***
Lisa pikir Jiyong tidak akan berhenti semudah itu. Lisa pikir ucapan Jiyong saat ia bilang ingin berhenti tidak benar-benar serius. Lisa pikir Jiyong tidak akan sungguh-sungguh mendengarkan ucapannya. Tapi sekarang Jiyong sudah terlanjur berhenti dan pria itu belum terlihat menyesali keputusannya.
Jiyong bahkan senang luar biasa saat ia mendapatkan hadiah yang Lisa berikan. Jiyong merasa seolah Lisa tengah benar-benar mendukungnya. Jiyong merasa Lisa berada di pihaknya. Hanya Lisa yang ada disana dan Jiyong bersyukur karenanya.
"Ya, Lisa," bisik Kyungho sembari memperhatikan Jiyong yang sedang mengatur nada pada gitar barunya. Sudah lama sekali Jiyong tidak memiliki gitarnya sendiri. Ia tidak bisa membeli gitar kemudian membawanya ke rumah. Selama ini Jiyong pun tidak pernah berfikir untuk tinggal jauh dari rumah– sampai emosinya benar-benar meledak beberapa waktu lalu. "Kau harus bertanggung jawab, kau yang membuatnya yakin untuk berhenti," bisik Kyungho, tanpa bisa didengar Jiyong namun cukup jelas untuk dapat Lisa tangkap dengan telinganya.
Kali ini mereka ada di ruang tengah rumah Lisa, Jiyong sedang sibuk dengan alat musiknya sedangkan Lisa dan Kyungho menonton pria itu dari dapur. Di mata Lisa, Jiyong sangat tampan saat sedang fokus pada alat musiknya seperti itu.
"Ku tarik kata-kataku," jawab Lisa, tetap berbisik. Ia tarik kata-katanya saat menyebut Jiyong bodoh beberapa menit lalu. Lisa tidak pernah merasa dadanya sehangat pagi ini. Melihat seorang pria tampan sedang fokus pada hal yang disukainya, ternyata sangat menyenangkan. "Pria yang menikmati kerja kerasnya, sangat seksi," bisik Lisa mengagumi Jiyong dan keseriusannya. Padahal saat itu Jiyong sama sekali tidak mengindahkan kehadiran Lisa. Tentu Jiyong berterimakasih pada Lisa, tapi bahkan tanpa gadis itu– bahkan hanya dengan musik saja– Jiyong sudah merasa cukup bahagia.
"Oppa juga begitu," tambah Lisa sebelum Kyungho membalas ucapannya. "Oppa sangat seksi saat sedang menyelamatkan pasienmu,"
"Orang itu tidak seksi saat sedang menyelamatkan pasien?" tanya Kyungho, menunjuk Jiyong dengan dagunya dan menyesap secangkir teh hangat yang masih berasap.
"Tidak seseksi sekarang. Kau tidak bisa menilai seseorang hanya dari pekerjaannya. Seseorang akan lebih bersinar saat melakukan apa yang disukainya. Yeonseok oppa dan Jiyong oppa, terlihat seperti cangkang kosong setiap kali pulang kerja, pertanyaan seperti kenapa aku melakukan ini? tergambar jelas di wajah mereka setiap saat. Menyelamatkan orang lain tidak selalu menyenangkan, membahagiakan orang lain tidak selalu membuatmu merasa bahagia," Lisa melangkah, mendekati Jiyong dan meninggalkan Kyungho di dapur. Sembari melangkah, gadis itu juga bilang kalau Kyungho sudah bisa berhenti memikirkannya. "Berbahagialah oppa, tugasmu untuk membahagiakanku sudah selesai. Kewajibanmu untuk menjagaku juga sudah selesai. Telepon Sooyoung eonni, hari ini hari jadi kalian,"
"Ya! Lalisa! Kenapa kau tidak bilang sejak tadi?!" seru Kyungho, yang awalnya berencana memikirkan ucapan Lisa kini justru panik karena ia melupakan hari penting itu.
Kyungho menaruh kembali cangkir tehnya, pria itu bergegas pergi ke apartemennya sembari mengomel, berencana untuk mengambil handphonenya dan menelepon Sooyoung. Sedang Lisa hanya terkekeh mendengarnya, Jiyong juga terkekeh. Jiyong tidak pernah melihat Kyungho sepanik pagi ini karena melupakan hari pentingnya. Jiyong bahkan sempat curiga kalau Kyungho hanya berpura-pura punya kekasih.
"Dr. Jung-"
"Panggil saja dia hyung, atau Kyungho, dia bukan atasanmu lagi dan kita tidak sedang berada di rumah sakit," potong Lisa. Gadis itu duduk di sebelah Jiyong, ikut memangku bass yang belum Jiyong sentuh untuk kemudian menyesuaikan nadanya.
"Oppamu benar-benar punya kekasih?"
"Hm... Choi Sooyoung, polisi di drama Tell Me What You Saw dan member SNSD itu," jawab Lisa dan Jiyong berseru karenanya– sedikit tidak percaya tapi setelah mendengar cerita kalau Kyungho dan Sooyoung bertemu di rumah sakit, Jiyong mulai mempercayainya. Kyungho pernah menjadi dokter yang merawat Sooyoung saat Sooyoung menjadi korban kecelakaan pengemudi mabuk beberapa tahun lalu. "Ah oppa, bagaimana kita buat Sooyoung eonni mendengarkan lagumu?" tanya Lisa, ia beranggapan kalau penilaian dari seorang penyanyi profesional sungguhan pasti penting bagi Jiyong. Setidaknya penilaian dari Sooyoung itu bisa menjadi satu pertimbangan.
"Bagaimana? Mengirimnya ke SM? atau meminta bantuan Kyungho hyung? Kurasa itu mustahil,"
"Selalu ada solusi di setiap masalah, jangan terbalik," jawab Lisa yang kemudian berlari kecil masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu mengambil sebuah kotak perhiasan juga sebuah USB dari dalam kamarnya kemudian mengajak Jiyong untuk pergi ke apartemen Kyungho.
Seperti dugaan Lisa, Jiyong menyimpan beberapa lagunya di dalam laptopnya dan Kyungho juga belum punya hadiah yang bisa ia berikan pada Sooyoung.
"Masukan satu lagu paling romantis yang pernah oppa buat," ucap Lisa sembari duduk di sebelah Jiyong, memperhatikan Jiyong memilih beberapa lagu dalam satu folder di laptopnya. Ada banyak sekali lagu disana– lagu yang pernah Jiyong buat selama ia kuliah. Walau file rekamannya tidak sebagus rekaman perusahaan tapi musik yang Jiyong buat rasanya cukup layak untuk di jadikan hadiah.
"Lagu apa yang kira-kira cocok? Aku jarang menulis lagu romantis," Jiyong bergumam sedang Kyungho masih sibuk memilih buket bunga di website toko bunga langganannya– toko bunga di dekat rumah Sooyoung. "Let's Not Fall in Love?" tanya Jiyong dan Lisa langsung melemparkan tatapan sinisnya– tatapan sinis gadis itu ternyata jauh lebih mengerikan dibanding milik Kyungho. Lisa adalah Kyungho yang sudah di-upgrade.
"Kau gila?" sinis Lisa yang kemudian menunjuk satu judul di layar laptop Jiyong. "Coba putar yang itu, Sing For You," suruh Lisa dan Jiyong menurutinya.
"Mana yang lebih bagus?" tanya Kyungho, kali ini menunjukkan layar handphonenya pada Lisa. Menunjukkan dua karangan bunga yang sudah ia pilih setelah menyeleksi beberapa karangan bunga lainnya. "Sebuket gerbera atau seribu mawar?" tambah Kyungho dan Lisa memilih sebuket gerbera.
"Gerbera berarti kesetiaan dan seribu mawar rasanya sangat berlebihan untuk Sooyoung eonni tidak begitu suka bunga," jelas Lisa dan Kyungho menyetujuinya. Di saat yang sama itu juga, Jiyong memutar lagunya. Sebuah lagu yang menceritakan sulitnya seorang pria mengungkapkan perasaannya.
Aku akhirnya mampu mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan rahasia ini, meskipun kau memilih untuk tak acuh. Aku akan menyanyikannya untukmu.
Caramu menangis, caramu tersenyum, kau seperti sebuah lukisan. Yang terukir dengan indah di pikiranku. Cinta yang ingin aku utarakan. Cinta yang tak bisa aku utarakan, aku akan menyanyikannya untukmu.
"Sedikit berbeda dari lagumu yang sebelumnya, ini bukan hip hop, tapi bagus, ini saja," gumam Lisa yang setelahnya meminta Jiyong untuk segera memasukan lagu itu ke dalam USB. "Sekarang dengarkan aku tuan Jung," pinta Lisa, merebut seluruh perhatian kakaknya. "Pertama-tama, kau harus mandi dan mengambil bunga yang sudah kau pesan. Setelah itu pergi temui Sooyoung eonni dan berikan USB ini padanya. Katakan padanya kau kesulitan memilih cincin atau perhiasan untuknya, jangan bilang kalau kau lupa hari ini hari jadi kalian, kau akan langsung mati kalau mengatakan itu. Katakan juga padanya kalau dia sudah punya banyak perhiasan, jadi kau meminta teman dekatmu, adikmu, Kwon Jiyong, untuk membuatkanmu lagu. Katakan padanya, Sooyoungie, aku menceritakan semua tentangmu padanya dan aku meminta Jiyong untuk membuatkanku sebuah lagu untukmu, kau mengerti?"
Yeonseok baru saja bangun karena keributan yang dibuat Kyungho, pria itu berdiri di depan pintu kamarnya kemudian memuji Lisa– mengatakan kalau ternyata Lisa pintar sekali membuat skenario romantis seperti itu. Yeonseok bahkan meminta Lisa mengatur sebuah kencan romantis untuknya kapan-kapan.
"Haruskah aku menyanyikan lagu ini untuknya? Aku belum berlatih-"
"Tidak perlu," potong Lisa. "Butuh waktu lama kalau kau ingin berlatih juga. Katakan pada Sooyoung eonni kalau oppa sudah lama tidak main alat musik dan minta dia mengajarimu lagi. Jadi hari ini kalian tidak punya waktu untuk bertengkar, kalian hanya akan bermain gitar bersama, sangat romantis. Oppa memegang gitar lalu Sooyoung eonni akan berdiri di belakangmu, kemudian mengarahkan tanganmu untuk memetik gitarnya, lalu kau bisa mencium aroma rambutnya, oh? Shampoo apa yang dipakainya hari ini? Kau bisa menebak aroma rambutnya, mungkin aroma bunga, lalu puji-"
"Heish! Hentikan!" seru Kyungho, bersamaan dengan Yeonseok dan Jiyong yang ikut membayangkan adegan dalam skenario karangan Lisa itu. Ketiga pria itu berdebar-debar hanya dengan membayangkan adegan intens yang Lisa gambarkan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Band Aid
FanfictionAda perbedaan diantara seseorang yang menginginkanmu dan seseorang yang akan melakukan apapun untuk mempertahankanmu.