Happy Reading.
Jangan lupa vomentnya.Ig: khinaaaaaaaa
°•°•°
"Kalian sudah pulang? Sudah makan belum?" tanya Mama Rina saat melihat Leon dan Savannah baru saja pulang setelah menunjukkan pukul 15:08."Iya. Sudah tadi, tapi masih laper, Ma," jawab Leon sambil menyengir.
"Kalo gitu kalian makan sana, Mama baru aja bikin opor ayam. Itu favorit kalian, kan?"
Mendengar itu mata Leon dan Savannah berbinar. Uh, itu favorit mereka berdua.
Tanpa menunggu lama, Leon menarik tangan Savannah menuju ruang makan. Perutnya bertambah lapar mendengar makanan kesukaan mereka disebut.
Menghabiskan waktu 15 menit mereka makan opor ayam itu ditemani dengan lontong membuat mereka tambah berulang kali. Rasanya perut Savannah ingin meledak memakan opor ayam dan lontong yang banyak.
"Panas-panas gini enaknya berendam. Mau berenang?"
Tanpa berpikir dua kali, Savannah langsung mengiyakan ajakan Leon untuk berenang.
Langsung saja Savannah mengganti pakaiannya dengan memakai legging dan tanktop. Sedangkan Leon hanya memakai celana renang tanpa atasan.
"Singa, kira-kira om-om yang tadi di kuburan sama dengan orang yang ziarah ke makam Ibu gak? Menurut lo gimana?" tanya Savannah.
Ini benar-benar membuatnya sangat amat penasaran. Pasalnya tidak ada satupun keluarga ataupun teman ibunya yang datang mengunjungi makam ibunya walaupun sudah meninggal satu tahun lebih.
Tapi, akhir-akhir ini makam ibunya sudah bersih dan penuh dengan bunga-bunga segar setiap hari saat ia berkunjung. Tentu saja ada seseorang yang lebih dahulu mengunjungi makam ibunya saat ia datang.
"Kalo menurut gue, sih, emang om-om itu yang ziarah ke makam ibu lo. Tapi, dia siapa, ya?"
"Kalo gue tau siapa dia udah gue samperin, Singa. Gue pengen nanya, kenapa dia baru datang setelah satu tahun lebih ibu meninggal? Dan hubungannya dengan ibu apa?" lirih Savannah.
"Gue penasaran apa yang terjadi di masa lalu ibu, sampai-sampai tidak ada satupun teman bahkan keluarga ibu untuk terakhir kalinya liat beliau? Dosa apa yang ibu gue buat sampai-sampai mereka gak datang?" tanya Savannah sedih.
Leon menarik Savannah ke pelukannya. Ia memberi kekuatan pada gadis itu yang kini terlihat sangat sedih.
Savannah membalas pelukan Leon dan mendongak menatap sahabatnya itu.
"Bahkan sampai sekarang gak ada tuh orang yang cariin ibu ataupun gue sebagai anaknya. Rasanya benar-benar sakit, Yon. Apalagi kata ibu, kalo kakek sama nenek gue masih hidup, tapi kenapa mereka gak datang waktu anaknya diantar ke peristirahatan terakhirnya? Sebegitu bencinyakah mereka sama ibu gue?" Setelah mengatakan itu, air mata Savannah luruh juga setelah ia tahan sekuat tenaga.
Leon menghapus airmata Savannah lalu mengecup keningnya.
"Jangan nangis lagi. Pasti ibu bakalan sedih liat anak gadisnya nangis kayak gini. Gak usah dipikirin soal itu. Yang penting lo punya gue. Lo bagian dari keluarga gue," bisik Leon.
Savannah semakin mengeratkan pelukannya pada Leon hampir membuat tubuh mereka nyaris tertempel. Ngomong-ngomong mereka masih di dalam kolam dengan posisi berpelukan.
°•°•°
TeBeCe
Pendek banget 😁
Makin gak nyambung ya? Hadehh maaf ya kalo gak nyambung. Semenjak gak sekolah ide-ide jarang banget muncul.
Langsung update lagi kalo kalian kasi vote dan koment.
Gowa, 01 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa Pacar
Teen FictionSemua orang mengatakan mereka sepasang kekasih, sebab tingkah laku mereka layaknya orang pacaran bahkan melebihi orang pacaran. Nyatanya dua insan berbeda jenis kelamin itu hanya berteman, lebih tepatnya bersahabat. Tidak berpacaran seperti orang-or...