Malam Pisah

1.2K 135 15
                                        

"kenapa harus jauh sampe di suka bumi sih kak?" Tanya ku malam itu ketika kami menghabiskan waktu di kursi taman kota, tempat terfavorit kami berdua

"Bukan aku yang milih sayang, itu udah di tentuin sama pihak kampus, katanya mau dukung kenapa mukanya di tekuk kaya gitu?"

Aku hanya menunduk dan mulai menangis, tak bisa ku pungkiri berpisah dengannya walaupun hanya sebentar itu cukup berat untuk ku.

"Hey kok nangis" dia lalu menyelimuti ku dengan pelukan dan membelai kepala ku, aku masih tak bicara dan hanya tersedu dengan tangisan ku.

"Udah dong sayang, cuma dua bulan kan kita masih bisa videocall, tiap minggu jua aku pasti datang ke jakarta kok, kamu jangan nangis kaya gini, nanti esok aku berangkatnya gimana?, Tadi biasa aja kenapa tiba-tiba nangis si"

ku tarik nafas ku dalam-dalam lalu ku hembuskan kembali, aku berusaha untuk berbicara padanya namun tetap saja bibir ku kaku, butiran bening yang membanjiri kelopak mata ku tak mau berhenti untuk mengalir, kenapa rasanya sesedih ini? Mungkin karena belakangan ini aku hanya tak terbiasa berada jauh darinya, aku takut jika rindu ku akan menyakiti diriku sendiri, dan jujur takut jika ada ketertarikan darinya kepada jiwa cucu Hawa yang lain.

"Sayang kamu ngga mau aku peergi? Ya udah kalo gitu aku batalin aja kkn aku, esok aku batalin, udah ya aku ngga mau liat kamu kaya gini sayang, maafin aku" dia lalu mengecup kening ku, mendengarnya berkata ingin membatalkan KKNnya rasanya sangat egois jika hanya karena aku dia harus menunda cita-citanya untuk selesai dalam waktu tiga tahun setengah. Aku berusaha sekuat ku untuk menahan aliran air mata ku, dan mencoba untuk berbicara.

"Ng...nggak kak' aku cuman belun terbiasa aja ngelapasin kamu kaya gini, a... a... aku takut kalo aku kangen kamu gimana? aku meluk siapa? Aku takut kalo nanti ada ya-"

"Ststsssssttt udah sayang jangan ngomong kaya gitu aku ngga suka kalo kamu ngomong kaya gitu, udah ya? Esok aku batalin aku ngga akan berangkat lagi"

"Ngak kak, Jangan please, aku ngga mau karena aku kamu batalin kkn kamu"

"Aku lebih ngga mau liat kamu nangis kaya gini, aku benci diri aku sendiri kalo liat kamu harus nangis lagi dan lagi karena aku, kkn aku ngga penting ra, yang terpenting itu kamu"

"Kak biarin aku nangis malam ini aja supaya besok aku ihklas biarin kamu pergi, beneran setelah itu aku ngga papa lagi, please aku mohon jangan batalin, demi aku, aku mohon"
Ucap ku sambil memohon padanya

"Iya udah kalo gitu, tapi udah ya nangisnya, aku ngga mau mahkota aku kecantikannya luntur karena terkena air mata, kamu tau apa yang bikin aku berat untuk ninggalin kamu ?" Tanya ka' nuca pada ku aku hanya menggelengkan kepala ku

"Ya karna manja nya kamu ni, manja nya kamu yang bikin aku ngga bisa jauh dari kamu, aku janji sayang setiap minggu aku akan balik ke jakarta buat liat kamu sama ibu"
Ucapnya

"Iya kak, maafin aku, karna udah buat kamu khawatir" ucapku

Dia lalu memandangku dan tersenyum,

"Aku sayang kamu tiara sayang sayang sayang banget" ucapnya sambil memeluk ku

"Aku juga sayang sama kamu Raja Giannuca sayang, sayang sayang sayang banget, kalo bisa aku pengen ucapin ini 50 juta kali sehari buat kamu kak" ucap ku

"Jangan berubah ya ra sampai kapan pun, tetap jadi perempuan yang manis dan manja seperti ini, tetap jadi tiara ku, tiaranya raja giannuca putra"
"kamu juga inget, Jangan begadang, jangan terlalu ke mall, jangan jalan sama orang lain selain ibu atau geng bikini bottom kamu, jangan lupa minum multi vitamin, jangan terlalu cape" ucapnya

"Siap komandan, kita pulang yuk kak"

"Bentar lagi yah, aku masih mau ngabisin malam ini disini sama kamu, sebelum rindu menjadi teman berikutnya"

"Ya udah kalo gitu, kita di sini aja"

Jawabku yang masih berada dalam rangkulan tangannya,

"Doain aku ya sayang, biar kkn aku lancar, skripsi aku juga cepat selesai, biar kamu dan aku bisa jadi kita yag satu"

Aku aminkan ucapannya, semoga yang kita harapkan di aminkan pula oleh semesta.

"Esok ke kampus nggak?" Tanya kak'nuca

"Nggak ah males"

"Kenapa?"

"takut nangis lagi"

"Oooh ya udah kalo gitu, tapi cuman esok ya bolosnya jangan keterusan" ucapnya

"Iya nggak, cuman esok aja janji" jawab ku

Waktu berlalu tak terasa sudah hampir jam 12 malam namun kami masih terpaku dalam pembicaraan yang tak kunjung selesai, entahlah mungkin kami tak siap untuk disapa rindu atau takut untuk berpisah.

"Ra, udah jam 12 ayo pulang, nanti kosanya tutup"

"Iya kak, ayo"

*******

"Kak aku masuk dulu, esok hati-hati di jalan, jangan lupa makan, jangan terlalu cape, jangan lupa telpon aku tiap jam awas jangan sampe lupa, aku sayang sama kamu kak"
Ucap ku berpamitan, setelah kami tiba di depan gerbang kosan ku

"Iya sayang, ya udah masuk sana"

"Iya, kak nuca" aku memanggilnya kembali

"Iya syg apa?" Tanya kak nuca,
tanpa menjawab pertanyaannya aku kemudian mendekatinya dan memeluknya, dia pun demikian balas memelukku.

"Aku masuk ya kak' Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

aku melangkah pelan berusaha agar tak langkah kaki ku terdengar oleh keisya dan lyo, namun sayang mereka telah menunggu di depan pintu kamar ku dengan wajah yang penuh dengan berbagai tanya

"Hmmmm bagoooos anak perawan jam segini baru nyampe kos an, dari mana lo?" Tanya keisya belum sempat aku balas pertanyaanya, lyo menodong ku dengan pertanyaan lain

"Tau ni jalan dari pagi buta balik dengan malam gelap begini, eh Mata lo kenapa bengkak? Di bikin nangis lagi ama kang somay?"

"Udah bawelnya? Esok baru gue jawab, gue ngantuk mau tidur" ucapku berlalu ke dalam kamar

"Enak aja jawab dulu, lo dari mana kenapa mata lo bengkak?" Cegat keisya

"Key esok aja gue cape"

"Sejak kapan tiara tidur jam segini, cerita ngga, kalo lo ngga cerita liat aja tu rumahnya si Nuca gue Bom ni tengah malam" seperti itulah keisya ketika melihat ku sedih, dia selalu menjadi orang pertama yang akan membela ku ketika aku sakit juga orang pertama yang menyeka air mata ku ketika aku menangis, keisya bak malaikat yang Tuhan kirim untuk menjaga ku di kota ini.

"Key jangan sok jago de, mening lo berdua tidur sana dari pada lemak di tubuh lo makin hilang, gue janji esok gue cerita"

"Ok kalo lo ngga mau cerita, biar gue telpon tu si nuca" ucapnya kembali

"Terserah lo berdua terserah, udah sana keluar lo gue ngantuk"

"Hmmmm, orang khawatir bukannya bersyukur malah ngusir, au ah lyo ayo"

Kruk kruk kruk

Terdengar bunyi dari perut salah seorang dari mereka berdua

"Alesan loe bilang aja loe berdua nungguin gue kan buat bikinin lo berdua makanan, aaaah modus, gue mah udah tau taktik lo berdua" ucap ku pada mereka

"Tau aja lo halimah, tapi ngga usah lah gue tau lo pasti mau sendiri, yaudah tidur gi, atau lo mau makan juga biar gue sama lyo buatin lo mi juga ra"

"Ngga gue ngga laper, loe berdua aja yang makan guys, sorry gue ngga bisa bikin buat kalian berdua, gue mau istirahat"

Mahkota untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang