Jember masi selalu hangat seperti biasanya, tak ada yang berubah sepertinya atau mungkin karna aku yang terlalu rindu. Sudah 2 minggu sejak kepulangan ku tak ada kabar dari k'nuca bahkan WA yang ku kirim kan tak ada balasan, begitu fatalkah kesalahan ku hingga hatinya mengeras untuk memaafkan pun enggan.
Drrrrt drrrrt, aku masih berbaring di kasur ku dan melakukan kebiasaan ku ketika terbuai dengan lamunan namun getar dari pesan di gawaiku menyadarkanku
"Ra kamu di mana? Jadikan ikut? Ini busana kamu udah disiapin loh"
Sms dari popi salah satu sahabat ku di bangku SMA dia menanyakan kepastian ku untuk menjadi peserta JFC yang akan di selenggarakan siang ini, iya JFC atau Jeber Fashion Carnaval adalah sebuah even carnaval busana yang setiap tahunnya disenggarakan di Jember kota kelahiranku, dulu sebelum berkuliah aku adalah salah satu dari sekian banyak peserta yang sering mengikuti ajang tersebut dan sekarang setelah kembali lagi aku kembali di tawarkan untuk menjadi bagian di dalamnya
"Iya pop jadi" bentar lagi aku ke sana kok" setelah membalas pesan dari popy aku meletakan gawaiku sengaja tak kubiarkan berdering, aku lalu mencoba untk mengumpulkan mood ku kembali
Drrr drrrt drttt, gawaiku kembali bergetar usahaku untuk mengumpulkan kembali moodku seakan sirna
"Iya pop kenapa lagi?"
"Asslamualaikum?"
Aku melihat kembali layar ponselku ternyata panggilan itu bukan dari popi melain kan
"Waalaikum salam K'Nuca?"
"iya, baru dua minggu ngga ada kabar udah lupa sama suara aku atau mungkin nomor aku udah dihapus?"
"Ngga kak, serius, soalnya barusan teman aku yang tlp aku ngga sempat liat layar ponsel"
"Iya percaya, lagi di mana?"
"Di rumah, kakak lagi di mana?
"Di Jember"
"Apaan sih"
"SERIUS"
"Hah, kok bisa?"
"Terkadang orang bisa sakit karena disiksa rindu, ya aku ngga mau sakit apalagi harus menunggu hingga dua bulan takutnya akan menggangu mentalku"
Tak ada kata yang mampu untuk keluar dari mulut ku, jika bisa kuibaratkan perasaan ku maka aku adalah bunga matahari yang mekar ketika terpapar sinar sang surya.
Ragu yang sebelumnya meninggi seperti gunung salju kini dia melebur bersama ungkapan rindu yang lelaki ini ucapkan padaku."Mutiara" panggilnya lagi
"Iya"
"Bisa kirim alamat rumah mu? Aku ingin bersila turahmi dengan kedua orang yang sudah luar biasa menjaga mu"
"Iya, nanti aku kirim ka"
Aku kehabisan kata,
Kreek, bunyi pintu kamarku dibukakan oleh ibu
"Nak, ada popi di depan"
"Iya bu, nanti tiara kedepan"
"Kamu kenapa, senyum-senyum dari tadi, hmmm udah di dapat kabar dari nuca?"
"Hehe iya bu" kekeh ku pelan
"Tuh kan ibu bilang apa, kamu haya perlu sabar, yang namanya cinta akan selalu mencari tempatnya yang paling tepat untuk dia huni"
"Iya bu terma kasih"
Begitulah ibuku dia selalu menjadi pemberi saran terbaik untuk ku ketika aku butuh solusi, dua minggu ini dialah tempat aku ceritakan segala yang aku rasakan,
"Ya udah mandi sana ibu kedepan dulu"
"Ibu, sebentar ada tamu yang mau dateng ke sini"
"Siapa?" Tanya ibu ku
"Adaaa, nanti aja ibu liat"
"Hmm ok"
Akupun bergegas untuk mandi dan menuju ke temapat JFC bersama Popi.
aku berada pada defile pertama yaitu defile Archipelago yang mengangkat tema busana nasional dari daerah tertentu secara berkala seperti jawa yang aku peragakan,
waktu berlalu dan pementasan pun selesai aku memilih untuk kembali kerumah dan tak berkumpul dengan teman-teman ku karena ada yang lebih penting untuk kunantikan di rumah******
"Assalamualaikum"
Dari ruang tengah aku dan ibu ku mendengar salam dari seseorang yang sudah pasti kalian tahu,"Waalaikum salam"
Jawab kami, aki kemudian melangkahkan kaki ku kedepan, aku sedikit kewalahan mengatur ritme jantungku yang rasanya mungkin kurang lebih seperti orang yang sedang mengahadapi Ujian Nasional sama-sama meperjuangkan masa depan tapi dengan cara yang berbeda,"Hai"
Sapaku gugup, pria itu tersenyum lebar, aku kemudian menpersilahkannya masuk kedalam ruang tamu dan duduk,"Kak, tunggu sebentar ya, aku panggilan Bapak sama ibu dulu"
"Iya ra" jawabnya yang terlihat tenang dan tak gugup,
entah apa yang harus aku katakan kepada ayah ku, sepanjang langkah kakiku menuju tempat ayahku aku memikirkan kata-kata apa yang harus aku sampaikan, wajar saja karena ayah ku adalah seorang yang cukup keras dalam mendidik anak-anaknya dia tidak ingin anaknya salah dalam bergaul apalagi aku seorang perempuan yang harus sangat berhati-hati dalam bersikap."Bapak"
"Ya" jawab ayah ku yang sedang serius dengan dengan menonton berita di tv
"Didepan ada teman mutiara mau ketemu sama bapak dan ibu"
Kataku dengan rasa gugup
Tanpa bertanya ayah ku langsung beranjak ke ruang tamu, aku lalu memanggil ibuku juga untuk menemani ku"Om tante" ka'nuca berdiri dan menyalami tangan kedua orang tua ku
"Iya, ada apa? Katanya Mutiara kamu ada perlu sama saya dan ibunya kenapa? Ayah menodongnya dengan beberapa pertanyaan
"Iya om tante, perkenalkan saya Nuca, saya kesini dengan tujuan bahwa ingin meminta Izin, sudah setahun ini saya dan Mutiara anak Om dan Tante menjalin hubungan sebagai kekasih, dan saya yang menjaganya saat di jakarta kedatangan saya kesini dengan niat yang serius tidak hanya ingin menjadikan anak om dan tante sebagai pacar tapi sebagai pendamping saya selamanya, saya tahu saat ini mutiara baru masuk semester tiga dan saya pun belum selesai, namun niat saya adalah jika saya sudah selesaikan tugas akhir saya, saya siap untuk menikahi Mutiara anak om dan tante.
Jujur saat itu aku kaget dan tak percaya bagaimana mungkin dia bisa mengatakan itu semua, butiran bening tiba-tiba turun dan membasahi kedua pipiku, ternyata pria yang selama ini aku pikir cuek adalah pria yang paling peka, pria yang kupikir selama ini hanya memikirkan organisasi dan politik ternya punya sisi yang sangat romantis, aku hanya terdiam dan terpaku padanya.
"saya senang kalau kamu serius dengan putri saya, apalagi sampai kamu jaga , setidaknya itu sebuah kelegaan jika benar seperti itu, alhamdulillah kalau benar niat mu jelas dan serius, soal waktu kapan itu terserah kalian.
"Yang jelas sekarang jika benar seperti itu saya percayakan putri saya kepada kamu di jakarta, tolong jaga dia seperti kamu menjaga kedua mata kamu, karna dimanapun kamu selalu ada kedua benda itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota untuk Raja
RomansaPerkenalkan namaku Mutiara Anugrah Setyaandini Putri, aku berasal dari kota Jember Jawa Timur & sekarang aku memutuskan untuk hidup mandiri sebagai mahasiswa dari perguruan tinggi terkece di Jakarta sebagai Mahasiswa fakultas hukum di universitas An...