***
"Kasian sekali, oppaku," gumam Lisa, yang berjongkok di dalam kamar mandi, memandangi Jiyong dan Yeonseok yang bersandar di closet. Aroma fermentasi tercium jelas disana. Dering handphone di ruang tengah tidak juga berhenti sedari tadi, tapi keduanya tidak juga sadar. Keduanya terlalu mabuk untuk bisa sadar dan kembali pada kenyataan. "Aku tidak pernah gagal meraih mimpiku, kau butuh bantuanku? Aku akan membantumu kalau kau memintanya," tutur Lisa, yang sekarang mengulurkan tangannya untuk menyibak beberapa helai rambut di wajah Jiyong. Aku pasti bisa mewujudkan mimpimu– pikir Lisa.
"Aku penasaran apa mimpimu, oppa," gumam Lisa yang di detik selanjutnya jatuh terduduk karena terkejut atas gerakan tiba-tiba yang Yeonseok lakukan. Pria itu tiba-tiba saja duduk tegak di tempatnya dan itu mengejutkan Lisa.
Lisa cukup kuat untuk ukuran wanita biasa, gadis itu pandai berolahraga, ia juga pernah mendapatkan pelatihan khusus selama bekerja di kantornya, jadi dengan semua kelebihannya itu, Lisa menarik Yeonseok keluar dari kamar mandi kemudian merebahkan tubuh Yeonseok di atas ranjangnya. Setelah selesai memastikan Yeonseok tidak akan jatuh dari ranjang, Lisa kembali ke kamar mandi tapi kali ini pintu kamar mandi sudah terkunci dari dalam.
"Oppa, kau tidak akan bunuh diri di dalam sana kan?" tanya Lisa, sembari mengetuk pintu kamar mandi itu. "Aku bisa menghancurkan pintu ini, asal kau tahu saja," lanjut Lisa karena Jiyong tidak menanggapinya.
"Aku sedang buang air kecil, jangan masuk," balas Jiyong, suaranya terdengar serak, pasti karena alkoholnya semalam. Kira-kira lima menit Jiyong mengurung diri di kamar mandi, pria itu keluar dengan wajah yang telah terbasuh dan tangan yang basah usai membasuh wajah.
"Tidak ingin mandi? Mandi saja, aku punya banyak baju pria, akan ku pinjamkan," ucap Lisa begitu melihat Jiyong keluar.
Kini gadis itu membuat Jiyong masuk ke dalam kamar mandi lagi dan keluar dengan tubuh yang sudah bersih. Aroma fermentasi alkohol berganti menjadi aroma sabun yang segar, pakaian kotornya sudah berganti dengan kemeja dan celana jeans milik Kyungho. Saat Jiyong keluar, ia melihat Lisa sedang membereskan ruang tengah, gadis itu mengambili botol-botol bekas di ruang tengah kemudian memasukkannya dalam plastik sampah.
"Apa dr. Jung sangat marah?" tanya Jiyong yang ikut membantu Lisa memasukan botol-botol bekas itu ke dalam plastik sampah.
"Uhm... Dia memang selalu marah-marah, sejak kapan oppa bangun?"
"Sejak di siram dr. Jung,"
"Lalu kenapa oppa tetap di kamar mandi?"
"Dr. Yoo masih disana, aku terlalu pusing untuk membawanya keluar,"
"Oppa pasti bersyukur karena aku membawanya keluar," ucap Lisa dan Jiyong mengiyakannya.
"Hm... Aku hampir buang air di celana tadi," jawab Jiyong. "Aku benar-benar payah ya?" tambahnya.
"Hm... Semua orang pernah selemah itu, tidak apa-apa, manusiawi," komentar Lisa yang kemudian mengajak Jiyong untuk membeli sup pereda pengar di depan gedung apartemen itu.
Jiyong setuju untuk makan sup bersama Lisa, namun mereka tidak banyak berbincang saat makan. Mereka hanya makan, membeli satu mangkuk sup untuk dibawa pulang, meletakan sup itu di dekat Yeonseok kemudian kembali pergi dari rumah Kyungho yang menyesakan– aroma alkohol sisa semalam benar-benar menggangu disana, bahkan setelah Lisa menyalakan penyegar udara.
Lisa tidak berencana mengantar Jiyong pulang, tapi pada kenyataannya mereka berdua justru berjalan bersama, tanpa tujuan. Jiyong menikmati kesunyian saat mereka berjalan, sementara Lisa menyukai wajah datar pria di sebelahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Band Aid
FanfictionAda perbedaan diantara seseorang yang menginginkanmu dan seseorang yang akan melakukan apapun untuk mempertahankanmu.