Chapter 7

3K 367 30
                                    


Yibo sedang memeriksa berkas-berkas di dalam ruangan kantornya saat ayahnya, Tuan Wang, masuk ke dalam ruangannya dengan diikuti oleh seorang gadis cantik. Yibo menatap ayahnya dengan perasaan heran.

"Yibo," Tuan Wang membuka pembicaraan. "Sekarang sudah saatnya makan siang. Nona Li menyempatkan diri untuk mengajakmu makan siang."

Yibo menoleh ke arah gadis bernama Li Ming Yue. Gadis itu tersenyum ke arahnya, namun Yibo tetap memasang wajah datarnya. Entah kenapa dia tidak suka dengan kehadiran gadis itu di dekatnya. Dia merasa gadis itu akan membawa masalah untuk dirinya.

"Aku belum lapar, Ayah." ujar Yibo seraya kembali menekuni berkas-berkas di mejanya.

"Yibo, hargailah ajakan Nona Li. Dia sudah meluangkan waktunya untukmu," ujar Tuan Wang, nada suaranya jelas sekali tidak suka dengan sikap Yibo yang dianggapnya tidak sopan. "Ayah juga tidak mau kau sakit karena terlambat makan."

Ingin sekali Yibo mendebat ayahnya. Namun dia juga tidak ingin memperpanjang masalah. Akhirnya dengan malas dia menuruti perkataan ayahnya.

"Baiklah," ujar Yibo.

Tanpa berkata apa-apa Yibo melangkah meninggalkan ruangan. Sementara itu Ming Yue bergegas menyusul Yibo setelah berpamitan dengan Tuan Wang.

"Yibo, tunggu!!" seru Ming Yue memanggil Yibo.

Yibo tak menghiraukan panggilan Ming Yue, dia tetap melangkah menuju lift. Saat pintu lift terbuka, Yibo pun segera masuk dengan di susul Ming Yue. Selama di dalam lift pun Yibo hanya diam, dia pun juga tidak melirik gadis cantik yang berdiri di sampingnya.

"Kita akan makan siang dimana?" tanya Ming Yue membuka pembicaraan.

Tak ada jawaban. Pemuda tampan yang ada di sampingnya itu hanya berdiri diam bagaikan patung. Bahkan melirik dirinya pun tidak. Ini pertama kali baginya diacuhkan oleh seseorang. Kebanyakan pemuda-pemuda akan terpesona jika melihat dirinya, dan berusaha untuk mendekatinya.

Namun pemuda tampan bernama Wang Yibo ini sepertinya berbeda. Pemuda itu sama sekali tak menghiraukan dirinya, seolah-olah dirinya tak ada didekatnya. Hal ini tentu saja membuatnya penasaran dan merasa tertantang untuk dapat menaklukkan makhluk tampan itu.

"Bagaimana kalau kita makan di restauran Shanghai?" tanya Ming Yue lagi. "Kudengar disana makanannya enak."

Yibo tetap diam. Dia segera melangkah keluar saat pintu lift terbuka. Ming Yue masih mengikuti langkah Yibo walau terkadang terpaksa harus berlari kecil untuk bisa sejajar dengan Yibo. Yibo berdiri menunggu sopir mengambil mobil.

Ming Yue mencoba meraih lengan Yibo, namun dia segera melepaskannya saat pemuda itu menatapnya dengan tajam dan pandangan tidak suka jika dirinya di sentuh. Karena memang pada dasarnya Yibo tidak suka di sentuh oleh orang lain selain pujaan hatinya, Xiao Zhan.

Tak lama kemudian mobil Yibo pun tiba. Yibo segera masuk ke dalam mobil, dan Ming Yue pun bergegas ikut masuk ke dalam mobil. Mobil pun segera melaju meninggalkan halaman kantor Wang's Corporation.


===***===


Sudah berjam-jam Xiao Zhan berjalan menyusuri jalan. Dia berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya. Beberapa kali dia menabrak orang, namun dia tetap melangkah tanpa meminta maaf pada orang yang dia tabrak. Bahkan dia tidak peduli pada omelan dan makian orang-orang yang ditabraknya.

Hatinya saat ini tengah berkecamuk. Masih jelas dalam ingatannya apa yang tadi dia lihat di depan kantor Wang's Corporation. Seorang gadis tengah memeluk lengan seorang pemuda, dan dia kenal dengan pemuda itu. Pemuda itu adalah saudara angkatnya, Wang Yibo.

Kaulah Belahan Jiwa KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang