Chapter 17

3K 335 54
                                    


"Nona, apa Anda yakin akan melakukan ini?" tanya Han Jin.

"Aku yakin sekali!" jawab Ming Yue tegas. "Demi mendapatkan dia apa pun akan aku lakukan!"

"Nona, lebih baik pikirkan kembali," ujar Han Jin. "Ini bukanlah hal yang baik."

"Bukan urusanmu! Lakukan saja apa yang aku perintahkan!" bentak Ming Yue kesal. "Cepat kerjakan!"

"Baik, Nona."

Pria bernama lengkap Ni Han Jin itu menghela napas berat, dia memandang majikan mudanya itu sambil menggelengkan kepalanya dan akhirnya pergi meninggalkan gadis cantik yang sedang berdiri di dekat jendela itu.

"Selama aku bisa memilikinya, apa pun akan aku lakukan!" pikir Ming Yue sambil memandang keluar jendela. "Jika aku tidak bisa memilikinya maka orang lain pun juga tak bisa memilikinya!"

Di atas meja di dekat gadis itu berserakan berlembar-lembar foto. Foto-foto itu adalah hasil jepretan Ni Han Jin, orang kepercayaannya. Gambar di foto-foto itu membuat hatinya panas dan marah juga cemburu. Foto-foto berisikan tentang laporan kegiatan Xiao Zhan, diantaranya saat Xiao Zhan sedang bergandengan tangan di tepian pantai. Dan yang membuat gadis cantik itu marah dan cemburu adalah foto di saat Yibo melamar dan berciuman dengan Xiao Zhan di tepi pantai.

"Aku akan menyingkirkan siapa pun yang menghalangiku!"


===***===


"Hoek! Hoek!"

Xiao Zhan kembali memuntahkan makan malamnya. Yibo memijit-mijit tengkuk kekasihnya dengan raut wajah khawatir. Yibo memapah Xiao Zhan menuju ruang tengah, kemudian bergegas pergi ke dapur.

"Ini, minumlah," ujar Yibo seraya menyodorkan segelas air putih.

"Terima kasih," sahut Xiao Zhan. "Maaf jadi merusak acara makan malam kita."

"Tidak apa-apa."

Xiao Zhan diam-diam memandang ke arah meja makan, disana tersaji berbagai hidangan. Yibo tadi telah bersusah payah memasak untuk dirinya, tapi sepertinya bayi yang ada dalam perutnya itu tidak mau menerima masakan buatan ayahnya. Xiao Zhan menatap Yibo dengan wajah sedih dan merasa bersalah.

"Jangan menatapku dengan wajah seperti itu," ujar Yibo. "Aku buatkan susu ya?"

Xiao Zhan mengangguk lemah. Yibo pun bergegas menuju dapur untuk membuatkan segelas susu. Saat Yibo keluar dari dapur, terdengar suara mesin mobil berhenti di depan vila. Tak lama kemudian seorang pemuda tampan dan memiliki tahi lalat di bawah bibir seperti milik kekasihnya masuk.

"Maaf aku terlambat! Banyak kerjaan yang tidak bisa aku tinggal tadi!" ujar Alen begitu tiba di ruang tengah. Alen melihat banyak makanan tersaji di atas meja makan lalu menoleh ke arah Xiao Zhan dan Yibo. "Kalian sudah makan? Xiao Zhan sudah makan?"

Xiao Zhan tidak menjawab, dia malah menatap Yibo masih dengan tatapan merasa bersalah. Lalu menundukkan wajahnya dengan sedih.

"Aku tadi sudah mencoba membuatkan makanan untuk Zhan Zhan," ujar Yibo seraya menyerahkan gelas berisi susu pada Xiao Zhan. "Tapi yah... Kau tahu sendiri, anakku itu hanya mau makanan buatanmu."

Alen terkekeh mendengar gerutuan Yibo. "Kalau begitu tunggu sebentar. Aku akan segera menyiapkan makanan."

Alen meletakkan tas kerjanya di sofa, lalu bergegas melangkah menuju dapur dan mengenakan apron. Tak lama kemudian dari dalam dapur mulai terdengar suara pisau yang sedang memotong sesuatu, suara kompor dinyalakan, suara sesuatu tengah di goreng.

Kaulah Belahan Jiwa KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang