Bagian 20

1.5K 167 27
                                    

Richard tengah menggulung kabel gitar yang ia gunakan. Matanya tertuju pada Nuca yang ikut membantu membersihkan ruang musik.

"Kau sedang ada masalah anak muda" ucap Richard dengan logat medannya

"Keliatan?"

"Iyalah"

"Namanya juga baru ngerasain cinta jadi pasti ada aja cobaannya" jelas Nuca

"Lagian wajar sih kalin marahan atau apapun itu kan kalian hubungannya gak terditeksi bahkan satu sekolah pun gak akan tau"

Nuca menepuk bahu Richard

"Aku seneng nikmati ini, aku tau perasaan Tiara ke aku begitupun sebaliknya. Aku coba bayangin gimana kalau selama 2 bulan yang hampir jalan 3 bulan ini kami gak ada marahan pasti aneh dan kaya temanan biasa aja"

Ziva yang tadi keluar untuk ke toilet mengurungkan niatnya untuk masuk. Semua ini serba salah dihadapannya. Ia yakin Nuca sama sekali tak ada niatan menyakiti Tiara, sejauh apapun ia tau hubungan sahabatnya ia tak bisa ikut campur terlalu banyak.

"Ziv, liat recording tadi dong" ucap Richard melihat Ziva yang melangkah masuk.

"Aku mau balikin sapu dulu"

Nuca keluar dari ruang musik, tatapannya seketika terjatuh tak mampu melihat kedepan.

"Syukur kalau kamu paham"

Nuca tau mungkin sikap perhatiannya pada Keisya berlebihan sampai menyakiti hati Tiara. Ia tak pernah menyalahkan Tiara sedikit pun dengan kesakitan yg ia rasakan.

"Nuc"

Nuca berbalik dan menghentikan langkahnya.

"Maaf bukan mau ikut campur, kamu gak perbaiki ini"

Nuca kembali berbalik kearah Tiara dan Sam yang tengah tertawa lepas.

"Aku takut kalau aku datang diwaktu yang salah Va, aku bahagia liat Tiara sebahagia itu tapi hati ku sakit"

"Itu tandanya kamu gak bahagia"

"Jadi aku harus akhiri ini?"

"Eh bukan gitu, diomongin baik baik Nuc"

Nuca tersenyum tipis

"Pasti Va tapi gak sekarang, aku terlalu malu ketemu Tiara"

Nuca kembali melangkah ketempat tujuannya. Ia memasang earphone dikedua telinganya.

......

Jam pelajaran terakhir kembali kosong karna guru guru sedang mengadakan rapat. Tiara yang masih setia dibangkunya memandang cinci putih dijari manisnya. Sesekali ia memutar mutarnya, nama Nuca tertulis indah disana.

"Cincin itu memang gak penting, tapi antara aku dan Keisya sudah gak ada apa apa dan dia tau kamu tunangan aku. Tapi apa Sam tau aku tunangan kamu?"

Helaan demi helaan keluar dari mulut Tiara, sepanjang malam membuatnya gelisah memikirkan hubungannya yang menjadi semakin rumit. Ia tak bisa membohongi dirinya tentang kesakitannya melihat Nuca dan Keisya, tapi omongan Nuca terus saja membuat merasa bersalah.

Tiara memutuskan meninggalkan ruang kelas.

"Mau kemana Ti"

"Perpus"

"Aku temani?"

"Gak usah Sam"

Terlihat Ziva pun ikut menahan tangan Sam. Ziva tau Nuca sedang disana, ia hanya bisa berharap hubungan mereka bisa cepat membaik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang