Pulang

1.3K 135 11
                                    

Malam yang berbeda, dengan dia yang sama, dari sini di tempat yang sama pula kembali ku habiskan waktu ku bersamanya, sesorang yang berhasil membuat ku jatuhkan hatiku dan merasakan yaman tanpa ada ragu, lelaki manis berwajah teduh yang berhasil mengalihkan duniaku, dan membuat ku selalu merasa utuh.

Tak terasa kami dapat berjalan sejauh ini selama 1 tahun melewati bahagia hingga bertemu peliknya manusia-manusia bumi yang kadang tak sejalan dengan kami,

"Kak, udah libur semester, besok aku mau pulang ke jember"

"Pulang ? Kok mendadak?"

"Bukan mendadak kak tapi emang baru aku kasih tau aja"

"Kenapa, sengaja?"

"Ya engga, maksud aku, kan kamunya juga sibuk kak" jawabku

"Ok, berapa lama di sana?"

"Du.. dua bulan kak"

k'nuca menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembusnya dengan kasar

"Kamu mau pulang selama dua bulan dan baru kasih tau aku beberapa jam sebelum berangkat? Sebenernya aku ini siapa sih ra buat kamu?"

"Kamu kok nanya gitu sih kak, aku bilang satu mingu sebelum berangkat dan satu malam sebelum berangkat juga sama aja kak, intinya ya berangkat juga kan kak?, Kamu juga selama ini sibuk sama organisasi kamu, aku ngga pernah kok mempermasalahkan itu, aku ngga ngasih tau juga karna aku pikir kamu sibuk"

"Ra sesibuk-sibuknya aku, aku selalu berusaha untuk nyempetin waktu buat kamu, trus handphone kamu buat apa? Buat pajangan? kamu kan bisa ngasih tahu,hah terserah kamu lah"

"Ya ampun kak masalah ini doang, kenapa sih harus di perdebatkan kaya gini"

"Ayo pulang" kata ka nuca dan Tanpa panjang lebar dia bejalan menuju parkiran untuk memgambil motornya dan kamipun kembali,
selama perjalanan tak ada sepatah katapun yang kluar dari mulut kami hingga kamai sampai di depan gerbang kosan ku.

"Aku masuk dulu" pamitku seperti biasa, namun kali ini tak sama seperti biasanya tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, dia langsung menjalankan motornya dan pergi begitu saja, aku pun masuk dan menuju kamar dan membaringkan tubuhku di kasur, aku menarik nafas dan berusaha mencerna kembali kerangka cerita yang hancur saat pertemuan kami tadi.

Kreeek. Keisya membuka pintu kamarku pelan.

"Ra"
"Hmmm"
"Tiara"
Aku hanya menoleh sebentar padanya dan kembali memalingkan wajahku ke atas plafon kamar ku

"Mutiara"
"Kenapa sih lo kei"
"Lo sakit mulut?"
"Terserah"
"Gue mau curhat ra"
"Simpen dulu key, malam ini gue ngga bisa jadi pendengar yang baik, nanti aja besok di pesawaat"

"Tapi gue maunya sekarang ra, gue butuh solusi lu"

'kenapa sih orang selalu mempermasalahkan waktu, jika tujuannya itu sama?"

Mendengar perkataan ku keisya lalu beranjak pergi dari kamarku tanpa mengluarkan sepatah katapun, aku menyadari perkataanku langsung berlari untuk menemui keisya, sampai di kamarnya, aku mendapatinya duduk di sedut ranjang dengan butiran bening yang membanjiri wajah cantiknya

"Kei, maafin gue,
kei lo kenapa?,
maafin gue,
maaf, gue salah harusnya gue ngga ngomong kaya tadi, maafin gue" aku lalu memeluknya dan berusaha menenangkan dia

"Raaaaa, gue harus gimana?"pertanyaa yang membuat tangisannya semakin pecah

"Ya udah nangis dulu kei, tenangin diri lo baru cerita"

Mahkota untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang