia." panggil Ibu lagi sebelum aku sempat melangkah.

"Apa?"

"Kita bisa ngobrol sebentar?"

Kuiyakan permintaan Ibu, Ibu bawa aku ke dapur. Sesampainya disana Ibu sajikan dua teh hangat.

"Ibu baru aja bikin, kebetulan kamu pulang." katanya.

"Ibu mau ngomong apa?"

Dengar itu Ibu gak langsung jawab aku, tangan Ibu tergerak ambil gula lalu dituang kedalam dua teh buatannya.

"Minum dulu sebelum dingin."

Kuturuti.

"Memang gak boleh kalo Ibu mau berdua begini sama kamu?" tanya Ibu.

Aku diam.

"Ibu kangen. Kakak tau-tau udah segede ini aja, Ibu selama ini rabun, liat Kakak selalu kayak waktu Kakak TK."

Kalimat Ibu itu bikin pelupuk mataku dikerumuni air.

"Kakak gak kangen Ibu?"

Aku menunduk dulu, pandanganku mulai kabur. Lalu aku pura-pura menguap, nutup mulut dengan telapak tangan sambil kesempatan ibu jari dipakai nyeka ujung-ujung mata.

"'Kan tiap hari ketemu." kujawab.

"Kakak gak kangen Ayah?"

Aku diam.

"Ibu lihat Kakak belum ngobrol sama Ayahㅡ"

"Ayah siapa?"

"Kak..."

Aku berdiri, "Aku capek, Bu."

Setelah bilang begitu, aku langsung tinggalin Ibu. Selama ini aku selalu turutin apa yang Ibu minta, selalu selama aku bisa kayaknya. Tapi kalau menyangkut dia, enggak, aku bakal milih gak mau. Sebab tau apa? Dua minggu setelahnya dia pergi lagi. Bajingan.


"Saya sayang kamu, Lia!"

Saat itu kepalaku kayak tiba-tiba pening. Aku gak tau, yang aku rasain cuma jantungku kayak gak ditempatnya lagi.

































comment to unlock all eps faster from now on!

comment to unlock all eps faster from now on!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr. @/renjunnice on ig

Dua LusinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang