Penjelasan

1.5K 164 17
                                    

Dua bulan berlalu namun hati masih saja belum tertata dengan baik,
"Mutiara semuanya akan baik-baik saja tanpa dia"aku menarik nafasku dalam-dalam dan meghembuskannya kembali, aku membereskan kamar ku dan bersiap-siap untuk ke kampus dengan kedua sahabat ku.

"Ra Ayo" panggil lyodra

"Iya, ayo"ucap ku

Motor kami kembali melaju menuju almamater tercinta, setibanya di kampus seperti biasa rutinitas kami adalah menuju ke kantin basement untuk sarapan sambil menunggu kuliah jam pertama.

"Mutiara" deg jantung ku berdetak tak beraturan mendengarkan suara yang lebih dari sebulan tak ku dengarkan.

"Ra ayo naik" ucap ziva setelah melihat kak'nuca yang mendekati ku

"Iya" ucapku sambil bergegas pergi namun di cegat oleh kak'nuca dia menarik ku pergi meninggalkan ketiga sahabat ku.

"Kak lepasin aku, kamu mau bawa aku kemana?" Tanyaku namun tak di tanggapi oleh nya, dan masih saja menggenggam jemari ku dengan erat

"Kak' tangan aku sakit kita mau kemana? Aku ada kelas, kak nuca lepasin tangan aku"

Braaaak

Dia menutup pintu ruang BEM dengan kasar kemudian menghempaskan tangan ku.

"Ngomong skarang" aku hanya terdiam, pertama kali selama dengannya aku baru melihat ada kemarahan di matanya

"Ngomong Mutiara" teriak nya pada ku, tak ada suara yang ada hanyalah ketakutan dan tangisan dari ku

"Kenapa? Kenapa kamu nangis? Puas kamu ha puas? Atau belum? Ngomong aku mau denger, aku mau denger kalau kamu menyerah dengan hubungan ini, kamu menyerah hanya karena sebuah hal yang bahkan kamu ngga tau kebenarannya, ayo ngomong, ngomong mutiara"

"Kenapa diam AKU BILANG NGOMONG" dia meneriaki ku kembali di dalam ruangan tersebut dan menghepaskan apapun yang adah di depannya

"Kak aku takut" aku menutup telingaku lalu duduk di sudut ruangan tersebut,bersama air mata ku yang tak mampu untuk aku bendung

"Aku mau pergi dari sini kak tolong" ucap ku memohon

"Kenapa, ra kamu menyerah sama hubungan ini? Kamu mau kita berhenti? Jawab ra?"

"Iya" ucap ku

"Kenapa mutiara kenapa?"

"Kamu tau sendiri jawabannya kak?

"Jawaban apa? Jawaban yang mana, jawaban seperti apa? aku ngga ngerti"

"Kalau kamu sendiri nggak mengerti bagai mana aku kak"

"Ya karna kamu nggak perna ngasih aku kesempatan buat jelasin semuanya ra, kamu terlalu egois, keras kepala, terlalu sombong untuk mendengar penjelasan ku,
Kenapa ?? Kenapa kamu tutup semua akses aku buat hubungin kamu?, nomer aku kamu blokir, sosmed aku semuanya kamu blokir, aku temuin kamu aku di ancam sama teman-teman kamu, iya aku salaaaaaaah semuanya memang salah ku, aku salah karena nggak ngehubungin kamu selama dua minggu, aku salah karena ngga datang untuk liat kamu selama dua minggu, tapi apa hanya itu jadi tolak ukur mu untuk menyerah, hanya segitu kah cinta kamu buat aku mutiara, jawaaaaaab?" Dia tersungkur di hadapan ku kemudian dia menaruh kedua tangannya di wajah ku dan meminta penjelasan ku

"Mutiara apa sudah tak pantas aku memanggil mu dengan kata sayang? Apa ngga boleh ra? Aku Rindu ra beri aku sedikit saja pelukan sebelum kamu benar-benar pergi" ucapnya lirih

"Kamu kenapa diam ra, kamu ngga mau marah sama aku? Atau kamu ngga mau tampar aku? Kalau kamu mau tampar, tampar aja ra ngga papah, atau kalau kamu mau kita sudahi, boleh tapi ngga gini, aku akan anter kamu pulang ke jember dan ngomong sama ayah ibu kamu karna itu janji aku"

"Kalau itu janji kamu, lalu kenapa kak kamu tega hianatin aku, kenapa tega-teganya kamu jalan sama orang lain di depan aku, kenapa kamu ngga ngabarin aku selama dua minggu dan kenapa kamu nggak dateng setiap minggu seperti yang kamu janji ke aku kenapa?" Ucap ku

"Ya karena aku sakit ra... Aku sakit dan hampir mati di rumah sakit selama dua minggu,dan selama itu juga aku ngga megang hp, apa lagi? Putri? Putri yang jadi alasan kamu menyesali hubungan ini?

Asal kamu tau Putri itu sahabat kecil aku yang pindah dari makassar ke fakultas ekonomi kampus ini dan dia juga selokasi kkn sama-sama dengan aku, apa aku salah lagi? Aku salah karena bersilahturahmi dengan sahabat ku sendiri ra haa?
Kamu marah tentang foto di twitter apa salah ra jika sahabat kecil ku ingin mengabadikan momen dengan ku?
Apakah sedikitpun di otak kamu ngga mikir bagaimana perjuangan aku yang rela buat izin di hari itu padahal kondisi aku belum sehat dan demi kamu aku harus pergi ke jakarta cuma buat kasih kamu penjelasan, tapi apa? kamu ngga peduli kan? malah teman-teman kamu ngusir aku bahkan kamu pun demikian ra, kamu tau kenapa aku harus jalan sama putri? Karena dia khawatir sama kondisi aku yang belum sehat mutiara" kamu ngerti kan ra?" Pandangan ku seketika gelap, jantung ku berdetak cepat dan nafas ku terasa sesak dan

buuuf

******

Selang beberapa waktu, aku menemukan tubuh ku terbaring lemas di atas tempat tidur di sebuah ruangan yang tak lain adalah ruang unit kesehatan kampus UAJ.

"Mutiara" suara kak nuca yanh lirih ku dengar samar-samar di sampinggku pandangan ku buram, aku rasakan ada genggaman erat di jemari ku.

"Kak' Nuca" ucap ku dan berusaha untuk duduk

"Maafin aku ra" ucapnya menduk karena menyesali semua ucapannya,

"Kak"

"Iya" ucapnya Aku menariknya
lekat dengan ku, dan memeluk dirinya

"Maafin aku kak, maaf untuk semua salah ku" ucap ku dengan menyesal

Tanpa banyak yang terucap dari mulutnya, dia kemudian mendaratkan sebuah ciuman di bibir ku sebagai pertanda maaf nya pada ku.

******

Aku fikir, aku yang terluka padahal aku salah, nyatanya kau yang lebih menanggung sakit karena ulah ku.
Aku fikir semuanya akan baik saja tanpa mu, namun prakiraan ku salah, Tolong jangan pergi lagi.

Sayang semoga kita bisa mendewasa bersama waktu, segala yang kita awali dari bahagia, sedih, kecewa, melepaskan, kemudian kembali bersama, semuanya tak lain karena cinta yang terlalu antara kau dan aku.

terima kasih karena telah menghadirkan lagi senyum di wajah ku, dan terima kasih juga karena telah mengembalikan mimpi indah ku.

maaf jika cinta ku tak Sedalam laut atau setinggi langit, yang ku tau cinta ku cukup satu yaitu kamu,
maaf jika pernah meragukan mu, bukankah manusiawi jika mencintai harus selalu dibarengi dengan cemburu?

Mahkota untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang