18

1.8K 112 7
                                    

Happy Reading.
Jangan lupa vote dan komentnya.

°•°•°

"Kenapa senyum-senyum liatin Abang? Kamu jatuh cinta sama Abang, hmm?" goda Elang sambil melirik Savannah yang duduk di sampingnya.

Savannah terkekeh mendengar itu. Ia memang memperhatikan Elang dengan senyuman manisnya sedaritadi. Entah mengapa tanpa malu ia terus memperhatikan Elang yang tengah menyetir dengan senyuman manisnya sambil menopang dagunya.

Kini ia benar-benar genit pada Elang. Ia terpesona melihat ketampanan pria dua puluh tahun itu dan juga kebaikan hatinya dalam waktu satu jam.

"Bang El ganteng banget soalnya," ujar Savannah tersipu.

Elang tertawa renyah mendengar itu. Gadis itu benar-benar polos dan manis.

"Abang memang tampan, Savannah. Anak paling tampan di keluarga Xander."

Panji yang duduk di belakang hanya diam mendengar ucapan abangnya itu. Kerena kenyataannya memang Elang yang paling tampan di antara persaudaraan mereka.

Ponsel Savannah yang berada di sling bag-nya berdering menandakan sebuah panggilan masuk. Senyum Savannah mengembang melihat nama yang tertera pada panggilan tersebut. Leon.

Savannah melirik Elang sebentar sebelum menjawab panggilan dari Leon.

"Assalamualaikum, Singa," salam Savannah saat mengangkat panggilan Leon.

"Waalaikumsalam. Lo di mana, sih? Gue ke rumah lo, tapi lo gak ada di sini?"

"Gue lagi ke Supermarket, persediaan gue udah mau abis soalnya," jawab Savannah.

"Ih, kok gak bilang-bilang, sih, kalo mau ke Supermarket? Kan, gue bisa temanin lo ke sana," protes Leon kesal.

"Tadi gue telpon lo dan yang angkat ternyata Dewa, katanya lo tidur. Ya udah, gue pergi sendiri aja."

Di seberang sana Leon berdecak. "Tapi, kan, lo bisa suruh si Cantika buat bangunin gue, Va."

Seketika Savannah tergelak mendengar panggilan khusus untuk adiknya, Dewa.

"Gue gak mau ganggu waktu tidur siang lo. Btw, kalo mama dengar lo panggil Dewa, Cantika, kena sembur lo yang ada. Apalagi kalo Dewa dengar itu, siapin aja telinga lo supaya gak congek  dengar teriakannya," terang Savannah tertawa kecil.

Leon juga ikut tertawa. Nama Cantika memang sangat pas untuk ukuran cowok cantik seperti Dewa.

"Lo masih di Supermarket, kan?"

"Gue udah di jalan, di anterin sama Bang El dan Panji."

"WHAT?" Leon shock berat mengetahui bahwa Savannah satu mobil dengan Panji dan Bang El siapa itu, ia tidak kenal.

"Kenapa harus, Savannah? Lo bisa nelpon gue, Dewa, Billy, atau Satya untuk jemput lo. Atau setidaknya lo bisa naik taksi atau grab mobil supaya lo bisa pulang. Gak usah sama Panji juga kali pulangnya, Savannah. Atau mau gue jemput sekarang?"

Cowok yang berada di rumah Savannah itu benar-benar gusar dan panik. Sahabat yang ia taksir satu mobil dengan saingannya dan cowok asing menuju ke sini.

Teman Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang