Bagian 17

1.3K 154 39
                                    

Suara alunan musik terdengar memenuhi area panggung, sahut sahutan nyanyian terdengar mengiringi acara itu. Malam cukup indah, bintang bintang tak ditutupi awan begitu pun dengan bulan yang memberikan sinarnya ikut menyaksikan Nuca dan bandnya tampil.

Tiara dibawah panggung tengah menikmati penampilan kekasihnya bersama Ainun dan Keisya. Senyum terus mengembang melihat Nuca yang penuh kharisma memetikkan gitarnya.

"Gian" teriak beberapa gadis didekat Tiara

Rasanya ia ingin sekali melepas kaos kakinya lalu menyumpal mulut gadis gadis yang berani meneriaki nama kekasihnya.

Suara riuh tepuk tangan terdengar begitu ramai ketika Nuca, Ziva dan Richard menyelesaikan penampilan mereka dengan sangat baik. Mereka bertiga menunduk memberi hormat kepada juri sebelum menuruni panggung.

Tiara dan Ainun berusaha melewati kerumunan penonton untuk pergi kebelakang panggung. Arena panggung dipenuhi para siswa yang ingin menonton perwakilan sekolah mereka atau ada yang hanya sekedar mencari hiburan ditengah kesibukan sekolah.

Mata Tiara terus mencari keberadaan Nuca namun yang ia lihat hanya Ziva dan Richard yang berbicara dengan kru.

"Va..." belum sempat Tiara bertanya ponselnya berbunyi

Nama Nuca lah yang muncul dilayar ponselnya.

"Ti kamu masih di sana?"

"Kamu dimana?"

"Aku ngantar Keisya pulang, kamu mau nunggu aku?"

Tiara diam, hatinya sakit tapi Keisya adalah sahabatnya dan senang membutuhkan Nuca.

"Gak usah kamu temanin Keisya aja dulu aku pulang bareng anak anak"

"Yaudah kamu hati hati ya"

"Iya titip Keisya ya"

Ketiga temannya langsung menatap Tiara dengan penuh tanya. Siapa yang tidak sakit ketika kekasihnya pergi dan bukan dengannya? Tapi Tiara malah menampilkan senyuman manis miliknya, mempertegas bahwa ia tidak apa apa.

Terlihat Ziva mengehela nafas berat tanpa mau bertanya lagi. Ia paham betul apa yang Tiara rasakan tapi Keisya tak sepenuhnya salah. Keisya bahkan sudah meminta izin lebih dulu pada Tiara jika ia saat ini benar benar membutuhkan Nuca.

"Mau makan siomay gak dekat sini?" Ajak Ainun

Semua masih diam, Ainun hanya ingin mengembalikan suasana seperti tadi.

"Yok ahh laper nih" sahur Richard sambil memasang wajah memelas

"Kuy lah" Ziva menggandeng tangan Tiara untuk keluar dari tempat itu.

Jalan raya masih ramai, kendaraan masih terus silih berganti melewati mereka di trotoar jalan.

"Bang siomaynya 5 ya"

"Kok 5 Nun kan kita beempat, kenapa kamu bisa masuk ipa sih ngitung aja masih salah" kesal Ziva

"Lah katanya bang Richard lapar ya aku pesanin 2 biar abangnya gak kerepotan buat bikin tambahannya"

"Huuuh bisa aja lu jual nama gua yang ada lu yang makan nun kita kan 11 12"

Mereka semua tertawa melihat wajah Ainun yang terkena jitakan dikeningnya oleh Richard.

Tiara sedikit melupakan perasaan sakitnya ia menghabiskan malamnya tanpa Nuca walaupun ia sangat ingin ada Nuca saat ini bersamanya. Secara bergantian Ainun dan Richard memuat cerita lucu untuk membuat Tiara tertawa lepas.

Sedangkan Nuca sedari tadi gelisah menanti Tiara membalas chatnya. Ia tak begitu menikmati acara tv bersama Keisya pikirannya terus tertuju pada Tiara yang entah sedang apa?

CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang