Seorang Ibu Tunggal [I]

182 21 18
                                    

•Wajib comment•

Seungsik adalah ibu tunggal untuk anaknya yang bernama Subin. Meskipun bisa dibilang umur Seungsik masih cukup muda tapi dia harus meenruma kenyataan bahwa sekarang dia menjadi ibu tunggal untuk putranya.

Seungsik tidak pernah menikah ataupun memiliki kekasih, lalu bagaimana caranya Subin lahir kedunia ini?

Semia berawal saat Seungsik masih duduk di bangku SMA seorang temannya mempunyai niat buruk terhadap Seungsik dan ingin menjadikannya pemuas nafsu, dan akhirnya hal itupun terjadi.

Teman Seungsik itu bernama Im Sejun, dia tega memperkosa Seungsik sampai hamil dan memaksa seungsik untuk bungkam, sampai akhirnya orang tua Seungsik tau lalu mereka mengusirnya dari rumah bahkan Seungsik dikeluarkan dari Sekolah.

Setelah itu Sejun tidak mau bertanggungjawab atas kehamilan Seungsik, dan Seungsik harus hidup menderita selama mengandung Subin.

Di saat2 kehamilannya, Seungsik memutuskan untuk mencari tempat tinggal didaerah kumuh karena biayanya yang murah, dia juga harus mati-matian bekerja part-time padahal saat itu sedang hamil besar, Seungsik berusaha sekuat mungkin untuk mendapatkan uang agar dia bisa bersalin ditempat yang layak.

Dia benar-benar calon ibu yang sangat menyayangi buah hatinya.

---

Waktu berlalu Seungsik sudah melahirkan dan bayinya yang dulu berukuran kecil sekarang sudah tumbuh menjadi remaja yang sangat tampan dan manis, Kang Subin itu nama yang Seungsik berikan untuk anaknya.

"Subinnie, ireona cepat!, Kau harus sekolah!" Seungsik menggoyangkan badan Subin yang masih terlelap.

"Subin masih ngantuk eomma, 5 menit lagi" Subin memeluk guling kesayangannya.

"Aish!, Eomma harus bekerja, cepat bangun"

Akhirnya Subin bangun dan mandi, saat Subin mandi, Seungsik sudah menyiapkan segala keperluan anaknya itu.

Setelah beberapa lama, mereka siap dan saatnya berangkat.

Mereka berangkat bersama dan berpisah di halte bus.

"Hati-hati ya" Seungsik mengusak rambut anaknya itu.

"Nde eomma"

Setelah memastikan Subin naik bus, Seungsik melanjutkan perjalannya ke cafe dimana dia bekerja.

Seungsik biasa bekerja pukul 8 pagi sampai 10 malam, dia harus rela berangkat pagi pulang malam agar mendapatkan uang lebih untuk membayar sekolah Subin.

Tepat saat ingin menyeberang jalan karena lampu sudah hijau, tiba-tiba ada sebuah mobil yang menyerempet Seungsik sampai dia tersungkur di aspal.

BRUK!

"Aduh!!" Keluh Seungsik.

Mobil yang menabrak Seungsik pun berhenti, seorang pemuda dengan setelan jas formal pun keluar.

"Kau tidak papa?, Maaf supirku buru-buru"

"Iya tidak papa" Seungsik memegang lengan kirinya yang berdarah.

"Apa perlu kerumah sakit?" Tanya pria itu

"Tidak perlu, aku harus buru-buru berangkat bekerja, sudah hampir telat, maaf"

Pria itu membantu Seungsik berdiri dan memberikan kartu namanya.

"Hubungi aku kalau ada apa-apa, sekali lagi aku minta maaf atas kelalaian supirku"

"Gwenchana, aku duluan" ucap Seungsik meninggalkan orang itu dan pergi kecafe.

---

Sesampainya di cafe, Seungsik berjaga dikasir, tapi hari ini tidak seperti biasa, pelanggan cafe lebih sedikit, padahal sudah jam makan siang, lalu Seungsik ingat dengan kartu nama pria tadi.

Divergent •Oneshoot°✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang