Part 37 ( A mafia sadness )

819 22 0
                                    

***
Jordan Amorta Eleanor A.

***"Dengar tidak ada seorangpun yang berani melukai Letta, karena Letta sudah menjadi wanitaku, aku seorang ketua Mafia kalian akan tau akibatnya jika berani melukai Letta, terutama dia seorang pengkhianat yang mengatasnamakan seorang teman, wanit...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
"Dengar tidak ada seorangpun yang berani melukai Letta, karena Letta sudah menjadi wanitaku, aku seorang ketua Mafia kalian akan tau akibatnya jika berani melukai Letta, terutama dia seorang pengkhianat yang mengatasnamakan seorang teman, wanita sekalipun jika menganggu Letta, aku akan menguliti hidup hidup, aku akan mengupas kulitnya hidup hidup" jelas Marvin dengan santainya, meneguk soda yang ada di genggamannya.

"Kau lelah bersandiwara ? sehingga kau memperlihatkan sifat aslimu?" sinis Bill.

"Kau seorang anggota CIA seharusnya kau tau kehidupan mafia, aku tidak kejam tetapi aku juga tidak baik, tergantung bagaimana kau memperlakukanku, dunia mafia sangat menyedihkan, ketika kamu tidak bisa mempelajarinya maka kamu tidak akan pernah bisa hidup" sinis Marvin, sejak awal Marvin memang sudah tidak menyukai Bill dengan sifat dingin dan saat dia berbicara seolah olah sedang menantangnya.

Marvin sebenarnya sudah membangun antoniocorp dan perusahaannya berkembang pesat hanya dalam beberapa tahun, ia menguasai perusahaan penerbangan dunia, perhotelan, dan furniture.

Seorang Marvin bisa saja membalaskan dendamnya tanpa bersekutu dengan Agen CIA, tetapi tujuannya hidup bukan hanya untuk membalaskan dendam bunda dan adiknya, tetapi saat ia mengetahui jika Raymond seorang penguasa wilayah Inggris, Marvin tau nyawa Letta bisa saja hilang dalam hitungan detik.

"Aku akan pergi menemui Jordan" kata Marvin, kemudian ia pergi meninggalkan semua orang dengan keheranan yang bisa terlihat dari muka mereka.

Letta hanya terdiam, heran, kaget, benci, marah, kini Letta tidak mengerti apapun karena tingkah Marvin yang seketika berubah, lebih tepatnya menunjukan sisi gelap mafia, jelas itu membuat Letta mematung apalagi dirinya baru saja menyaksikan kejahatan Marvin.

"Mengapa suasananya menjadi sangat mengerikan seperti ini?" celetuk Melvin, yang berhasil mendapat tatapan tajam dari Olivia.

"Apa kau terbiasa melihat kekejaman kakakmu?" tanya Olivia, yang kini duduk berhadapan dengan Melvin. "Tidak, kakakku selalu melindungiku, dia tidak pernah mengijinkanku masuk kedalam dunia gelap mafia, menjadi kejam bukanlah keinginannya" jelas Melvin, matanya memerah dan tertunduk.

"Si kampret ini mengapa harus menangis, kami tidak menganggumu" pungkas Jack, terbiasa dengan nada humornya. "Percayalah apapun keputusan Marvin, itu selalu yang terbaik, jadi kumohon jika kalian ingin membalaskan dendam bersama kakakku, percayalah sepenuhnya pada Marvin, dia juga akan melindungi kalian, Raymond bukanlah lelaki yang mudah dikalahkan" jelas Melvin matanya tidak bisa menahan cairan putih, yang kini mulai mengalir di wajah tampannya.

"Beritahu kami tentang kakakmu, kau tidak perlu menangis, kami keluarga percayalah kami akan mendengarkanmu dengan baik" ucap Olivia mencoba menenangkan. "Mengapa aku harus peduli, aku ini sungguh bodoh" batin Olivia.

"Dengarkan aku baik baik, dulu aku hidup bahagia bersama bunda dan adik perempuan kami, tetapi hari itu saat kami kembali , Stanley sedang memegang pistol yang dibaluti dengan darah, yang membuat kami kaget saat melihat lantai penuh darah anggota mafia, dan disitu bunda tergeletak dengan darah disekujur tubuhnya, begitupun dengan adik perempuan kami, kami pikir Stanley lah yang membunuhnya dan kami pun membenci Stanley, setelah kematian bunda kami diperlakukan seperti budak, Marvin dan aku selalu diberi perintah untuk membunuh musuh Stanley, tetapi Marvin selalu melindungiku dan mengambil tugasku membunuh seseorang, meskipun aku adik seorang mafia tetapi aku tidak pernah membunuh, meskipun kemampuan membunuhku sangat baik hal itu hanya untuk melindungiku, bahkan ketika Marvin gagal membunuh musuh Stanley, kami diusir dari mansion mewah Stanley, kami kelaparan dijalanan, kami kehujanan dan kedinginan, hingga akhirnya Stanley memanggil kembali Marvin untuk membunuh musuh Stanley, saat itu Marvin memulai untuk bangkit, dan berusaha keras untuk mengalahkan Stanley, saat ini kekuatannya sudah besar untuk mengalahkan Stanley, bahkan tanpa bantuan kalian dia bisa melakukannya" jelas Melvin, tangan Olivia terulur untuk memeluk Melvin, kini Melvin menangis dalam dekapan Olivia.

"Aku tidak menyangka hidup Marvin semengerikan itu, dan ayahmu sekejam itu aku tebak mukanya pasti seperti babi busuk" umpat Jack.

"Bahkan ketika Marvin gagal membunuh orang, dia pernah nyaris terbunuh, saat pulang aku ingin membantu Marvin tetapi Stanley mengurungnya selama tiga hari di penjara bawah tanah tanpa memberinya makan" timpal Melvin.

"Lalu mengapa dia harus menipu kami dengan kebaikannya, untuk mengajak kami bekerja sama sedangkan dia sudah cukup kuat untuk membalas dendam keluargamu" tanya Letta.

"Awalnya kami akan membalaskan dendam kelaurga kami, tetapi Marvin berbicara jika hidupnya mulai berarti ketika bertemu denganmu Letta, kau tau? alasan dia mencarimu karena dia tau Raymond seorang penguasa wilayah Inggris, dia tidak akan melepaskanmu begitu saja, Marvin ingin melindungi kalian, karena itu aku mohon percayalah pada setiap langkah yang diambil oleh Marvin" ujar Melvin.

"Melvin!!! apa kau mengambil barangku?" teriak Marvin, dengan cepat Melvin menghapus air matanya agar tidak terlihat oleh Marvin, karena Marvin pasti akan memarahinya.

"Aku tidak mengambilnya, kau selalu menuduhku"

"Melvin, kau menangis?" ucap Marvin dengan sedikit penekanan, "Aku tidak menangis".

Plak!!!

"Aku tidak pernah mengajarimu menjadi lelaki cengeng, pergi dan tenangkan dirimu" bentak Marvin, tatapannya jatuh pada Letta yang kini diam menunduk.

"Apakah kalian akan terus menerus duduk disini? pergilah berjaga dan cari informasi mengenai pergerakan Raymond" titah Marvin, Jack dan yang lainnya pergi untuk melaksanakan perintah Marvin.

"Kau istirahatlah, aku akan mengajak Jordan bermain game agar kau tidak terganggu" ucap Marvin, megusap dan mencium puncak kepala Letta.

"Ayah, kenapa kau lama sekali".

"Maafkan aku, ayo kita bermain game" ajak Marvin, menggendong Jordan ke ruang keluarga.

"Ayah, kau sudah berjanji akan mengajariku cara menggunakan pistol, dan kau pun sudah berjanji akan memberiku uang untuk membeli pistol seperti bunda" pinta Jordan dengan aja imutnya.

"Aku sudah berjanji, dan aku pasti menepatinya tapi tidak sekarang, cobalah kau fokus bermain jika kau tidak ingin kalah" ujar Marvin.

Marvin dan Jordan bermain game di ruang keluarga, dengan Jordan yang bersandar di dada bidang Marvin, tak lama mereka bermain game, Jordan tertidur di dekapan Marvin, tepat diatas dada bidang ayahnya.

Duarr!!!

***

Please jangan lupa Vote&Comment 🙏

MERRIED TO LEADER MAFIA ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang