"Serem banget anjing sumpah."
"Serem apaan sih?"
"Apaan dah?"
"Bangun tidur tadi tiba-tiba kepikiran, dua puluh satu taun hidup gue ngapain aja."
"Dari brojol ampe lima taun semua orang juga gada yang inget, tolol."
Aku bagian ikut ketawa aja dengar temen-temenku ngobrol. Tapi betul juga, dua puluh satu tahun ini aku ngapain aja. Diantara tahun-tahun yang bisa kuingat di hidupku, tahun yang gak akan pernah aku lupakan ada di tahun-tahun ketika umurku tujuh belas tahun.
Waktu itu rasanya dunia kayak mau kiamat. Rasanya kayak aku gak mau suka siapapun lagi selain dia, kayaknya kalau itu jadi boomerang. Sebab sampai sekarang aku belum merasa benar-benar suka sama satu orang.
Drrt
Drrt
Drrtayah: Kak kuliahnya plg jam berapa?
ayah: Kalo sbntar lagi ayah gbs jemput masih krja
ayah: Kak kalo msh lama nanti pulangnya telpon ajlily
lia pulang sekarang |
gapapa gausah ayah jemput |
lia sama temen kok |
17:12ayah
| Temen siapa
| Namanya ??
| Ayah kenal nggak
17:15lily
jeviannn |
siapa lagi |
17:16"Sekarang, Ly?"
"Hm? Ayo."
"Kita duluan, ya." Jevian dan aku berdiri.
"Cie... Jadian kek. Gregetan gue liatnya."
"Apaan." sahut Jevian.
Aku senyum doang. Sebetulnya aku kadang kepikiran perasaan Jevian kalau temen-temen bercanda kayak gitu. Aku inget Jevian dulu,
"Gue gak bakal ngekang lo, gue gak bakal maksa lo biar punya rasa yang sama cepet-cepet, Ly."
"Gue bukan nolak lo, Jev. Gue cuma ngerasa masih butuh sendiri."
Setelah kejadian itu aku merasa beruntung sewaktu Jevian sepakat soal, apapun yang pernah terjadi diantara aku dan dia jangan dibuat beda setelahnya.
"Noh! Noh, Lily udah senyam senyum aja."
"Berisik, astaga." kataku disambung ketawa, disambung ketawa mereka juga. "Dah ya, gue balik."
Aku dan Jevian satu kelas sejak semester awal, entah kebetulan apa yang bikin aku dan dia jadi terus ketemu. Waktu aku bilang aku belum merasa benar-benar suka sama satu orang, hal itu benar adanya. Apalagi sekarang satu-satunya laki-laki yang ada didekatku cuma Jevian, sebagai teman.
"Langsung balik nih?"
"Hari ini iya deh."
"Tumben?" katanya. "Bener nih? Gak berburu makan dulu kayak gorila—AH SAKIT LY!"
Kutarik rambutnya.
"Kasar banget lo jadi cewek?!"
"Berisik, ah! Langsung pulang aja, ayo."
"Minimarket pertigaan ingetin, rokok abis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Lusin
Short StoryBerdua tanpa makna, berada tanpa rencana. ©anyanunim, 2019 ⚠️ Mengandung beberapa adegan yang ambigu/mengganggu.