Bagian 14

1.5K 117 14
                                    

Bus pagi berjalan sesuai rutenya, cahaya matahari yang masih malu malu keluar menghangatkan bumi namun senyum hangat Nuca lebih dulu hadir. Ia menatap cincin dijari manisnya, cincin yang kini juga ada dijari Tiara.

Senyumnya tudak bisa ia hentikan ketika mengingat betapa berapa beraninya meminta Tiara pada orang tua Tiara.

Flashback on

Nuca sudah dua kali mengitari halaman kecil didepan rumah Tiara. Ia masih takut mengetuk pintu rumah Tiara.

"Halo, assalamualaikum om bisa gak kita ketemu diluar" Nuca mematikan panggilannya tanpa menunggu jawaban papah Tiara

Tidak berapa lama papah Tiara membuka pintu, ia kaget melihat Nuca yang sama kagetnya dengannya.

"Nuc?" Papah Tiara melototkan matanya masih kaget

"Om Nuca mau bicara tapi gk disini"

Papah Tiara mengikuti langkah Nuca yang berjalan keluar gerbang. Ia hanya melihat Nuca yang terus menggaruk tengkuknya.

"Om, sebenernya Nuca..." Nuca mengeluarkan kotak cincin dari balik kantung hoodienya

"Apa apaan ini Nuc, Om sudah menikah" teriak papah Nuca

"Om ssstttt astaga bukan buat Om"

"Jadi?"

"Dengerin saya dulu om, saya gak mau pacaran tapi saya juga gak bisa ngelepas Tiara. Saya ingin serius melamar Tiara Om"

Papah Tiara terdiam, ia memperhatikan Nuca dengan sangat serius. Ia memang baru mengenal Nuca beberapa bulan belakangan ini, tapi ia tau Nuca laki laki yang baik dan bisa dipercaya. Papah Tiara menghela nafas nepuk pelan pundak Nuca.

"Om harus bicarakan dulu ini sama orang tua kamu"

"Iyaa Om Nuca paham"

Tiara adalah anak gadis satu satunya, miliknya milik seorang ayah. Dia lah yang selama ini bertanggung jawab pada anaknya, menyerahkan kepercayaan pada orang lain bukan hal yang mudah apalagi melepas anaknya untuk bersama orang lain.

Flashback off

Nuca melangkah menjahui halte menuju gerbang sekolah. Ia tersenyum tipis melihat mobil Tiara berhenti didepan gerbang sekolah. Tiara berpamitan pada papahnya dan mulai berjalan kegerbang sekolah, Nuca hanya diam dan tersenyum memperhatikan Tiara dari jauh. Hatinya bahagia hanya melihat Tiara berjalan didepannya.

Hampir satu sekolah pun tidak ada yang tau betapa ia sangat menyayangi Tiara Andriani. Gadis yang tengah berjalan didepannya dengan bandana kain berwarna merah muda yang begitu manis dengan rambut panjang hitam Tiara.

Nuca terus menatap gadisnya masuk kedalam kelas sampai gadisnya tak terlihat lagi. Ia hanya memastikan Tiara dari jauh.

"Aku mau pergi ketemu Tuhan dulu mau bilang makasih udah ciptakan kamu dihidup ku" monolog Nuca

.....

"Tumben pagi Va" Tiara sibuk mengatur buku bukunya setelah sampai ditempat duduknya

Tiara sedikit acuh dengan pandangan tajam dari Ziva yang masih kesal padanya.

"Semalam cerita kamu keputus Ra, apa yang udah terjadi?"

Tiara berbalik dan tersenyum jahil pada Ziva.

"Kamu diapain Nuca sampai sampai kamu nangis gitu semalam, kamu tuh cuma bilang 'aku gak nyangka Va Nuca begitu' " kesal Ziva

Tiara tak langsung menjawab, ia menunjukkan cincin dijari manisnya dengan bangga.

CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang