Bagian 8

1K 103 15
                                    

Laboratorium kimia tengah mengadakan praktikum untuk siswa XIpa. Para siswa tengah sibuk dengan tabung reaksi mereka masing masing.

"Kok aku gak berubah warna sih" kesal Ziva

Tiara mendekat memperhatikan tabung reaksi milik Ziva. Tiba tiba Tiara memberikan tatapan tajam kearah Ziva.

"Kamu gak panasin kan?"

Tebakan Tiara mendapat cengiran khas dari Ziva. Bagaimana mau berubah warna jika Ziva tidak mengikuti langkah langkah praktikum dengan benar? Ziva masih tersenyum bodoh dari balik maskernya, Tiara lah yang mengambil alih tabung reaksi Ziva dan mulai memanaskannya.

Tiara masih sibuk mengomeli Ziva sampai cairan yang ia panasi itu meletup mengenai tangannya yg tidak tertutup handscoon. Tiara meringis cukup keras membuatnya memjadi pusat perhatian satu ruangan. Ziva pun bergegas membawa Tiara ke wastafel untuk membersihkan luka Tiara.

"Aku ambilin salep dulu"

Ziva mengurungkan niatnya untuk pergi ke UKS

"Ini Tiara oleskan sekarang" ucap gurunya

"Makasih bu"

"Gak usah ditutup biarin dulu gitu" arahan sang guru

Tiara menganghuk mengerti tapi perih ditangannya tak bisa ia sembunyikan dan memaksanya hanya duduk melihat teman temannya yg lain melanjutkan praktikumnya.

Setengah jam berlalu, waktu praktikum pun selesai, pengumuman nilai terbaik pun akan diumumkan

"Nilai terbaik hari ini atas nama Tiara Andriani"

Tiara benar benar kaget, ia masih ingat dikertasnya tadi kurang satu soal lagi sebelum kecelakaan tadi terjadi. Tiara memperhatikan semua teman temannya bertepuk tangan bangga padanya.

"Gilee nih anak, nilai sempurna oleh Ra" sahut Ainun

Tiara masih diam tak mengerti, nilai sempurna? Apa teman temannya sebodoh itu atau gurunya salah memberi nilai?

"Kok diem sih Ra?" Tanya Ziva

Tiara keluar dari lab masih dalam keadaan tak percaya.

"Ra mau kemana? Ini ruang musik Ra kelewatan"

Tiara sampai dibuat linglung. Ia berjalan kembali kedepan pintu ruang musik kali ini gilirannya berlatih untuk tampil lusa. Ziva dan Ainun duduk melihat Tiara yg berlatih bersama Abdul dan Cristo.

Sesi latihan mereka berjalan cukup lama, Ziva dan Ainun sampai menghabiskan 32 gorengan yg Abdul beli. Entah lapar atau doyon karna sulit membedakannya pada mereka berdua.

"Jangan buat ka Abdul tekor lah kalian berdua, kamu juga Va kurangi dulu gorengannya" Tiara lalu meminum air mineralnya

"Udahkan yok kekelas cape bolos" ajak Ainun

"Siapa yg suruh kalian nemani aku latihan sih"

"Ka Abdul" ceplos Ainun

"Ainun" Ziva mencubit lengan Ainun cukup keras

Tiara berbalik menatap Abdul mencari jawaban dari pikirannya.

"Takut kamu canggung aja Ra sama kita makanya aku minta mereka"

"Gak papa kali ka kita udah berapa kali juga kan latihan"

Niat Abdul bukanlah itu, ia ingin memberi ruang agar Cristo dan Tiara tidak terlalu dekat.

"Yaudah kita duluan kakak kakak"

Tiara menarik kedua temannya keluar dari ruang musik membawa mereka kembali kekelas sebelum jam pelajaran terakhir berlanjut.

CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang