Pantulan TV

154 11 29
                                    

Minhee adalah siswa kelas 3 SMA yang baru saja pulang dari les privat bahasa Inggris dan menaiki bus untuk pulang kerumah.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam, Minhee sedang berjalan untuk pulang kerumah dengan jarak yang tidak jauh dari Halte dimana dia turun.

Saat sampai didepan rumah Minhee tidak melihat sepatu Ayahnya didepan pintu.

"Apa ayah belum pulang?, Biasanya dia pulang lebih awal" Minhee menggaruk dahinya pelan, dan akhirnya memutuskan untuk masuk kerumah saja.

Setelah masuk dia melewati kamar orangtuanya tapi pintu kamar terbuka setengah. Minhee bisa melihat sosok ibunya yang membelakangi dirinya.

"Bu?, Ayah belum pulang ya?"

"Iya, ayah belum pulang"

"Ya udh, aku coba hubungi"

"Iya, hubungi aja"

Setelah berbicara dengan ibunya, Minhee melangkahkan kakinya ke ruang tamu, dan meletakkan tasnya lalu menelfon ayahnya.

Tut! Tut!

Butuh beberapa waktu sampai ayahnya mengangkat telfon.

"Halo?, Ayah kok belum pulang?"

"Oh iya, ayah bakal pulang telat"

"Aishh, jangan pulang malem2!. Ayah buruan pulang"

Di saat Minhee menunggu jawaban ayahnya, dia sempat mendengar suara perempuan diseberang sana, tepat disamping ayahnya.

"Ayah mungkin pulang pagi, kamu tidur duluan aja"

"Yah?, Ayah sama siapa?, Kok aku denger suara perempuan?"

"Kamu ini gimana, ya jelas ayah sama ibu kamu lah, sama siapa lagi?, Nih ngomong sama ibu kalo ga percaya"

Minhee yang mendengar ucapan ayahnya langsung keringat dingin, dan dimana dia berdiri ada sebuah TV yang mati dengan layar hitam memantulkan sebuah bayangan yang mengarah kekamar orangtuanya.

Dan disana Minhee bisa melihat sosok yang menyerupai ibunya, berdiri memandang dirinya tanpa ekspresi sedikit pun.

"Nak?, Kamu gapapa?"

Tanya suara perempuan, yang sangat Minhee kenal yaitu suara ibunya.

Minhee hanya menatap pantulan bayangan di TV dan menutup telfonnya.

Minhee membalikan tubuhnya, menatap sosok yang menyerupai ibunya itu tanpa berkedip sedikitpun, dan dipikirkan Minhee sekarang hanya "bagaimana cara supaya dia bisa keluar dari rumah".

Minhee berjalan pelan memantapkan hatinya, mendekati pintu kamar orangtuanya, tanpa sedikitpun memalingkan pandangannya dari sosok itu.

Karena Minhee takut, jika saja dia meleng sedikit. Dia takut sosok itu akan menghilang dari pandangannya.

Tepat saat mereka berhadapan, Minhee menggigit bibirnya dan berlari ke arah pintu keluar, dan buru-buru keluar.

Minhee berlari dan berjongkok di gerbang depan rumah, sambil menetralkan detak jantungnya.

Minhee sendirian disana sampai beberapa saat hampir setengah jam, sebuah suara memanggil namanya.

"Minhee?, Nak?"

Minhee mengenali suara ini. Ayah dan Ibunya.

"Ayah, Ibu?!"

"Gwenchana?"

Minhee menjelaskan panjang lebar pada Ayah dan Ibunya, dan akhirnya mereka memutuskan untuk masuk kerumah.

Saat Minhee ingin membuka pintu, Minhee mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya.

Lagi-lagi Minhee hanya menelan ludahnya.

Bukankah seharusnya saat Ayah dan Ibunya sampai, Minhee bisa mendengar suara mobil berhenti. Tapi, sesaat sebelumnya bahkan dia tidak mendengar suara apapun, tapi tiba-tiba Ayah dan Ibunya memanggil namanya.

Minhee merasa sesak, dan pusing. Akhirnya dia pingsan didepan pintu.

"Astaga!!, Minhee!" Ucap Ibu Minhee

"Apa yang terjadi?" Ayah Minhee langsung menepuk-nepuk pipi Minhee untuk menyadarkannya.

Minhee masih pingsan, karena ini pertama kalinya dia diganggu oleh makhluk kasat mata :3

--

Alur cerita di ambil dari video yutub ©korearoemit, tapi sebagian ada yang di tambah dan dikurangi.

Btw kangen ga?? 🙄
Semoga puasa lancar ya, tinggal 27 hari lagi kok 🐣

-26aprl20

Divergent •Oneshoot°✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang