Bagian 5

1.1K 92 7
                                    

Lapangan sekolah menjadi riuh karna Nuca yang tengah berlari menggiring bola kearah gawang. Sebenarnya ini jam olahraga XIPA tapi para siswi lain terlihat disekeliling lapangan meneriaki nama Nuca.

"Gila yah Gian populer banget"

"Gimana gak populer, orang baik, rajin, sopan, sholeh, gantengnya dia bonus dari sikapnya dia" tambah Ainun dan di setujui Ziva dan Tiara

"Aku mau kekantin ada yg mau nitip gak?"

"Ya ampun Nun udah habis berapa gorengan?"

"Maklum lapar"

"Yaudah sana"

Tiara tetap fokus menyaksikan aksi Nuca, sudah dia patenkan wajah Nuca yang berkeringat adalah favoritnya. Ia tersenyum kecil melihat Nuca yang merayakan golnya.

"Cieee liatin Gian sambil senyum senyum"

"Nuca nya lucu"

"Nuca siapa sih ra?"

"Giannuca, Ziva"

"Semua orang manggil Gian Tiara"

"Panggilan sayang" ucap Tiara menahan senyumnya

Ziva seketika terdiam mencerna sepenggal kata yang Tiara ucapkan. Ziva sampai menepuk nepuk pipinya untuk bangun dari mimpinya.

"Ra ini mimpikan?"

"Apa sih, ya nyata lah Ziva"

"Sejak kapan?"

"Apanya?"

"Sumpah ya ngeselin untuk cantik"

"Hahah maaf va, sebenarnya aku kenal Nuca dari hari pertama MOS"

Tiara akhirnya menceritakan detail pertemuannya dengan Nuca, dari mulai Nuca yang terkena hukuman sampai Nuca yang menyelamatkannya ditengah malam dalam guyuran hujan.

"Pantes anak itu nekat masuk hutan" ucap Ziva masih tak percaya

"Kemarin aku ngasih nomer kamu ra biar kamu bisa temani dia cari CD bekas ternyata kalian udah duluan dekat, cieee ada yang mau jalan bedua nih ntar sore"

"Makaciih ya jipaa" Tiara memeluk Ziva disampingnya.

.....

Pelajaran kembali berlanjut diruang kelas, semua siswa sudah duduk mendengarkan sang guru menjelaskan tentang awal mula pembentukan atom. Ziva beberapa kali menguap disamping Tiara, begitu juga Ainun yang sudah meletakkan kepalanya di meja dan mulai memasuki alam mimpi.

Hari ini Nuca sama sekali tidak menyapa Tiara, setidaknya membahas tentang rencana mereka. Tiara mengerti sikap Nuca yang kadang terlihat cuek seperti ini.

Mata Tiara sesekali melirik ke bangku Nuca namun tidak ada pergerakan dari Nuca, dia hanya fokus mendengarkan gurunya menjelaskan.

"Jangan terlalu ditatap ra"

"Aku kok suka lepas kendali ya va kalau dekat sama dia"

"Contohnya?"

"Aku tuh kaya seneng poooll kalau dekat sama dia"

"Awas loh ra terlalu baper"

"Kalian berdua, siapa suruh ngobrol dikelas saya" seketika Tiara dan Ziva susah menelan liurnya sendiri

"Keluar dan lari keliling lapangan"

Tiara dan Ziva bukan merasa sedih atau marah tapi mereka malah bahagia. Matahari hampir sampai puncaknya tapi itu bukan penghalang bagi mereka. Ziva dan Tiara malah bertaruh siapa yang akan menyelesaikan hukuman itu lebih dulu. Sesekali Ziva yang tertinggal menarik baju Tiara sambil mereka tertawa bersama.

CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang