Welcome Guyss😂😂😂
Ternyata aku nggak sekuat itu untuk tahan godaan buat bikin sequell... WkwkwkwHappy reading all💓
Sepasang sejoli saling mencintai nampak tersenyum mengembang, menyalami semua tamu undangan yang hadir di hari bahagia mereka.
"Kamu capek?"
Dinda tak mengelak lagi, setelah sebelumnya ia berbohong bahwa ia belum lelah kini ia menyerah.
Bayangkan saja, rangkaian prosesi pernikahan adat jawa yang digelar sejak pagi hingga siang, dilanjut dengan pesta pernikahan bertema internasional membuat Dinda harus berdiri berjam-jam lamanya. Tentu saja ia lelah.
"Acaranya selesai setengah jam lagi, kamu mau turun sekarang atau nanti?" Tanya Bagas, lelaki yang kini tampil tanpa brewok dan kumis tipis khas dirinya itu nampak sepuluh tahun lebih muda dan tampan.
Dinda tersenyum mengusap rahang tegas suami yang sangat ia cintai itu, "Tanggung banget ya.. Yaudah deh nanti sekalian aja sama mas."
Bagas membalas senyuman Dinda dengan kecupan kecil dipucuk kepala gadis yang telah resmi menjadi istrinya itu.
Lelaki berusia 42 tahun itu tersenyum dengan begitu tulus dan sarat akan kebahagiaan menatap sang istri yang hampir 20 tahun lebih muda darinya itu.
"Mas cinta banget sama kamu.." Bisik Bagas setelah mencuri satu kecupan di pipi Dinda.
"Aku jauhhhh... Jauhhh lebih cinta sama mas Bagas.. Makasih ya mas." Jawab Dinda malu-malu, mengungkapkan perasaannya.
"Duhhh duhhh.. Udah dulu sayang-sayangannya.. Ada yang mau ngasih selamat tuh." Goda Secha, ibu Dinda yang duduk berjarak satu meter dari kursi pelaminan Dinda.
"Bunda ihh.. Ganguu!!"
Bagas dan Dinda kembali menyalami para tamu dan beberapa kali berfoto.
Semuanya tampak baik-baik saja, hingga...
Brugh
Tubuh mungil berbalut gaun putih milik Dinda jatuh tak sadarkan diri.
***
Aroma disinfectant yang cukup tajam menjadi hal pertama yang Dinda tangkap dengan indera penciumannya.
Lain halnya dengan indera penglihatannya yang kini beradu dengan tatapan tajam lelaki yang telah resmi menjadi suaminya.
Perasaan Dinda mulai tak enak..
"Aku kecewa sama kamu." Ujar Bagas dengan nada begitu datar dan dingin.
"Ma--
Bagas mengangkat tangan kirinya sebagai pertanda Dinda untuk diam.
"Cukup! Semua penjelasanmu justru akan membuatku semakin muak."
"Murahan!" Desis Bagas sebelum meninggalkan Dinda di ruang inapnya.
Dinda menangis tersedu-sedu, hancur sudah semuanya! Semuanya!
Penyesalan tak berujung begitu mendalam dirasakan Dinda, andai malam itu ia tak tergoda untuk ikut coba-coba 'one night stand' seperti yang dilakukan teman-temannya, andai saja ia tidak dengan bodohnya suka rela menyerahkan mahkotanya kepada lelaki yang tak ia kenal itu..
Begitu banyak kata andai yang berkeliaran di kepalanya, entah harus dengan apa Dinda mendapat kepercayaan dan cinta Bagas lagi.
Cinta?? Apakah masih pantas ia menuntut cinta setelah apa kesalahan fatal yang ia lakukan kepada lelaki yang belum genap satu hari menjadi suaminya itu?
Belum genap sehari menikah namun Dinda begitu ketakutan, seolah ia sudah bisa membayangkan betapa gelapnya rumah tangganya kelak.
Atau mungkin Bagas akan menceraikannya setelah ini?
Dinda hanya bisa pasrah.. Pasrah dengan semua yang telah terjadi karena kesalahan fatal yang ia perbuat.
Yang jelas Dinda tau, kedepannya semua tak akan seindah dan semudah apa yang ia bayangkan sebelumnya.
Dan tak ada orang lain yang patut untuk disalahkan kecuali dirinya sendiri, ya.. Ia sadar, ia telah menciptakan nerakanya sendiri.
Cut.
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS [END/COMPLETE]
ChickLit#1 on HURTS [26/06/20] #15 on TEARS [28/07/20] Biarlah aku dan kamu tetap menjadi kita dalam lubuk hati terdalamku Menguncimu bersama jutaan kenangan yang pernah kita lalui dan bagi, menjadikannya sebuah memori terindah dan pembelajaran hidup berhar...