Sudah seminggu sejak malam itu, mereka menjadi seperti orang yang tak saling mengenal. Kali ini Nuca lah yang menghindari Tiara.
Nuca terlihat lebih diam dari biasanya, ia lebih suka keperpustakaan atau kemushollah hanya sekedar untuk menyendiri, bahkan Richart yang selalu didekatnya pun hanya bisa mengobrol sekedarnya dengan Nuca.
Tiara berjalan masuk melewati bangku Nuca. Tatapan senduh Tiara tak bisa ia sembunyikan saat Nuca terlihat tak baik.
Tiara terus memandangi Nuca yang seakan tak memiliki semangat seperti sebelumnya.
"Ra" panggil Ziva pelan
"Ini udah gak baik Ra"
"Aku harus apa Va, sedangkan kemarin aku mau ajak dia ngobrol aja dia hindari aku"
Tiara tidak fokus pada pelajaran hari ini, pandangannya terus tertuju pada Nuca yang terus menunduk.
Bel istirahat pun berbunyi, Nuca menolak ajakan Richart untuk kekantin bersamanya. Nuca berjalan lebih dulu keluar dari kelas. Tiara berjalan berusaha mengejar Nuca namun langkahnya terhenti ketika Keisya berusaha mengajak Nuca bicara.
"Gian kamu kenapa sih?" Tiara masih bisa mendengar pertanyaan Keisya
Nuca hanya menjawabnya dengan senyuman tipis dan melepaskan tangan Keisya dari lengannya.
Ia kembali melangkah menuju perpustakaan, bukan untuk belajar tapi Nuca berusaha untuk tidur disana dan itulah setiap hari Tiara liat entah diperpustakaan ataupun dimushollah setelah sholat Nuca pasti tertidur dan bukan langsung pulang.
Tiara menarik kursi kedekat Nuca. Hatinya tak tega membangunkan Nuca yang terlihat begitu tenang.
"Nuc" ucap Tiara pelan
Nuca perlahan membuka matanya.
"Kamu kenapa?"
Nuca lagi lagi hanya membalas pertanyaan yang selalu sama dengan sebuah senyuman tipis.
"Jawab aku Nuc, jangan buat aku merasa bersalah gini"
Tangan Nuca terulur membetulkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Tiara.
"Aku gak papa"
Nuca kembali membaringkan kepalanya diatas meja dan mulai memejamkan matanya.
"Aku harus apa biar kamu kembali jadi Nuca yang aku kenal"
"Aku gak perlu apa apa Ti" Nuca tak ingin berlama lama ia kembali berusaha tertidur
"Jangan siksa aku dengan sikap kamu yang kaya gini Nuca"
Mata Nuca kembali terbuka saat suara tangis Tiara terdengar ditelinganya. Nuca sadar selain ia sangat menyukai senyumam Tiara, ada hal yang ternyata ia benci yaitu membuat Tiara menangis.
"Maaf" hanya kalimat itu yang terus keluar
"Aku harus apa Nuc bilang jangan kaya gini"
"Jangan nangis"
Tiara malah semakin menangis
"Kamu pengen sendiri kan, aku juga"
.....
Tiara sedang berada didepan rumah Nuca, ia rela menemui Nuca hanya untuk membuat Nuca kembali.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Tiara tau orang didepannya ini adalah mamah Nuca
"Maaf tante saya.."
"Ka Titi" Nio berlari kepelukan Tiara.
![](https://img.wattpad.com/cover/216351636-288-k894981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossroad
FanfictionHidup ini bukan cuma ada aku dan kamu, jangan menangkan ego kamu dan membuat aku harus memilih. Kita sekarang ada dipersimpangan jalan, aku ingin bersama mu memilih jalan yang sama tapi kamu memilih jalan yang lain tempat dimana aku tidak bisa disan...