Happy Reading
Jangan lupa vomentnya°•°•°
Bel pulang berbunyi membuat seluruh siswa-siswi bernapas lega dan berlonjak senang. Ini lah rata-rata para pelajar yang ditunggu-tunggu setelah bel istirahat.
Satya dan Billy telah kabur lebih tepatnya bolos saat jam ishoma. Jika kedua cowok itu bolos, tapi tas mereka masih tersimpan dilaci dan akan mengambilnya sebentar.
Leon memberikan helm untuk Savannah, tak lupa juga hoodie miliknya untuk menutupi paha sahabatnya itu dari tatapan para lelaki buaya darat.
“Leon, singgah makan dulu, yuk,” ajak Savannah.
“Mau makan apa emang?”
“Seperti biasa dong,” jawab Savannah dengan semangat.
Leon yang mengerti akhirnya menuruti perintah Savannah untuk makan seperti biasa saat mereka pulang sekolah, bakso.
Leon memberhentikan motornya di samping gerobak penjual bakso yang menjadi favorit mereka berdua. Walaupun di pinggir jalan dan menggunakan gerobak, tapi cita rasa bakso tersebut sangat enak bahkan melebihi rasa bakso yang berada di restoran kata Savannah
Cowok yang masih mengenakan helmnya itu menarik tangan Savannah saat ingin memesan bakso.
“Va, bungkus aja, ya? Perut gue mules, nih,” ucap Leon membuat Savannah berdecak kesal.
“Kenapa, sih? Padahal kalo makan di sini bisa puas kita,”
“Mules, Va. Buruan pesannya, udah gak tahan ini,” ucap Leon lemah. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya.
Savannah yang mengerti mengangguk dan tertawa terbahak. Selesai tertawa ia menghapus peluh Leon yang membahasi wajahnya.
“Tapi, gue pesen dua porsi, ya?”
Leon mengangguk dan tersenyum walaupun wajahnya sedikit pucat.
“Sama gerobaknya juga gak masalah, sekalian Mas Bro juga dibungkus,” kelakar Leon membuat Savannah tertawa.
Leon menahan gejolak di perutnya sambil menggigit bibirnya untuk menahan panggilan alamnya, sesekali memperhatikan Savannah yang ngobrol dengan Mas Bro begitu panggilan yang mereka berikan pada penjual bakso itu yang terlewat ramah itu.
°•°•°
Leon menjatuhkan tubuhnya dikasur big size miliknya setelah menuntaskan panggilan alamnya yang sangat menyiksa.
“Gimana, Bosku? Nabungnya lancar, kan?”
Leon menolehkan kepalanya untuk melihat Savannah yang duduk single sofa menghadap balkon.
“Sialan lo, Va. Eh, bakso punya gue mana?”
“Nih, gue makan,” jawab Savannah santai.
Leon melotot dan langsung menghampiri Savannah yang tengah menikmati bakso.
“Kok, lo makan, sih? Gue juga laper, Sava, apalagi abis nabung banyak banget,” ujar Leon kesal. Ia mengambil mangkuk yang berisi bakso yang tinggal sedikit.
Savannah mengambil alih kembali mangkuk itu setelah Leon memakan sepotong bakso merconnya.
“Becanda elah. Punya lo di nakas noh,” ucap Savannah sambil menunjuk mangkuk yang berada di nakas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa Pacar
Teen FictionSemua orang mengatakan mereka sepasang kekasih, sebab tingkah laku mereka layaknya orang pacaran bahkan melebihi orang pacaran. Nyatanya dua insan berbeda jenis kelamin itu hanya berteman, lebih tepatnya bersahabat. Tidak berpacaran seperti orang-or...