Lebih Dekat

1.4K 145 23
                                        

"seriusan Dy minta nomor hp lo Ra ???"
Tanya keisya seolah tak percaya saat aku menjelaskan kepada mereka tentang obrolan ku di bangku taman sore tadi.

"Iya key, tapi tau ga alasannya apaan?? katanya dia mau kita berempat jadi grup Qasidahan terus grup kita dianamain bikini bottom haha"

"Ih modus" celetuk ziva

"Iya dia juga bilang kalo Minggu depan kita bakalan tampil di gedung seni haha"
Jawab ku dengan perasaan lucu

"Tapi kalo benar gimana Ra?" tanya lyodra dengan polosnya

"Yakali Ly palingan itu cuman modusnya dia doang" jawab ziva ketus

Sementara kami larut dalam obrolan panjang ini, tanda panggilan dari Tuhan untuk menunaikan kewajiban kami pun tiba, aku dan Keisya bergegas untuk mandi dan melaksanakan sholat magrib, ziva berencana untuk menginap karena penasaran dengan cerita tentang ku dan k'nuca, dia dan liodra lalu menyiapkan makan malam untuk kami berempat.

*****

"Karena malam ini saat yang terindah bagi hidupku oh tuhan jangan hilang kan dia dari hidupku selamanya"

Gawaiku berbunyi, sengaja aku ganti nada dering untuk kontak ka'nuca dengan Lagu dari Rossa yang mewakilkan gejolak perasaan ku.

Melihat panggilan darinya aku hanya tersenyum, nurani ku dengan lantang mengatakan bahwa aku jatuh cinta kepada Raja Giannuca Putra.

"Assalamualaikum" salamku saat menjawab tlp darinya

"Wa'alaikum salam" jawabnya syahdu

"Udah mandi??"

"Sudah kak"

"Udah Sholat Magrib"

"Alhamdulillah kak udah juga"

"Ya udah ke depan dong"

"Ke depan ??"

"Iya gue di depan gerbang kos lo sekarang'

Deg, jantungku tak berhenti berdentum-dentum, bingung apa yang harus kuperbuat aku hanya diam dan membeku

"Hallo mutiara hallo, Lo denger ga sih Tiara"

Suara itu kembali memecahkan lamunan ku,

"Iii iya kak aku kedepan"

Aku lari ke kamar keisya dan memberitahu mereka bertiga apa yang terjadi, dan mereka seaakan tak percaya

"Ya udah Ra cepetan ntar keburu di gigit anjing tetangga tu si akang-akang Lo" ucap keisya yang kegirangan.

Aku pun bergegas ke depan pintu gerbang kos dan membukanya, di depan ku kini berdiri seorang lelaki yang tengah tersenyum manis, dan entah kenapa ketampanan nya meningkat pesat dari biasanya maafkan aku yang sedikit berlebihan menyikapi ini.

"Lama amat si"
"Iya kak maaf "
"Ibu kos loe ada?"
"Ibu kos aku baru aja keluar kak"
"Oh, terus Genk bikini bottom loe ada kan di dalem?"

Mendengar dia menanyakan teman-teman ku dengan sebutan itu aku hanya bisa tertawa

"Jangan ketawa"
"Iya kak, maaf" aku kembali memasang wajah yang serius
"Ketawa loe indah, gue takut kalo gue makin suka"

Wajah ku memanas dan jantungku kembali berdentum kencang, perasaan ini jujur sedikit menyiksa

"Panggilin mereka dong gua mau ngomong, bilangin penting"
"Kak Nuca ngga masuk aja dulu ke dalam biar bisa ngobrol di dalam kak"
"Ngga usah cuman bentar doang kok, ada yang mau gue sampein, cuma 1 kalimat aja kok"
"Iya kak, tunggu sebentar"

mendengar perkataanya barusan jujur ada sedikit kecewa, fikirku dia akan singgah untuk bertamu ternyata tidak, aku melangkahkan kakiku menuju kamar keisya dan memanggil mereka bertiga.

"Ih ngapain, emangnya jadi ? dia mau bikin kita jadi grup kasidahan?" Tanya keisya

"Ngga tau key, katanya suruh panggil Lo bertiga juga soalnya dia mau ngomong sesuatu gitu, penting katanya cuman satu kalimat" jelasku kepada ketiga sahabat ku,

"Ih yaudah ayo-ayo kita temuin aja, siapa tau emang penting" seru lyodra yang menyuruh kita untuk segera menghadap kak nuca.
Kami bergegas menemuinya di depan gerbang kos ku

"Ada apa yah Kak?" Tanya ziva
"Gue pinjam teman lu dulu malam ini, ngga lama jam 12 malam nanti dia udah balik insya Allah dengan selamat"

Kami berempat saling menatap dan kaget, aku berusaha memperbaiki perasaan yang tak karuan.

"Boleh kan? Ya boleh lah" tanya pria itu

"Iya kak boleh, boleh banget, bawa aja kak ngga papa" jawab keisaya yang kegirangan melihat sahabatnya yang berbunga-bunga malam itu,

"Ok"
Dia lalu menggenggam tangan ku dan menarik ku lebih dekat dengan nya, dia memakaikan aku jaketnya dan memasangkan helem berwarna pink, sungguh perasaan ini semakin menjadi jadi, aku hanya bisa membatin semoga ini bukan mimpi ku saja.
malam itu aku hanya memakai kaus oblong berwarna putih dan celana kulot kakiku hanya memakai sendal swallow hitam, bahkan aku tak di izinkan untuk masuk mengganti pakaian dengan baju yang layak, bersolek pun tidak.

"Ayo naik"
Serunya sambil menyuruh ku naik ke skuter matic miliknya, namun aku hanya terpaku dan masih tak percaya dengan semua perlakuannya malam ini

"Tiara ooiii" suara keisaya memecahkan lamunanku

"Eh iya kei"

"Buruan naik, tuh di tungguin sama abang-abang"
"Kak tolong jagain teman kita ya, jangan sampai kenapa-kenapa kasian Mak bapak nya jauh di Jember" seru ziva yang tersenyum lebar
"Tenang aja ntar gw bawa pulang ke Jember kalau dianya udah benar-benar siap" tuturnya balik

Akupun naik ke skuter maticnya, kami pun melaju bersama motornya, malam itu entah kemana dia hendak membawa ku pergi, aku hanya mengikuti alur pikirannya saja, karena aku yakin dia bisa menjagaku seperti dia menjaga dirinya"

"Kita di sini aja" ucapnya saay Kita sampai disebuah taman kota, dan dia menyuruh ku duduk di sebuah bangku taman.

dia melihatku dan tersenyum, jemarinya pun seketika berada di bawa daguku, rupanya dia hendak membukakan helm yang dari tadi masih melekat di kepala ku.

"Loe ngga mau nanya kenapa Lo gue bawa pergi Ra?"

Dari pada menanyakan itu aku lebih memilih untuk bertanya dari mana dia tahu alamat kosan ku, tapi dia tak mau menjawabnya dan mengalihkan dengan memberi jawaban sendiri atas pertanyaan yang dia buat

"Kenapa gue bawa loe karna ini penting untuk hati gue"

Aku menelan ludah ku dan mencoba berdamai dengan hatiku, aku berusaha untuk terbiasa pada persaan ini, raja gianucca putra spesiaes macam apa dia yang bisa membuatku uring-uringan seperti ini,

"Mutiara Anugrah Setyandi Putri"
Dia memanggil nama lengkapku dengan lantang

"Iya kak"

"Jangan duduk dengan pria manapun selain gue dan jangan bicara dengan pria manapun selain dengan gue, karna gue ngga suka"
Tengasnya kepadaku

Aku kembali mengingat maksud dari kata-katanya dan siapa yang dia maksud, ternyata selama ini dia memperhatikanku, senyumku mengembang di bibir ku, tak peduli apapun lagi malam ini yang jelas aku bahagia,

"Maksud kak nuca sam??"

"Tuh Lo tau, ternyata otak lelet ini tak selelet yang gue kira" serunya sambil menaruh tangannya di atas kepala ku,

Kemudian dia mengambil tangan ku dan memberiku surat cinta yang pernah aku tuliskan untuknya saat LDK

"Nih gue kembalikan"
"Kakak masih nyimpan ini?
"Iya, Lo ngga tanya kenapa gue kembaliin tu surat Lo"
"Iya kak kenapa?"
"Kerena yang gue mau itu Lo bukan surat Lo"

Mahkota untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang