Senin menjadi hari yang melelahkan setelah berlibur seharian dirumah. Hari dimana rasanya ingin kembali menarik selimut, sekedaf bermalas malasan dengan bantal dan guling atau mengukur panjang dan lebar kasur siapa tau menyusut.
Tiara pun berusaha mencari moodbosternya disekolah dan benar dia sudah ada di mushollah masjid bersama Abdul. Senyum Tiara mengembang begitu saja melihat rambut Nuca yang masih basah, dia tau itu pasti karna air wudhu. Nuca memang menjadi laki laki idaman seluruh siswa perempuan disekolahnya walaupun Nuca sedikit tidak peka atau bisa dikatakan lambat dalam masalah hati.
"Liat apa sih sampai senyum senyum gitu" Keisya merangkul Tiara yang terdiam menatap Nuca dari jarak jauh
"Gak...gak liat siapa siapa" gugup Tiara
Tiara melepaskan tangan Keisya dari bahunya dan berjalan meninggalkan Keisya.
"Belum ada perkembangan?"
"Udah" jawab Tiara malu malu
"Oh iya, apaan?"
"Sabtu aku pulang bareng terus dia pinjamin hoodienya"
Entah kenapa Keisya tiba tiba merasakan sesak didadanya. Hal yang sama dulu pernah Nuca pun lakukan padanya bahkan hoodie Nuca masih padanya.
"Bagus dong"
"Terus dia pasangin topinya terus dia ikat hoodienya kenceng sampai aku gk bisa noleh" lanjut Tiara bersemangat
Keisya bingung dengan dirinya kenapa perasaanya jadi tidak bisa dikendalikan. Ia merasa sakit mendengar kebahagian Tiara dan Nuca. Senyum yg ia berikan pun seakan dipaksakan.
"Gak boleh gini Kei, Tiara sama Nuca juga harus bahagia"
.....
Ziva tengah memperhatikan sahabatnya membongkar tas entah mencari apa?
"Ketemu gak?"
"Gak ada" ucap Tiara sambil mengerucutkan bibirnya
Ziva menyodorkan topinya untuk Tiara. Cukup keterlaluan jika Tiara mengambil topi Ziva dan membuat sahabatnya sendiri dihukum.
"Aku gak papa dihukum sekali kali aja kok" ucap Tiara
"Kamu tuh sering banget keluapaan barang Ra"
Ziva masih bersikeras memberikan topinya untuk Tiara pakai upacara, sampai sesuatu terasa mengenai ramput atas Tiara.
"Pakai ini" Nuca pergi begitu saja
Ziva dan Tiara terdiam melihat kepergian Nuca dari ruang kelas yang kembali diisi mereka berdua. Ziva menatap topi dikepala Tiara, masih ada laki laki seperti Nuca di dunia ini.
Ziva dan Tiara ikut mengambil barisan bersama teman sekelas mereka. Tiara mencari keberadaan Nuca dan hatinya terasa lega melihat Nuca berada dibarisan depan dengan topi dikepalanya, setidaknya dia tidak membuat Nuca terkena hukuman lagi.
Tiara masih memandang Nuca yang berada jauh didepannya, fokusnya teralih ia tidak lagi mendengarkan pembina upacara memberi ceramah tapi matanya tertuju pada punggung Nuca dan bibirnya melengkung dengan indah.
"Jadi ini rasanya ngeliat kamu dari belakang Nuc, sama kaya apa yang kamu sering lakuin ke aku" ucap Tiara dalam hati.
......
Ziva kembali masuk kekelas bersama Nuca dan Richart setelah selesai latihan.
"Nanti bawain berapa lagu?"
"Satu aja yg kemaren Ra"
"Tapi tadi aku denger ada lagu lain"
"Itu lagu yg Nuca bakal bawain di ultah sekolah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossroad
FanfictionHidup ini bukan cuma ada aku dan kamu, jangan menangkan ego kamu dan membuat aku harus memilih. Kita sekarang ada dipersimpangan jalan, aku ingin bersama mu memilih jalan yang sama tapi kamu memilih jalan yang lain tempat dimana aku tidak bisa disan...