Haii guysss
Vote + coment yg banyak dong.. ekwkwk...
Maaf ya gabisa balas satu2 di part kemarin.. karena lagi sibuk bikin cerita baru.Hari yang ditunggu-tunggu tiba, Bagas yang baru saja membuka matanya lantas tersenyum seketika lelaki itu tersenyum kala mendapati sang istri yang masih tertidur pulas dengan berbantalkan lengannya.
Bagas mengelus pipi gembil Hayu "Sayang.."
Hayu berdeham, lalu memeluk Bagas.
"Bangun yuk, kata Umi kita berangkat ke Yogya jam delapan. Ini udah jam setengah enam loh." Ujar Bagas lembut sambil mengelus lengan telanjang Hayu
Wanita itu terpaksa bangun, memilih untuk bersandar di headboard dengan satu tangan mengucek matanya dan tangan yang lain menahan selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
"Mas mandi dulu, nanti nyusul ya? Cukurin brewok mas." Hayu mengangguk mengiyakan keinginan sang suami yang entah sejak kapan menjadi semakin manja dan lengket padanya.
Dengan telaten Hayu menycukur brewok milik suaminya yang sebelumnya sudah ia balur dengan krim cukur.
Bagas terpejam dengan kedua tangan mengukung tubuh mungil Hayu yang kini duduk diatas wastafel.
"Mas jadi makin ganteng." Kekeh Hayu, keduanya baru saja selesai mandi dengan tubuh sama-sama masih terbalut kimono.
"Kalo mas nggak ganteng, kamu nggak bakal mau sama mas."
Hayu reflek memencet hidung pria hampir setengah abad yang berstatus sebagai suaminya itu.
"Udah ah, ayuk gendong." Titah Hayu merenggangkan kedua tangannya dan langsung disambut oleh Bagas.
"Kita besok nggak ikut pulang bareng rombongan ya? Kita stay di Jogja semingguan. Itung-itung honeymoon."
Hayu yang sedang memoles make up seketika menatap Bagas tak percaya.
"Mas serius?"
"Serius sayang."
"Honeymoon mas?"
"Iya sayang."
"Mas nggak lagi PHP-in aku kan?"
"Enggak sayang."
"Mas--
Cup
"Mas serius, mas nggak PHP-in kamu. Mas pengen honeymoon sama Uminya anak-anak." Ujar Bagas sambil mengusap perut Hayu, dimana dua calon buah hatinya tumbuh dan berkembang selama hampir dua bulan ini.
"Mas cinta sama aku?" Tanya Hayu secara tiba-tiba, wanita itu menatap Bagas dengan sorot mata penuh permohonan.
Bagas tersenyum simpul dan mengangguk pelan, sangat pelan bahkan Hayu pun tak dapat memastikannya. Yang jelas ia melihat ada keraguan dalam sorot mata Bagas.
Disisi lain
"Mba Dinda, diutus Ibu buat nemenin mas Fikri ke kota, beli buah tangan buat keluarga Kyai Idris nanti."
Dinda memandang Putri penuh curiga.
"Sama Ibu sama aku juga." Sambung Putri menyengir kuda.
"Harus banget ya mbak ikut?" Tanya Dinda, belakangan ini ada yang tak beres dengan dirinya kala bersinggungan dengan Fikri.
Putri merangkul Dinda "Harus.. ibu pengen makin deket sama calon mantunya." Jelas Putri sambil melirik cincin yang melingkar di jari manis tangan kiri Dinda.
"Iya deh iya.. mbak siap-siap dulu." Titah Dinda mengusir Putri.
Beberapa hari yang lalu
Dinda celingukan di depan pagar pembatas antara area santri lelaki dan perempuan, namun lagi-lagi wanita itu menghela nafas gemas kala tak menemukan orang yang ia cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS [END/COMPLETE]
ChickLit#1 on HURTS [26/06/20] #15 on TEARS [28/07/20] Biarlah aku dan kamu tetap menjadi kita dalam lubuk hati terdalamku Menguncimu bersama jutaan kenangan yang pernah kita lalui dan bagi, menjadikannya sebuah memori terindah dan pembelajaran hidup berhar...