Jodoh Mas Bagas

16.8K 1.2K 132
                                    

Absennnn ibu2....
Dobel up nih!!!!

Dinda-Bagas akhirnya cerai...
Sedih ya:")

"Biar ibuk yang carikan jodoh buat kamu!"

Bagas menatap wanita senja yang telah melahirkannya itu dengan tatapan tak  setuju.

"Kamu nggak boleh dan nggak bisa nolak! Keputusan ibuk sudah bulat!"

"Lagian kamu gas... bisa-bisanya nikahin cewek yang jelas-jelas hamil anak orang lain! Bisa-bisanya kamu sia-siain waktu kamu buat cewek nggak bener itu! Astaghfirullah.." wanita senja itu berusaha menahan amarahnya agar tak meledak, kala mengingat mantan menantunya.

"Buk.. Bagas ini baru cerai dua bulan yang lalu.." buju Bagas dan sukses mendapat pelototan dari ibunya.

"No reason Bagas. Kamu laki-laki, dan seorang lelaki bisa menikah kapanpun"

"Sore nanti kita kerumah Kyai Idris. Putri bungsu beliau baru lulus S2 di Kairo bulan lalu. Namanya Hayu, cantik, jelas pinter, dan yang paling penting sholehah dan bermoral."

"Apa harus secepat itu buk?" Tawar Bagas.

"Harus! Niat baik nggak boleh ditunda. Kalau perlu langsung kita khitbah Hayu sore nanti." Final wanita itu, membuat Bagas menunduk pasrah, ia sadar inilah saatnya ia menebus rasa bersalahnya pada sang ibu yang amat sangat terpukul atas perceraian Bagas dan juga kebohongan Dinda.

Meski Bagas tak dapat menampik kalau  hatinya masih digenggam erat oleh satu wanita, yaitu Dinda.

Entah sedang apa Dinda disana.. Bagas merindukan wanita itu.

Sore menjelang

Bagas beserta kedua orangtuanya kini telah berada di salah satu pondok pesantren tertua di Jombang, milik Kyai Idris.

Ketiganya disambut oleh Gus Abhas, putra sulung Kyai Idris yang telah mengetahui hajat kedatangan keluarga Qadri ke pesantren milik ayahnya.

Usia lelaki itu tak jauh berbeda dengan Bagas, namun bedanya Gus Abhas telah memiliki dua orang istri dan lima anak.

"Silahkan duduk dulu, abah masih ada tamu." Ujar Gus Abhas mempersilahkan ketiga orang itu masuk ke pendopo dimana terdapat sebuah permadani besar khas Turki dengan bantal senada.

"Fifah, tolong panggilkan Ning Hayu." Titah Gus Abhas pada salah seorang santri yang kebetulan lewat.

Bagas mengamati bagaimana damainya suasana disini, sedikit banyak membuat hatinya sejuk, meski ia tak dapat lepas dari bayang-bayang Dinda.

"Assalamualaikum." Bagas mendongak menatap pemilik dari suarah serak basah yang menggelitik gedang telinganya.

Pandangannya bertemu dengan sesosok gadis dengan wajah tak terlalu cantik namun begitu anggun berseri dalam balutan gamis dan khimar panjang menjuntai berwarna ungu dengan corak bunga.

"Mas Bagas, kenalkan.. ini Hayu,  cantik toh?" Goda Gus Abhas.

"MasyaAllah.. cantik sekali, cocok ini jadi menantu ibuk." Jawab Ane sumringah sambil menatap Hayu yang sedang menyuguhkan minum untuk mereka.

Qadri yang sedaritadi diam hanya menatap Bagas sekilas, putranya benar-benar nampak tak tertarik, namun masih mau menyunggingkan senyum demi menghargai Ane, Gus Abhas maupun Hayu disana.

Tak lama Kyai Idris pun datang bersama istri beliau, dengan senyum mengembang.

Obrolan mereka berlanjut hingga puncaknya saat Ning Hayu menerima lamaran Bagas. Atau lebih tepatnya lamaran Ibunda Bagas.

Semuanya nampak bahagia, tak terkecuali Bagas yang sedang menyembunyikan luka dihatinya dengan lengkungan senyum di bibirnya.

Dibelahan kota lain..

Dinda memutuskan untuk mulai terjun dalam bisnis properti milik ayahnya, tak terlalu intens karena wanita itu pun menjadi salah satu tenaga pengajar disalah satu rumah singgah dipinggiran kota.

Tak hanya itu, kini Dinda pun semakin intens dan handal dalam mengurus adik kembarnya, Nakula dan Sadewa yang belum genap berusia satu tahun. Hal ini seolah menjadi pelipur lara dan pengobat rindu akan calon anaknya.

Tak hanya satu atau dua pria, rekan bisnis bahkan pesaing bisnis Seto pun terang-terangan menunjukan ketertarikan mereka pada sosok Dinda yang semakin hari semakin anggun dan memesona.

Bahkan banyak dari mereka yang tak mundur walau telah mengetahui status Dinda yang notabene adalah seorang janda.

Hadiah dari mulai bunga, bingkisan, barang-barang branded hingga perhiasan datang silih berganti memenuhi kamar Dinda.

Meski begitu tetap saja hatinya hanya terpatri pada satu orang.. siapa lagi?

Tentu Bagas..

Cut ya;)

Jadi gimana?

HURTS [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang