Bagian yang paling sakit adalah ketika terlalu berharap dengan apa yang sebenarnya tidak memberikan harapan sedikit pun. Ketika dihadapkan pada pilihan mencintai dan dicintai, orang akan lebih banyak memilih dicintai agar nanti tidak merasakan sakit, tapi mencintai adalah pilihan yang membahagiakan. Merasakan sesuatu yang kadang sering melampaui batas, perasaan yang tidak bisa diartikan dan degup jantung yang tidak terkendali walaupun entah bagaimana akhirnya nanti.
Mencintai menjadi hal yang melelahkan karna hanya terus berharap tanpa tau kepastian atau menyakiti diri sendiri karna cinta.
Tiara tersenyum kecil melihat Nuca yang turun dari bus. Mencintai adalah pilihannya saat ini, ia tau Nuca menyukai orang lain tapi biarlah ia merasakan perasaan ini walau akhirnya bukan untuknya nanti.
Nuca tersenyum melihat Tiara yang berhenti didepan gerbang. Ia sedikit berlari menghampiri Nuca. Raga dan hati Tiara sudah dimiliki Nuca seutuhnya biarlah ruang dan waktu nanti yang akan menempatkannya pada luka atau kebahagian.
"Kamu telat 5 menit Nuc" ucap Tiara
Nuca tersenyum kecil, Tiara benar ia terlambat tapi bagaimana Tiara tau ia terlambat?
"Gak lagi Ti"
Mereka berjalan bersama menuju ruang kelas sampai Nuca lebih dulu berpamitan.
"Aku kemushollah dulu"
Tiara melihat Nuca yang berlari ketengah lapangan meninggalkan dirinya sendiri. Tiara tidak benar benar pergi kekelas, ia mengikuti Nuca dengan jarak yang cukup jauh.
"Aku tau akhirnya ini bakal nyakitin, tapi aku biarkan diriku jatuh kepeluk mu menjadi perempuan dalam pelukan mu walaupun hanya aku yang terlalu berharap"
Nuca berdoa dengan khusyu.
"Bolehkah aku ada didalam doa mu Nuc"
.....
Ziva menghentikan langkahnya bersama Tiara, Ziva menoleh kearah Tiara yang kebingungan dengan sikap Ziva.
Tiara melihat kearah pandangan Ziva. Hancur dan tambah hancur harapan Tiara ada didalam doa Nuca. Melihat Nuca yang tersenyum dan bercanda dengan Keisya. Sebuah bungkusan berwarna biru laut tengah dipegang Keisya.
Tiara hanya menunduk dan tersenyum dipaksakan dengan berat hati mereka melewati Nuca dan Keisya.
"Hai Ra" sapa Keisya
"Hai"
"Gimana kakinya?kamu udah gak papa kan?"
"Udah gak, udah seminggu juga"
"Ra maaf buat hari itu ya"
Tiara tersenyum
"Bukan salah kamu Kei, aku duluan ya"
Tiara melepaskan senyum palsunya, hatinya terasa berat berlama lama berdiri disana.
"Gak papa Ra?"
"Gak papa Va, aku mungkin harus mulai buka hati juga buat orang lain"
Nasi goreng didepannya hanya Tiara aduk aduk tanpa ia makan, entah kemana ia berpetualangan dalam lamunannya. Ziva menghentikan makannya lalu memegang tangan Tiara.
"Udah ra, kenapa jadi gini sih?"
"Aku gak pernah sesuka ini sama orang"
"Apa aku harus bilang ke Nuca?"
"Jangan Va, aku suka gini kok tapi aku belum bisa aja kendalikan diri"
"Kalau ini terlalu nyakitin aku minta kamu berhenti Ra"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossroad
FanfictionHidup ini bukan cuma ada aku dan kamu, jangan menangkan ego kamu dan membuat aku harus memilih. Kita sekarang ada dipersimpangan jalan, aku ingin bersama mu memilih jalan yang sama tapi kamu memilih jalan yang lain tempat dimana aku tidak bisa disan...