Bagian 18

1K 158 29
                                    

Kantin menjadi tempat favorit bagi para siswa untuk mengisi perut yg kosong atau sekedar mengistirahatkan otak meraka yg lelah menerima pelajaran sepanjang hari.

Ziva, Ainun dan Tiara tengah duduk menikmati makanan mereka. Kuah bakso yang terlalu panas membuat Ziva dan Ainun mengibas ngibaskan tangan didepan mulut mereka. Sudah menjadi hal yang biasa bagi Tiara melihat kedua temannya itu makan dengan terburu buru, bukan karna dikejar waktu tapi untuk menyantap makanan lainnya yg mereka sudah pesan.

"Ra kok cuma diaduk aduk baksonya" ucap Ainun dengan mulut penuh

"Gak mood"

"Mikirin Nuca ya? Padahal Nuca tiap hari ngechat kamunya gak mau balas juga"

Tiara meletakkan sendoknya dan menatap tajam kearah Ziva.

"Dia buat aku kesel Va kamu lupa?"

"Tapikan Ra, dia udah minta maaf. Ra denger ya kalian itu lagi jahuan, lagi gak ketemu gimana kalau Nuca cape sama sikap kamu dan kamu tau kan dia lagi dekat sama siapa"

Tiara memikirkan omongan Ziva yg terkadang ada benarnya. Nuca tak pernah absen mengabarinya meskipun Tiara tidak pernah bertanya apalagi membalas chatnya.

"Ra, Nuca emang bukan orang yg main main tapi dia bisa aja berubah pikiran dengan batalin pertunangan kalian" tambah Ainun

Helaan nafas berat Tiara lepas begitu saja. Sebenarnya ia sudah tidak marah pada Nuca hanya egonya yang masih terlalu tinggi untuk berbaikan. Tiara sangat merindukan Nuca saat ini tapi jarak memisahkan mereka.

"Va pulang sekolah antar aku kerumah Nuca"

.......

"Yakin gak mau ditungguin?" Tanya Ziva

"Gak usah ntar aku pulang sendiri"

Ziva hanya mengangguk dan memutar motor. Tiara memastikan Ziva menghilang dari pandangannya lalu ia mulai masuk kepekarangan rumah Nuca.

"Ka Titi"

Seorang anak laki laki berlari menuju Tiara, sambutan hangat dengan pelukan yang Tiara berikan pada Nio.

"Ka Titi cari Ka Nuca ya?" Entah Nio memberi pertanyaan atau pernyataan pada Tiara

"Nyari Nio lah"

"Yaudah yok main"

Tiara mengangguk pasrah tangannya ditarik Nio masuk kedalam rumah.

"Ti?"

"Tante, assalamualaikum, maaf ya tante gak ngabarin dulu"

"Masa kesini harus ngabarin sih, kamu bisa kesini kapan aja sayang, udah makan Ti?"

"Belum tante?"

"Yaudah ka Titi makan sama Nio"

Mereka duduk bersama dimeja makan. Tiara benar benar lapar karna saat jam istirahat ia sama sekali tidak nafsu makan hanya karna Nuca yang terus berputar dikepalanya. Mamah Nuca mulai bertanya hal hal kecil, mulai mengenai pelajaran disekolah sampai kesibukan Tiara akhir akhir ini.

"Nuca sering aja kan kabarin kamu?" Tanya mamah Nuca disela sela makan mereka

"Iya tante"

"Pas Nuca pergi ke Jakarta bareng kakaknya tuh kaya berat, apa karna gak mau jauh dari kamu?"

Tiara menghentikan makannya, ia kembali teringat pertengkarangannya dengan Nuca beberapa hari lalu dan keputusannya untuk break. Belum lagi perkataan Ziva membuatnya semakin takut Nuca benar benar pergi dari dirinya.

CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang