Part 27 ( A Disclousure )

1.1K 26 0
                                    

***

Duar!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Duar!!!

Brak!!!

Letta mendobrak pintu kayu yang sudah mulai rapuh, begitu masuk ruangan, tatapannya sontak terfokus pada anak kecil yang tergeletak dengan darah segar mengalir di sekujur tubuhnya, Letta berlari dan memangku Jordan di lengan kanannya, tangis tak bisa tertahan, namun bukan itu yang utama saat ini, Letta dengan cepat membawa Jordan menuju rumah sakit, hantaman keras pada hatinya membuat Letta tidak bisa berkata apapun yang kini prioritasnya adalah keselamatan Jordan.

Letta membawa Jordan dengan kecepatan mobil yang sangat tinggi, air matanya setia meneteskan cairan putih, hatinya bergetar melihat Jordan dilumuri darah, dadanya terasa sesak.

Marvin, hanya terdiam melihat Letta yang begitu histeris, sampai akhirnya dia mengikuti Letta dengan mobilnya, Marvin merasakan apa yang Letta rasakan entah apa yang terjadi, namun Marvin merasakan ada rasa sakit di dadanya.

"Dokter, cepat tangani anak saya selamatkan dia bagaimanpun caranya!" teriak Letta dengan sangat keras, mengingat emosi yang kini berbaur dengan rasa cemas dihatinya.

Dokter dan suster membawa Jordan ke ruangan gawat darurat, dokter pun prihatin melihat keadaan Jordan, mengingat Jordan baru berumur 6 tahun sudah mengalami hal ini, Letta dengan setia menunggu Jordan ditangani dokter, masih setia dengan tangis dan getaran dalam tubuhnya, namun seketika berubah ketika melihat Marvin.

Plak!!!

"Dimana hati lo? tega ya lo bunuh anak kecil yang masih berumur 6th, lo ga mikir Marvin? dia masih anak kecil, dia masih ingin waktu bermain, dia masih ingin hidup di dunia ini, dia punya mimpi , dia punya keinginan, setega itu lo hancurin dia? dia ga salah" murka Letta, Marvin hanya diam disaat tubuhnya sudah menjadi sasaran Letta, "Lo tau Jordan siapa? Jordan itu anak lo, anak lo !!!" teriak Letta, ditengah tangisnya yang makin histeris.

Marvin terdiam mencerna pernyataan Letta yang baru saja dia dengar, setelah sadar Marvin terisak, cairan putih lolos dari mata elangnya, badannya bergetar, Marvin mengusap wajahnya dengan kasar, dia terduduk, wajahnya terlihat sangat gusar, ada rasa penyesalan yang dalam pada diri Marvin, rahang nya mengeras, gigi nya menggertak, matanya kini memerah, dengan cepat Marvin bersimpuh didepan Letta, memegang tangan Letta, memeluk kaki Letta dengan sangat erat, tidak ada rasa malu sedikitpun yang kini Marvin rasakan hanya penyesalan.

"Gue gatau kalo Jordan anak gue, gue gatau itu ta, gue mohon maafin gue, gue nyesel banget ta hukum gue pukul gue kalo lo mau, tapi jangan larang gue buat ketemu Jordan setelah kejadian ini, gue janji ta gue gaakan bilang kalo gue ayah Jordan, gue cuman mau ada disisi Jordan, gue pikir banyak kesalahpahaman diantara kita, asal lo tau gue sayang sama lo dari sejak SMA tapi gue takut buat ungkapin ini gue takut karena gue tau lo benci banget sama gue, ta mungkin sekarang gue gapantes jadi ayah, tapi gue mohon jangan pisahin gue sama jordan, dia darah daging gue ta gue mohon sama lo" mohon Marvinn, bersimpuh didepan Letta, ditengah Isak tangisnya.

"Dokter bagaimana keadaan anak saya?"

"Anak ibu kehilangan banyak darah, untuk itu perlu donor darah , tetapi stok darah di rumah sakit sedang tidak ada, apa disini ada yang bergolongan darah O ?" jelas dokter dengan gelisah.

"Dok, rumah sakit sebesar ini sampai kehabisan stok darah?!!!" teriak Marvin, tangannya menarik kerah baju yang dikenakan oleh dokter, "Marvin jaga sikap lo" ucap Letta mengingatkan.

"Dok, masa sih Rumah sakit sebesar ini tidak ada satupun stok da.." belum sempat Letta menyelesaikan kalimatnya Marvin sudah lebih cepat bertindak dan memotong pembicaraan Letta, "Dok, golongan darah saya O, cepat ambil darah saya sebanyak banyaknya dan berikan kepada anak saya, tolong jangan lambat dok, saya mohon selamatkan anak saya" ucap Marvin lemah.

Letta kagum melihat Marvin sebegitu peduli pada Jordan, kali pertama Letta melihat Jordan menangis dengan kekhawatirannya, bahkan tubuhnya sampai bergetar.

***

Jangan lupa Vote 😉

MERRIED TO LEADER MAFIA ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang