4

1.2K 172 8
                                    

***

Kira-kira pukul sepuluh malam Lisa tiba di rumahnya. Gadis itu tinggal sendirian di salah satu gedung apartemen, kedua orangtuanya sudah meninggal dan Kyungho tinggal di unit apartemen lain, di gedung yang sama. Ada jarak tiga unit apartemen diantara rumah Lisa dan rumah Kyungho– walau kode pintu keduanya sama persis dan mereka bisa dengan bebas keluar masuk apartemen satu sama lain.

Kyungho biasanya mendapat suplai lauk dan makanan dari kekasihnya– Choi Sooyoung, salah satu member grup perempuan SNSD– dan Lisa biasa datang ke apartemen Kyungho hanya untuk makan. Sementara Kyungho, yang tinggal bersama seorang temannya, sering kali datang ke apartemen Lisa hanya untuk menyediri, menghindari teman serumahnya– Yoo Yeonseok. Seperti malam ini, ketika Lisa pulang dan membuka pintu rumahnya, ia melihat sepatu Kyungho ada di depan pintunya.

"Aku pulang," ucap Lisa, yang hampir setiap malam pulang larut karena pekerjaannya.

"Bom di pusat perbelanjaan tadi benar-benar bom bunuh diri?" tanya Kyungho, yang masih memakai pakaian kerjanya siang tadi, bahkan sedikit bercak darah masih ada di atas celana dan ujung lengan kemejanya. Karena banyaknya pasien darurat, Kyungho baru bisa pulang tiga puluh menit lalu.

"Hm," jawab Lisa mengiyakan. "Bom bunuh diri, ada tiga orang yang membawa bomnya, jadi ledakannya luar biasa. Di tiga titik, sekaligus. Tapi kasus itu di berikan pada tim lain, timku sudah punya kasus lain yang lebih mendesak," jawab Lisa, yang dengan santai melepaskan kemejanya kemudian berjalan mendekati Kyungho di meja makan. "Oppa kesini untuk mengobati kakiku?"

"Sebenarnya apa yang terjadi pada kakimu?" tanya Kyungho, yang sekarang menaikan adiknya ke atas meja makan kemudian berlutut untuk melihat luka di kaki Lisa.

"Astaga! Kalau ada yang melihat ini, mereka pasti berfikir kalian akan bersetubuh," tegur Yeonseok, yang tiba-tiba saja masuk ke apartemen Lisa karena ia juga mengetahui kode kuncinya.

Kyungho menyuruh Lisa memakai kembali kemejanya, sedang Yoo Yeonseok –seorang dokter spesialis bedah anak– datang mendekati Lisa dan kakaknya di meja makan. Yeonseok lantas bertanya, apa yang Lisa lakukan sampai punya luka mengerikan itu di kakinya.

"Aku ada di lokasi ledakan bom tadi," cerita Lisa sedang Kyungho masih sibuk memeriksa kaki Lisa yang siang tadi di jahit Jiyong. "Aku sedang kencan buta disana, lalu bomnya meledak dan beberapa pilar dinding hancur. Ada seorang anak yang terjebak diantara reruntuhan. Aku ingin mengeluarkan anak itu, tapi setelah berhasil mengeluarkan anak itu, aku tergelincir dan kakiku terluka, karena besi-besi di dalam pilar dinding," cerita Lisa membuat Yeonsook mengerutkan dahinya, merinding.

"Jahitannya bagus, siapa yang melakukannya?" tanya Yeonseok kemudian.

"Jiyong oppa," jawab Lisa. "Wajah dan kemampuannya benar-benar luar biasa, seleraku," ucap Lisa, membuat Yeonseok terkekeh sedangkan Kyungho hanya berdecak kesal. "Sepertinya aku akan berhenti kencan buta dan mendekatinya, boleh kan oppa?" tambah Lisa, kali ini sembari menggerakan satu kakinya yang sehat untuk menepuk-nepuk tubuh bagian depan kakaknya.

"Kwon Jiyong? Bukankah dia sudah berkali-kali gagal ujian? Bocah yang di buang semua profesor itu kan?"

"Sepertinya aku juga harus membuangnya," gumam Kyungho, membuat Lisa lantas membentaknya. Lisa membentak Kyungho dan menyuruh Kyungho untuk terus membimbing Jiyong sampai pria itu menyelesaikan tesisnya. Lisa bahkan menyuruh Kyungho untuk membantu Jiyong agar Jiyong bisa cepat-cepat jadi seorang profesor sepertinya.

Perbedaan usia empat belas tahun diantara Kyungho dan Lisa, membuat Kyungho harus bersikap seperti seorang ayah. Ditambah karena Lisa tidak pernah bertemu dengan ayahnya selama ini, peran Kyungho sangat penting bagi gadis itu. Walau Lisa tetap saja pernah melakukan hal-hal bodoh yang membuat orang lain tidak habis pikir atas sikapnya.

"Ku dengar pikiran dr. Kwon jadi kacau setelah putus dengan kekasihnya. Katanya wanita itu hanya memanfaatkan dr. Kwon untuk tesisnya, kemudian dia dicampakan, dan-"

"Dan tesisnya sendiri berantakan, setiap kali membaca tulisannya, aku jadi ingin memukulnya," potong Kyungho yang sekarang berdiri dan mencari handphonenya di saku celana. "Aku akan mengirimkan nomor telepon Jiyong padamu. Minta dia untuk terus memantau lukamu,"

"Tapi jahitannya bagus. Mungkin dia tipe orang yang tidak bisa menulis tapi bagus dalam praktek?" ucap Lisa, masih ingin membela Jiyong.

"Jahitannya bagus karena memang hanya itu yang bisa ia lakukan. Butuh enam tahun untuknya belajar menjahit," gerutu Kyungho membuat Lisa hanya mengerucutkan bibirnya kemudian mengusir dua pria itu keluar dari apartemennya.

Dr. Yoo mengajak sepasang kakak beradik itu untuk memesan makanan, namun Lisa menolak karena ia sudah makan sebelum pulang tadi. Hingga pada akhirnya Kyungho menyuruh temannya untuk memesan makanan dan menunggunya di rumah– agar Lisa bisa beristirahat.

"Pulanglah lebih dulu, aku akan membantu Lisa mencuci dulu," ucap Kyungho, sembari melirik setumpuk pakaian kotor di depan pintu kamar mandi.

"Yey, terimakasih oppaku sayang," susul Lisa yang sekarang turun dari meja makan kemudian melangkah ke kamarnya, Yeonseok pulang sedang Kyungho membawa baju-baju kotor itu ke mesin cuci.

Tepat begitu Yeonseok pergi, Lisa berjalan mendekati Kyungho. Gadis itu memanggil kakaknya kemudian ia mengatakan kalau ia tidak sengaja mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya ia katakan pada Jiyong.

"Apa yang kau katakan padanya?" tanya Kyungho, masih sembari memasukan baju-baju kotor ke mesin cuci.

"Aku memberitahunya tentang pekerjaanku," jawab Lisa. "Saat dia bertanya, sambil menatapku, aku jadi sangat gugup. Jadi aku mengatakan pekerjaanku, begitu saja, tanpa berfikir. Aku bahkan meninggalkan sepatuku di tempatnya," cerita Lisa membuat Kyungho menghela nafasnya.

"Baiklah, aku akan memintanya menjaga rahasiamu," ucap Kyungho. "Tapi kapan kau akan berhenti bekerja? Kau sudah berjanji padaku. Kau bilang kau ingin berhenti jadi dokter dan membantu pria itu, tapi kemana pria itu? Dia meninggalkanmu sekarang. Berhenti melakukan hal bodoh dan berhentilah bekerja, tidak ada lagi yang bisa kau-"

"Aku hanya memberitahumu kalau aku tidak sengaja membocorkan rahasiaku, aku tidak memintamu untuk mengomentari hidupku," potong Lisa. "Pulanglah oppa, aku lelah," kesal Lisa, yang sekarang melangkah meninggalkan Kyungho dan membanting pintu kamarnya– menunjukkan kalau ia benar-benar marah.

***

Yoo Yeonseok

Yoo Yeonseok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Band AidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang