49. -ˏˋ Last Hug ˊˎ-

298 37 5
                                    

"Saya, bersedia,"

Mereka sontak terkejut ketika melihat Jungyoon mengangkat tangannya tanpa ragu.

"Dok maaf, teman kami terlalu panik sehingga tidak bisa berpikir jernih," ucap Hyunjae sambil dalam hati lagi ngatain Jungyoon.

"Gue waras kok, dan gue serius,"

"Kamu rela kehilangan nyawamu nak?" Pertanyaan sang dokter sempat membuat Jungyoon ragu. Jungyoon bukan tipikal orang yang bucin kuadrat.

"Hatinya rusak total, kami perlu hatimu sepenuhnya, bukan hanya separuh,"

Jungyoon pun menunduk ragu bersama kawan-kawannya yang udah ngata-ngatain dia gila dan lain-lain.

"Lebih baik di cek dahulu, cocok apa tidak. Jikalau iya, maka saya akan beri kamu waktu untuk berpikir, tapi hanya untuk hari ini saja. Kami perlu hati itu secepatnya,"

"Jung lo serius ?"

"JUNG GUE GAMPOL LU MACEM-MACEM,"

"Hwall bakal marah kalo tau lo bakal ngelakuin itu Jung,"

"Ini bukan soal memperjuangkan cinta Jung, INI UDAH BAWA-BAWA NYAWA LO UDAH GILA APA GIMANA !"

"Ya terus kita bisa apa, kita bakal diem aja gitu sampai Hwall mati cuma gara-gara gak dapet hati buat transplantasi ?!" Perkataan Jungyoon dapat mampu membuat mereka terdiam.

"Gue ngelakuin ini bukan karna cinta. Iya gue sayang sama Hwall, bahkan kata sayang pun gak cukup buat nge-ekspresiin perasaan gue ke dia. Hwall baik banget ke gue, bahkan jauh lebih baik dari kalian,"

"Gue lupa apa aja kebaikannya, yang gue inget dia nyebelin pake jarak-jarakan sama gue. Gue tau Hwall bukan punya gue lagi. Tapi dia tetep temen gue, dan gue bakal ngelakuin apapun buat temen yang gue sayang. Bahkan sampe mempertaruhkan nyawa gue pun, gue rela,"

"Gue juga bakal ngelakuin hal yang sama kalo kalian ada di posisi kayak gini. Selagi gue mampu dan gue bisa, kenapa gak gue tolong ? Gue pengen bisa berguna buat orang lain juga,"

"Udah ceramahnya bu haji?" Balas Hyunjae yang barusan abis nguap. Sialan emang bukannya terharu.

"Dengan mba Jungyoon ya ? Bisa ikut kami untuk tes," seorang perawat pun tiba-tiba datang, setelah Jungyoon mengangguk ia pun lantas pergi bersama sang perawat.

Tak ada satupun dari mereka yang mencegahnya. Alay kalo kata Hyunjae pake cegah-cegahan segala.

"Jae, lo yakin?" Bisik Younghoon yang nampak sedih ketika melihat kepergian Jungyoon.

"Yakin apaan gue belum ngomong apa-apa,"

"Lo mau ngebiarin Jungyoon ngedonorin hatinya?"

"Cewek itu susah dibujuk Hoon, kalo itu kemauannya, ya dia bakal ngelakuin itu. Mau seberapa besar hambatannya bakalan sanggup dia lewatin,"

"Eh ini kenapa kalian pada bijak gini sih ada apaan," ucap Kevin.

"Gak mau coba tanya bang Juy? Cuma dia satu-satunya keluarga yang Hwall punya,"

"Juyeon bukan kakak kandungnya. Golongan darah mereka aja gak sama. Gue juga yakin dia gak bakal mau mati demi orang yang barusan hampir di bunuh,"

Setelah mendengar pernyataan Hyunjae barusan, Younghoon kemudian menyadari seberapa bodohnya dia punya pikiran kayak tadi.


















Setelah beberapa jam lamanya, Jungyoon pun datang dan menghampiri mereka dengan wajah berseri-seri.

"Et, kenapa lo,"

"Gue cocok ! Gue bisa jadi pendonor buat Hwall," Jungyoon bener-bener mengatakan hal itu dengan raut wajah bahagia tanpa berpikir panjang.

"Jung, sebelum lo pergi. Gue cuma mau bilang, gue suka sama lo, gue sayang sama lo, gue rela lo sama Hwall karna gue lelaki tampan yang baik hati," ucap Kevin dengan mata berkaca-kaca.

"Jung, gue tau kita baru kenal, tapi gak tau kenapa gue udah nganggep lo sebagai temen terbaik gue," Younghoon pun ikut berdiri dan menggenggam tangan Jungyoon.

"Gue gak pengen ngucapin bela sungkawa ke lo Jung, karna sampe sekarang gue mikirnya lo bodoh banget," Hyunjae pun juga ikut-ikutan.

"Lo mau gue telponin si behel gak?" Kevin sudah siap dengan ponselnya dan hendak menyentuh kontak Ayen. Aneh katanya musuh tapi nyimpen kontaknya juga 😈

"Gak perlu Vin, cukup kalian aja yang tau kepergian gue. Kalo nanti Hwall sembuh, gue harap dia sembuh sih. Kalian jangan kasih tau ya, gue gak mau ntar kuburan gue dimaki-maki sama dia,"

"Lo... serius soal ini Jung?" Younghoon udah bener-bener mau nangis yorobuun.

Padahal Hyunjae sama Kevin lebih deket sama Jungyoon tapi mereka gak sesedih itu.

"Gue gak mungkin bercanda sampe rela di tes dulu Hoon,"

"Gue boleh meluk lo gak? Untuk yang... terakhir kalinya?" Pinta Kevin dengan ragu.

Alah si kerokodile, paling juga niatnya modus ㅜㅡㅜ

"Sure, why not,"

Jungyoon pun membuka kedua tangannya. Pas Kevin mau meluk ternyata dia keduluan sama Younghoon.

"Jae gak mau ikut pelukan?" Jungyoon heran abisnya dia cuma nunduk doang.

"Ah iya bentar,"

Dari balik badannya Hyunjae mematikan alat perekam suara yang ia hidupkan sedari tadi.

35cm┊hwall ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang