Halo, baru nongol nih aku 🤭 udah lama banget gak update lagi. Sekitar tiga bulan kalo gak salah. Kangen gak sama cerita ini? Kalo kangen jangan malas kasih vote dan komentarnya dong.
Ig: khinaaaaaaaa
°•°•°
"Gak bisa gitu. Kalo lo lupa hp lo bakal gue sita kalo udah balik ke kamar Dewa, jadi lo gak bisa stalker mereka deh. Tinggal lo milih aja, gue tidur di sini bareng lo atau acara stalker kita tunda dulu sampe besok." Leon menyeringai kecil sambil menaikkan sebelah alisnya menunggu jawaban Savannah.
"Obsi kedua kedengarannya menyenangkan," jawab Savannah sambil tersenyum jenaka.
Leon membelalakkan matanya mendengar itu. Langsung saja ia naik ke atas ranjang mencubit pipi gadis itu.
"Gak bisa, pokoknya kita harus stalker mereka malam ini supaya besok kita bisa liat mereka dari jauh. Tanggung banget lho, padahal kita baru selesai bikin akun baru buat follow mereka." Leon masih tetap bersikukuh ingin tidur bersama Savannah di kamarnya.
"Kan, bisa besok Singa kalo di sekolah."
Leon membaringkan tubuhnya tepat di sebelah Savannah sambil menatap gadis itu.
"Perdebatan selesai. Malam ini gue tidur bareng lo di sini dan kita akan stalker mereka," ujar Leon tegas dan tak terbantahkan.
Savannah membuang pandangannya mendengar itu. Percuma mereka berdebat jika ujung-ujungnya Leon selalu saja memaksa apa yang ia inginkan tanpa ingin dibantah.
"Ya udah sih, kita lanjutin aja yang tadi," kata Savannah pasrah.
Senyuman kemenangan tercetak di bibir delima Leon. Tangannya mengacak pelan rambut Savannah membuat gadis mendelik.
"Dewa, mending lo keluar dari kamar gue. Karena gue sama gadisku ini mau ngebahas soal masa depan dulu," usir Leon dengan satu tarikan napas.
Mata Leon melirik Dewa dan pintu secara bergantian bermaksud mengusir adiknya itu. Dewa yang tahu kode abangnya itu akhirnya keluar dari kamar Leon tak lupa menutup rapat pintunya.
Sebelum menutup pintu Dewa sempat mengatakan sesuatu yang mengundang tatapan tajam Leon.
"Sava, hati-hati lo sama singa lo itu. Bisa aja dia terkam lo pas lagi tidur. Lo teriak aja kalo seseuatu terjadi, kamar gue di sebelah, kok, pasti kedengeran. Oke?"
Gadis itu menyambungkan jari telunjuknya dengan ibu jarinya hingga membentuk huruf O tanda Ok yang sering orang-orang gunakan.
"Gadisku?" tanya Savannah untuk memastikan pendengarannya yang masih stabil saat Dewa keluar dari kamar Leon. Ia membalas tatapan Leon yang sedaritadi menatapnya.
"Iya, lo gadisku. Sahabat yang paling-paling gue sayang sedunia selamanya," ujar Leon dengan semangat.
Savannah tersenyum manis dan mengelus lembut pipi Leon yang sangat mulus. Pun Leon membalas perlakuan manis Savannah, bahkan ia menempelkan keningnya di kening Savannah.
Ia tersenyum penuh arti memandang Savannah.
Lalu mereka melanjutkan aktivitas stalker mereka yang sempat tertunda akibat gangguan Dewa dan perdebatan kecil yang ditimbulkan mereka berdua akibat pancingan dari cowok manis itu.
Hingga pukul dua belas malam, perut Savannah keroncongan membuat mereka tertawa pelan. Buru-buru Leon menyeduh pop mie sesuai permintaan Savannah.
"Makasih, Singa," kata Savannah setelah menerima pop mie-nya yang Leon buatkan.
"Kembali kasih."
Kedua insan itu meniup pop mie mereka yang masih panas sebelum memasukkan ke dalam mulut.
Mereka terjaga hingga pukul tiga dini hari. Menghabiskan waktu dengan bercerita tanpa bosan setelah aktivitas stalker mereka usai.
°•°•°
"Sini dulu, gue rapiin dulu rambut lo." Dengan sangat pelan Leon merapikan rambut Savannah yang berantakan akibat terpaan angin.
Savannah menatap Leon dengan senyum yang berhasil membuat cowok itu ikut tersenyum. Sengaja Leon merapikan rambut Savannah dengan pelan lantaran ia ingin menatap wajah sahabatnya itu lebih lama dan dekat.
"Udah cantik. Yuk, masuk."
Savannah mengangguk semangat. Ia berjalan menuju kelasnya sambil menggandeng tangan Leon. Sesampainya mereka di kelas, langsung saja Savannah menjatuhkan kepalanya di atas meja miliknya.
"Kenapa, hmm?" tanya Leon lembut sambil mengelus pelan rambut Savannah.
Belum sempat Savannah menjawab, suara Panji mendahuluinya dengan kalimat membuat Leon geram.
"Va, Bang El minta nomor lo. Boleh nggak gue kasi?"
"Nggak boleh! Itu privasi." Bukan Savannah yang menjawab itu dengan ketus. Siapa lagi kalau bukan singa yang menjadi pawang Savannah?
"Kasi a ...."
"Nggak boleh. Dia itu orang asing." Kali ini Leon menyela ucapan Savannah dengan cepat.
"Tapi, Bang El baik banget sama gue, Singa. Dia yang kemarin bayarin semua belanjaan gue yang jumlahnya nggak sedikit, Singa."
"Modus itu. Namanya juga cowok mau PDKT, ya rela lah keluarin duit banyak. Kalo gitu gue bakal ganti duitnya dua kali lipat, supaya kalian nggak perlu ketemu lagi di kemudian hari."
"Posesif banget sih lo, Yon. Biarin napa sih. Nggak ada salahnya nambah satu teman," sahut Billy dari tempat duduknya.
"Ya udah deh, kasi aja. Tapi, lo nggak boleh save back nomornya," ujar Leon dan menatap Savannah.
••••
TBC
Ada yang kangen sama Singa?
Maaf baru bisa update lagi. Kalo nggak nyambung maklumin aja ya, soalnya udah berapa bulan nggak pernah update.Buat kalian yang ingin membaca cerita ADRIAN(A) bisa kalian baca di akun kedua ku rhopnk sekalian follow ya, bakal difollback kok.
Follow Ig: @khinaaaaaaaa
Gowa. Minggu, 13 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa Pacar
Teen FictionSemua orang mengatakan mereka sepasang kekasih, sebab tingkah laku mereka layaknya orang pacaran bahkan melebihi orang pacaran. Nyatanya dua insan berbeda jenis kelamin itu hanya berteman, lebih tepatnya bersahabat. Tidak berpacaran seperti orang-or...