Happy Reading
Jangan lupa vomentnya.Ig : khinaaaaaaa
°•°•°
Rencananya Leon, Billy, dan Satya ingin datang ke sekolah setelah upacara bendera dilaksanakan. Kalian tahu semua hari yang paling dibenci oleh siswa-siswi. Hari senin, melaksanakan upacara bendera, otomatis mereka harus panas-panasan dan menahan rasa lelah lantaran lamanya berdiri dan amanat upacara yang panjang lebar.Karena nasihat dan omelan dari Savannah, akhirnya mereka bertiga datang tepat waktu dan mengikuti upacara bendera.
“Kalian itu cuma bisa menikmati negara kita yang sudah merdeka ini, tanpa bisa membalas jasa para pahlawan kita yang telah gugur demi bangsa kita, jadi setidaknya kalian harus menghargai mereka dengan mengikuti upacara bendera. Jangan bisanya cuma menghindar doang dengan alasan panas lah, capek lah, bosen lah. Belum tentu juga kalian mau merelakan nyawa kalian demi bangsa ini, kan? Jadi, kalian harus dateng cepat sebelum upacara dimulai.”
Itulah yang Savannah katakan melalui pesan suara di grup chat mereka berempat.
“Berakhirnya kapann, sih?” gumam Leon yang dapat di dengar oleh Savannah yang berdiri di sampingnya.
“Bentar lagi, Bos. Sabar dikit napa,” sahut Savannah dengan suara pelan.
“Capek tau, Va, panas banget lagi.”
Savannah mengalihkan pandangannya menatap Leon. Benar saja, peluh bercucuran di pelipis Leon dan sekitarnya.
Gadis itu merogoh saku roknya untuk mengambil sapu tangan miliknya.
“Nih, lap dulu keringatnya.” Savannah menjulurkan tangannya untuk memberikan sapu tangan miliknya pada Leon.
“Makasih, Sava,” ucap Leon disertai senyuman manis.
Setelah mengelap peluhnya, Leon menggeser sedikit tubuhnya agar lebih dekat dengan Savannah. Dengan santai Leon mengelap juga peluh Savannah, sikap Leon membuat Savannah terlonjak kaget karena fokusnya ke arah depan.
“Nanti diliat guru, Yon,” tegur Savannah sambil menghentikan tangan Leon.
“Gak bakal,” balas Leon. Ia melanjutkan aktivitas mengelap peluh Savannah, ia juga menyelipkan anak rambut Savannah ke belakang telinganya.
Leon bersikap santai karena saat ini mereka berdiri paling belakang. Guru yang biasanya mengawas di barisan belakang kini tidak ada satupun guru. Jadi, ia bebas melakukan apa saja.
°•°•°
Saat Leon dan kedua curutnya bersiap-siap untuk pergi ke kantin, lain halnya dengan Savannah. Gadis itu tidak beranjak dari duduknya. Ia malah mengeluarkan headset dari tasnya sambil bersenandung riang lagu bahasa Korea.
“Savannah, ngantin, skuy!” ajak Satya.
“Kalian aja, gue bawa bekal, kok,” tolak Savannah. Ia memang membawa bekal untuk menghemat uang jajannya.
Mendengar kata bekal disebut oleh Savannah, Leon terduduk kembali di tempat duduknya —di samping Savannah.
“Iya, kalian ke kantin aja. Gue bawa bekal, kok,” ujar Leon meniru ucapan Savannah.
Billy dan Satya bingung dengan sikap Leon. Katanya cowok itu tadi sangat lapar dan tidak sabar ingin pergi ke kantin, kenapa sekarang Leon mengatakan jika membawa bekal makanan dan menyuruhnya berdua ke kantin. Apakah Leon lupa jika membawa bekal? Entahlah, Billy dan Satya tidak ingin mengambil pusing dan akhirnya mereka ke kantin dengan semangat.
“Sejak kapan seorang Leon bawa bekal ke sekolah?” tanya Savannah.
Leon menarik bangkunya agar bisa lebih dekat dengan Savannah.
“Setiap Savannah bawa bekal ke sekolah itu berarti punya gue juga. Kita, kan, sehati, jadi harus berbagi dong,” jawab Leon semangat.
“Itu, sih, mau-nya lo. Emang gue mau berbagi sama lo?” Savannah tersenyum miring sambil menepuk-nepuk kecil sendok miliknya di pipi Leon.
“Pasti, dong. Kan, gue mirip sama Lee Min Ho.”
Tawa Savannah pecah membuat teman-teman kelasnya yang masih berdiam di kelas menatap aneh ke arahnya.
“Kalo oplas puluhan kali baru gue percaya. Yon, jangan ngimpi, deh, Lee Min Ho itu bagaikan langit dan bumi jika dibandingkan dengan lo.”
Leon menyentil kening Savannah membuat gadis mengaduh kesakitan.
“Tega lo, gue juga cakep kali. Semua artis kuriyah yang kata orang-orang cakep banget kalah sama gue. Semua idola lo juga, Manu Rios, Alvaro Mel, Rafael Miller, Darren Espanto, Zayn Malik, Harry Styles dan semua artis dan boy band Korea yang namanya gak bisa gue sebutin satu-satu yang jadi idola lo itu iri liat ketampanan gue yang subhanallah sekali,” terang Leon dengan percaya diri.
Savannah dan beberapa teman kelasnya melongo mendengar ucapan Leon. Mereka akui Leon memang sangat tampan, tanpa dijelaskan pun mereka tahu. Tapi, liatlah dengan percaya dirinya Leon mengatakan itu. Untung Leon tampan, sangat. Jika tidak mungkin Leon akan ditimpuk oleh penghuni kelas saat ini yang masih bertahan di kelas.
°•°•°
TeBeCe
Malam minggu ini kalian ngapain selain baca wattpad, khusus mblo?
Follow ig khinaaaaaaaa (difollback kok)
GOWA, 21 MARET 20
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa Pacar
Teen FictionSemua orang mengatakan mereka sepasang kekasih, sebab tingkah laku mereka layaknya orang pacaran bahkan melebihi orang pacaran. Nyatanya dua insan berbeda jenis kelamin itu hanya berteman, lebih tepatnya bersahabat. Tidak berpacaran seperti orang-or...