Chapter 23

140 27 22
                                    

-💃-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-💃-

"Siapa yang bilang gitu, Cantik? Emang definisi fisik apa, sih?" Suara berat Arvin terdengar sangat menyebalkan bagi Freya. Mengapa pula dia selalu datang tiba-tiba seperti hantu? Jangan-jangan dia juga memiliki kebiasaan datang sesuka hati lalu pergi sesuka hati juga?

Ndasmu itu! Emang mirip setan ini orang.

Freya menatap sinis ke arah Arvin yang saat ini mengambil posisi duduk di samping Gladys. Laki-laki itu hanya tersenyum ke arah Gladys kemudian saat Gladys menatap lurus ke depan, Arvin malah menjulurkan lidahnya mengejek Freya.

Freya memastikan Gladys yang masih tenang menikmati embusan angin. Tangan Freya bergerak memukul punggung Arvin lalu tersenyum puas.

"Dys, lo sama Arvin aja dulu, ya? Gue mau nyusul tante Mela sama bang Reno. Gak apa-apa, kan? Arvin ini orang baik, kok."

Baik sih, tapi hatinya busuk.

Freya melanjutkan ejekannya di dalam hati kemudian terkekeh. Gladys mengangguk sebagai tanda setuju. Sebelum meninggalkan Gladys, Freya menepuk bahunya pelan sambil tersenyum.

"Jangan banyak ngelamun, nanti setan ngambil kesempatan dengan masuk ke tubuh lo."

Gladys terlihat memikirkan ucapan Freya.

"Gue bercanda."

Freya melangkahkan kakinya meninggalkan Gladys dan Arvin. Selama beberapa jam bertemu Arvin, ia dapat menilai bahwa Arvin memang benar-benar mengenal Gladys. Semuanya terlihat jelas saat Arvin mengenalkan diri kepada tante Mela.

Gue bingung dong, Geng. Gladys gak amnesia aja gue masih canggung, apalagi sekarang. Eh, cogan punya banyak ide, kok.

"Dys, lo inget gue gak?" tanya Arvin pelan.

Gladys terdiam beberapa saat kemudian menoyor kening Arvin pelan. Sebenarnya ia sendiri juga tidak tahu mengapa tiba-tiba melakukan hal itu, yang jelas ia merasa tidak asing dengan Arvin.

"Ish, kok gue ditoyor?"

"Muka lo ngeselin!" teriak Gladys sambil terbahak kemudian beranjak dari tempat duduknya.

-💃-

"Pagi, Calon masa depan gue."

Arvin masih berdiri satu langkah dari pintu, namun suaranya yang sangat besar tentu sangat terdengar jelas di telinga Gladys. Berbicara tentang Gladys, saat ini kondisinya sudah jauh lebih baik bahkan dapat dikatakan sudah kembali normal. Gadis itu sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.

Miracle [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang