Happy Reading
Jangan lupa vomentnya.°•°•°
Jika kalian bertanya darimana Savannah mendapatkan uang tanpa harus bekerja yaitu karena mendiang ibunya menyimpan sejumlah uang yang sangat banyak hingga ia sarjana nanti. Tanpa harus bekerja hingga ia menjadi sarjana nanti.
Ibunya berkata jika uang itu hasil tabungannya dari uang jajannya yang ia sisihkan saat remaja. Terbesit dibenak Savannah bahwa ia benar-benar penasaran dengan keluarga ibunya.
Terlebih dengan pria misterius yang sering mengunjungi makam ibunya. Sekalipun ia tidak pernah melihat wajah pria itu lantaran keseringan memakai topi, kacamata hitam, dan juga masker.
Benar-benar pria misterius.
"Sava, lo gak mau ketemu keluarga lo?" tanya Leon melihat Savannah yang menghentikan aktivitas menyanyinya seketika.
"Ngapain ketemu kalo mereka aja gak peduli sama kami," jawab Savannah santai.
Hening beberapa saat.
"Lagian juga gue gak tau mereka di mana," ujarnya kemudian setelah hening sesaat.
"Berarti lo mau ketemu mereka dong?"
Savannah menghela napas dan menoleh untuk melihat Leon yang menatapnya penuh kelembutan.
"Entah lah. Gue bingung, Singa," lirih Savannah.
Tapi, jauh dilubuk hatinya Savannah sangat ingin bertemu dengan keluarganya, setidaknya melihat mereka saja tak apa.
Hidup sendiri di dunia tanpa sanak saudara itu sangat hampa. Sangat menyedihkan, terlebih diusia sangat belia.
Leon mengambil tangan Savannah untuk menautkan jemarinya hingga jari-jari diselanya terpenuhi. Hangat.
"Gak boleh gitu, Va, gue tau lo kecewa sama mereka. Tapi setidaknya lo yang mulai cari mereka, kalo bukan lo yang mulai siapa lagi. Lo udah gede, Va. Lo tau mana yang baik dan mana yang buruk."
"Tapi gue gak tau mereka di mana, Yon. Nama kakek nenek gue aja gue gak tau siapa, gimana mau cari coba?" tanya Savannah gusar.
Benar juga. Mereka berdua tidak mempunyai identitas sedikitpun tentang keluarga ibu Savannah. Leon harus berpikir keras bagaimana mendapatkan identitas keluarga ibu Savannah dalam waktu singkat ini.
"Bentar gue pikir dulu." Savannah hanya mengangguk.
Cewek itu menyandarkan kepalanya di bahu lebar Leon dan cowok itu bersandar di kepala Savannah yang berada di bahunya. Tangan mereka masih bertautan, mengisi rongga kosong di jari-jari mereka hingga menimbulkan kehangatan.
Tiga puluh menit menemani mereka dengan keadaan senyap sunyi hingga akhirnya suara Leon terdengar kembali.
"Kira-kira kepanjangan S dari nama ibu lo apa, ya?"
Savannah menggeleng pelan, ia juga tidak tahu. Ibunya tidak memberitahu padanya. Bahkan di namanya juga ada inisial S.
Karen S.
Savannah Gia S."Mungkin S inisial marga kakek lo atau pria itu."
Leon memajukan wajahnya untuk melihat ekspresi wajah Savannah yang langsung berubah menjadikan datar dan tatapannya menjadi dingin.
"Satu-satunya cara supaya kita tau S itu siapa, kita harus cari barang apa aja yang ada di kamar ibu lo yang sekiranya bisa menjelaskan S itu siapa," usul Leon yang langsung disetujui oleh Savannah.
Kamar ibunya masih rapi. Barang-barangnya belum ia sentuh apalagi membuangnya. Semuanya masih sama seperti satu tahun lebih saat ibunya menempati kamar itu. Savannah hanya membersihkan dan sekali-kali ia tidur di kamar ibunya, tapi tidak pernah mengutak-atik barang-barang mendiang ibunya.
Savannah tidak berani menyentuh barang-barang yang berada di kamar ibunya, karena ia tahu itu sangat privasi. Nakas dan lemari pakaian ibunya selalu terkunci menandakan bahwa di dalam sana ada barang-barang berharga yang tidak ingin sang ibu memberi tahu padanya.
Untuk pertama kalinya, Savannah membuka lemari pakaian ibunya dan di sana ia mendapat apa yang ia dan Leon ketahui.
°•°•°
TBC
Double apdet dong biarpun pendek gpp kan?
Jangan lupa vote dan commentnya guys.
Ig : khinaaaaaaaa
Gowa, 21 Mei 20
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa Pacar
Teen FictionSemua orang mengatakan mereka sepasang kekasih, sebab tingkah laku mereka layaknya orang pacaran bahkan melebihi orang pacaran. Nyatanya dua insan berbeda jenis kelamin itu hanya berteman, lebih tepatnya bersahabat. Tidak berpacaran seperti orang-or...