17

810 135 2
                                    

***

Menurut Lisa, punya kenalan bukan berarti punya jalan pintas. Menurut Lisa, koneksi bukan berarti nepotisme. Masih menurut Lisa, mengenal seseorang yang berpengaruh juga terhitung usaha. Karena, tidak semua orang punya kenalan. Karena, tidak semua orang bisa membuat koneksi. Karena, berhubungan baik dengan seorang berpengaruh juga tidak mudah. Jadi, saat kekasih kakaknya memamerkan lagu buatan Jiyong ke teman-temannya, Lisa tidak menganggap itu sebagai keberuntungan.

Menyenangkan hati Sooyoung, termasuk dalam daftar usahanya untuk memperkenalkan dunia baru pada Jiyong. Pria yang sebelumnya berkutat dalam urusan tubuh manusia itu, harus tahu siapa saja orang yang bisa ia raih dengan tangannya. Lagu yang Jiyong berikan pada Kyungho untuk hadiah Sooyoung, rencananya akan di beli oleh agensi tempat Sooyoung bekerja dan akan dirilis sebagai salah satu lagu grup laki-laki disana. Hal ini bisa terjadi karena Sooyoung memutar lagu itu di studio rekamannya, awalnya Sooyoung ingin lagu itu ada di dalam albumnya, namun pertimbangan agensi tidak demikian. Agensi rasa, lagu itu akan lebih cocok untuk EXO dibanding untuk SNSD.

"Jadi, sudah berapa lama kalian berkencan?" tanya Sooyoung, kepada Lisa juga Jiyong yang duduk di hadapannya.

Malam ini Sooyoung, Kyungho, Lisa dan Jiyong berkumpul untuk makan malam bersama sembari membicarakan lagu Sing For You yang rencananya akan dirilis EXO. Sooyoung sempat bilang kalau ia kecewa. Sooyoung bilang ia ingin menyanyikan lagu itu, tapi karena keputusan agensi berbeda dari keinginannya, Sooyoung tidak bisa berbuat apa-apa. Untungnya, malam itu Kyungho melamar Sooyoung. Setelah berkencan selama hampir lima tahun, Kyungho memberanikan dirinya untuk melamar Sooyoung, di depan Lisa– satu-satunya keluarga Kyungho yang masih hidup.

Tidak perlu membangun angan kalau acara lamaran itu terjadi di sebuah restoran mewah. Pada kenyataannya, acara lamaran itu terjadi di sebuah restoran BBQ berasap dengan soju dan daging sapi di atas mejanya. Tidak ada pencuci mulut manis seperti cake, hanya ada lembaran selada dan butiran bawang putih disana. Bara api sebagai pengganti lilin romantis dan suara desis panggangan serta siaran berita malam menggantikan alunan musik romantisnya. Satu-satunya hal penting disana hanya cincin berlian yang Kyungho berikan pada Sooyoung sebagai simbol hubungan mereka.

"Sejak hari jadi kalian," jawab Jiyong, sementara Lisa sibuk dengan handphone di tangannya. Gadis itu sedang menolak kerja sambilan yang ditawarkan Soohyuk padanya.

"Kalian sudah berkencan selama dua bulan?! Kenapa tidak pernah bilang padaku?" susul Kyungho.

"Oppa tidak tahu? Tsk... Kau benar-benar tidak perhatian, kalian tinggal bersama," decak Sooyoung.

Sedari tadi, gadis itu menyerang Kyungho dengan komentar-komentar sinisnya, namun matanya tetap tertuju pada cincin cantik di jarinya. Sooyoung tetap luar biasa senang walaupun Kyungho tidak melamarnya dengan berbagai adegan romantis. Toh rasanya akan aneh kalau Kyungho yang selalu sinis dan kasar tiba-tiba jadi super romantis.

"Oppa tidak bertanya, jadi kami tidak memberitahunya," susul Lisa yang sekarang meletakan handphonenya kemudian menenggak sekaleng cola di depannya. "Jadi, karena Sing For You jadi lagu pertama yang oppa jual? Oppa bisa menjual lebih banyak lagu, sekarang akan ada banyak orang yang mendengar lagumu, selamat," tutur Lisa sembari memandangi wajah pria di sebelahnya.

"Terimakasih," balas Jiyong. Sebelum kenyataan yang Sooyoung katakan merusak ucapan selamat dari Lisa.

"Tidak bisa semudah itu, tapi kalau kau punya lagu lain aku bisa membantumu. Kau bilang, kau suka hip hop kan? Aku bisa mengenalkanmu dengan Epik High, atau AOMG. Uhm... Sepertinya AOMG sudah punya banyak produser, bagaimana kalau mencoba bekerja di YG?" ucap Sooyoung, seperti yang sudah Jiyong bayangkan sebelumnya. Kalau tanpa koneksi dan Jiyong harus melalui segalanya dari ikut audisi, rasanya tidak mungkin Jiyong bisa menunjukkan musiknya pada dunia.

"Bagaimana caranya? Maksudku bekerja di YG? Kalau Jiyong oppa hanya melamar pekerjaan seperti orang lain, dia butuh waktu yang sangat lama untuk menunjukkan musiknya," ucap Lisa, yang jauh lebih tertarik dengan topik itu dibanding membahas hubungan asmaranya dengan Jiyong di meja itu. "Memulai jadi trainee juga butuh waktu lama," gumam Lisa, seolah hanya dirinya lah yang sangat ingin Jiyong segera sukses.

"Buat Sing For You terkenal, setelah itu aku bisa memperkenalkan diriku pada mereka dan mungkin itu akan lebih mudah dibanding ikut audisi atau perekrutan biasa," ucap Jiyong membuat Lisa segera menganggukan kepalanya. Pikiran itu juga sempat terlintas di kepalanya.

"Kalau begitu serahkan padaku, sembari menunggu Sing For You dirilis, akan ku buat oppa terkenal," balas Lisa.

Lisa menepuk bahu Jiyong, merangkulnya kemudian diam-diam menenangkan pria itu. Ia bisa membuat Jiyong terkenal, yakin Lisa.

"Kau benar-benar ingin membuatnya terkenal? Kenapa tidak memaksanya untuk kembali ke rumah sakit saja?" tanya Kyungho dan Lisa segera menggelengkan kepalanya. Gadis itu juga menginjak kaki Kyungho yang ada dibawah meja karena kesal.

"Apa yang ku dapat kalau dia jadi dokter? Aku sedang berbisnis sekarang, oppa tidak tahu kalau aku sudah menginvestasikan uangku? Aku akan membuat label musikku sendiri dan dia jadi produser pertamaku," ucap Lisa, mengejutkan ketiga lawan bicaranya dengan sekali pukul. Bahkan Jiyong pun tidak tahu dengan rencana Lisa itu. "Tapi sebelumnya, aku harus membuatnya terkenal lebih dulu."

"Sejak kapan kau merencanakannya?" tanya Jiyong, dengan tatapan menyelidik.

"Sejak awal?" jawab Lisa membuat raut wajah Jiyong lantas berubah. Gadis itu hanya memanfaatkannya– pikir Jiyong.

"Kau benar-benar- kau berkencan denganku karena itu? Whoa! Lalisa! Kau jahat sekali," kesal Jiyong yang sekarang menaruh sumpitnya dengan kasar kemudian bangkit dan melangkah pergi. Pria itu terlihat marah dan Lisa bingung karenanya.

"Ya! Oppa!" teriak Lisa, hendak mengejar Jiyong, namun gadis itu belum tahu dimana letak kesalahannya. "Sebenarnya apa masalahnya? Kenapa dia aneh begitu? Oppa, eonni, aku pergi duluan, hati-hati dengan reporter saat pulang!" pamit Lisa yang kini berlari mengejar Jiyong. Sayangnya, Jiyong sudah tidak terlihat di depan restoran, sepertinya Lisa benar-benar di tinggalkan sekarang.

***

Band AidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang