"Apa? Kabar bagus apa?"
"Masih seputar Seokjin Oppa dan Sojung Eonnie. Kau tahu ... Seokjin Oppa akan menjemput Eonnie untuk berlibur lagi hari ini!" seru Yuna semangat, tak lupa dengan senyuman gemasnya.
"Woah, jinjja? Gila! Apa berlibur ke pantai selama dua hari kemarin masih kurang?"
"Yewon-ie .... Kau tahu bagaimana orang-orang yang sedang berada dalam masa kasmaran 'kan? Mau pergi liburan sepuluh kali dalam waktu satu minggu pun tidak akan terasa melelahkan! Kau tahu karena apa?"
"Tentu saja aku tahu! Jawabannya karena cinta! Ya ampun mereka ini ... menjalin hubungan sembunyi-sembunyi, tidak pernah mau mengaku. Aku jadi semakin gemas!"
Yuna tertawa penuh arti. "... dan Yewon-ie, kau tahu 'kan alasanku aku menelfonmu, pun menceritakan tentang rencana Seokjin Oppa yang mau menjemput Sojung Eonnie?"
Yewon ikut tertawa penuh arti di sebrang sana. "Tunggu aku lima belas menit lagi, Yuna! Aku akan segera sampai ke tempatmu."
"Tidak! Sepuluh menit kau sudah harus tiba di sini!"
Yewon mendecak. "Oke, aku jalan sekarang! ... tapi omong-omong, kau tahu di mana tempat Seokjin Oppa menjemput Sojung Eonnie?"
"Kau pikir aku bodoh? Di dalam mobil Oppa 'kan ada GPS. Aku bisa memantaunya lewat ponselku."
"Oh, Yuna! Betapa beruntungnya aku punya sepupu sepintar dan sehebat dirimu! I love you so matcha!"
"I love me so matcha, too!"
"Huh, menyebalkan!"
"Berisik! Ayo cepat datang ke sini!"
"Ya sudah biar kututup telfonnya, bye!"
"Ya, hati-hati!"
Yuna sedikit menarikan jari-jari lentiknya di atas layar ponsel. Dia terus mengamati pergerakkan mobil Seokjin di layar ponselnya.
Haha, benar juga apa yang Yewon bilang. Dia benar-benar pintar! Dia bangga pada dirinya!
メメメ
Seokjin menutup pintu mobilnya. Pandangan matanya mengarah pada Sojung, tapi gadis itu justru bersikap seolah menghindari kontak mata dengannya. Alhasil, Seokjin jadi hanya mendapat senyuman sambutan dari Jisoo. Gadis itu buru-buru menarik lengan Seokjin agar laki-laki itu melihat keadaan mobilnya sekarang.
Seokjin memerhatikan baik-baik ban mobil Jisoo sebentar. Setelahnya berkata, “Sebenarnya saya bisa ganti ban mobil kamu sekarang, kebetulan saya bawa gantinya juga. Tapi pasti akan butuh waktu pengerjaan yang sangat lama, kasihan kalian berdua kalau harus menunggu lagi.” Setelah itu Seokjin melanjutkan kalimatnya sambil menatap Sojung, “Lihat Sojung, sudah sampai duduk tekuk lutut sambil kipas-kipas begitu karena kepanasan.”
Sojung yang mendengar namanya disebut lantas membuka mata melongo tak tahu malu. Namun sepersekian detik kemudian, dia berdehem untuk mengembalikan ekspresi coolnya. Dia juga memberikan alasan, “Tadi ada serangga yang terbang di depan wajahku, makanya aku kipas-kipas begini!”
Jisoo lantas tertawa dan berulangkali menggelengkan kepala tak habis pikir. Setelah itu dia mengembalikan fokusnya pada Seokjin. “Lalu baiknya bagaimana?” tanyanya.
“Kalau mau, kita pergi sama-sama pakai mobil saya. Biar nanti saya hubungi kenalan saya yang bisa mengganti ban mobil kamu di sini,” kata Seokjin.
Sojung yang mendengar itu spontan berdiri dan membulatkan mata tanda tidak setuju. “Eh, tidak bisa begitu! Liburan hari ini hanya untuk aku dan Jisoo! Kau tidak diperkenankan menjadi tamu penggangu liburanku hari ini!”
Seokjin cukup terkejut. Jauh dalam lubuk hatinya dia merasa kecewa, tapi yang munculnya di wajahnya justru ekspresi dua sudut bibir yang terangkat ke atas. “Kalau begitu biar aku yang memperbaiki mobil Jisoo di sini, sementara kalian bisa tetap pergi berlibur dengan mobilku,” balas Seokjin atas ucapan penolakan Sojung.
Jisoo yang merasa iba pada Seokjin lantas bersuara, “Seokjin, tidak begitu. Kamu tetap bisa ikut bersama saya dan Sojung. Lagipula saya yakin bahwa liburan hari ini akan terasa lebih berkesan kalau kamu ikut bersama saya dan Sojung.”
Sojung mendengar kalimat itu dengan jelas … dan dia juga jelas-jelas merasa kesal sekaligus tidak setuju dengan apa yang dibilang Jisoo sampai-sampai dia melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Jisoo dengan tajam.
“Ayolah Sojung, mengajak Seokjin tidak akan merugikan kita berdua,” bujuk Jisoo.
“Tapi liburan hari ini hanya untuk kita berdua, Jisoo! Hanya kau dan aku!” tukas Sojung tetap pada pendiriannya.
“Tapi nanti kalau kita butuh apa-apa, kita bisa minta bantuan pada Seokjin,” bujuk Jisoo sekali lagi.
“Kalau untuk masalah itu, kurasa kita juga bisa minta bantuan pada orang lain!”
“Sojung, kumohon ….”
Sojung memutar bola matanya benar-benar bosan. Dia menatap Jisoo yang tidak bosan-bosannya menampilkan ekspresi melas memohonnya itu. Sampai akhirnya Sojung merasa iba dan lantas mendesah pasrah, “Ah, terserah!”
Jisoo lantas tersenyum begitu senang dan lanjut menatap Seokjin yang akhirnya tersenyum juga. Seokjin dan Jisoo berjalan lebih dulu ke arah mobil Seokjin, sementara Sojung mengekor di belakang. Seokjin langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi, sementara Jisoo terpaksa harus sukarela dan merasa kecewa lantaran dia harus duduk di kursi belakang bersama Sojung.
Seokjin yang masih menghubungi temannya belum sadar kalau dua gadis yang bersamanya kini memilih duduk di kursi belakang sama-sama, alih-alih salah satunya duduk bersamanya di depan; samping kursi kemudi. Tapi begitu selesai, laki-laki itu tersadar dan langsung menoleh ke belakang dan menatap seolah-olah sedang bertanya.
Jisoo yang mengerti langsung minta maaf serta menjelaskan, “Sojung tidak suka melihat temannya duduk memisahkan diri dan meninggalkannya. Saya minta maaf karena harus duduk di sini untuk menemaninya.”
Well, Seokjin rasa alasannya bisa diterima. Dia lantas kembali menatap ke arah depan, kemudian memakai sabuk pengamannya sebelum memundurkan mobil dan melajukan mobil itu membawa dua gadis cantik menuju tempat wisata tujuan mereka.
メメメ
“Jadi, Yuna, kemana Seokjin Oppa pergi?” tanya Yewon setelah menutup pintu mobil dan duduk manis di samping kursi kemudi.
Yuna diam mengamati layar monitor ponselnya. Dia mengangguk-angguk seolah mengerti sebelum memasang sabuk pengaman dan melanjukan mobil―tanpa menjawab pertanyaan Yewon sebelumnya.
Bahkan sampai mereka tiba di tempat yang dimaksud, Yuna masih belum mengucapkan sepatah kata pun. Yewon yang tahu Yuna begitu sampai mencibir karena geram dibuatnya. “Jadi mata-mata sih jadi mata-mata, tapi jangan juga bertingkah seperti orang tuli dan gagu yang tidak bisa mendengar setiap ucapanku dan menjawab pertanyaanku dong!”
Yuna membelalak, menatap Yewon dengan tatapan super tajam. “Maksudmu siapa yang tuli dan gagu?”
“Gadis single di sebelahku!” jawab Yewon berani.
“Coba bilang sekali lagi! Akan kuhancurkan tatanan rambutmu!” sahut Yuna tak kalah geram.
“Hancurkan saja kalau kau mau melupakan misi utama kita!”
Yuna mengepalkan tangannya, masih menatap Yewon kesal walaupun pada akhirnya Yuna Kim hanya bisa mendesah kasar untuk melampiaskan rasa kesalnya pada Yewon. “Terserah!” ucap Yuna mengakhiri.
Yewon menyeringai. Walaupun ini bukan pertandingan, tapi Yewon rasa untuk kali ini Yuna mengaku kalah … dan dia adalah pemenang yang sebenarnya!
“Sudah ayo jalan! Kita pergi ke kiri atau ke kanan?” Tadinya Yewon bertanya untuk mendapat jawaban dari Yuna, tapi tidak lagi sejak dia tahu jawaban dari pertanyaannya tadi. “Kita pergi ke kiri!”
Yuna tambah mengepalkan tangannya. “Hei, kenapa jadi kau yang memimpin?” tanya Yuna geram. “Dasar bocah ingusan!”
メメメ
Catatan Penulis:
Yauda iya, terserah. Aowokwokwok.
Sojung sama Yuna mah bisa apa, awkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Seoul Escape; Sowjin
Fanfiction#2 in sowjin Delia Courtney atau Sojung Kim harus patah hati dan melarikan diri ketika tahu kekasihnya ternyata malah melakukan hubungan tidak senonoh terhadap saudara kembarnya; Adelia Twyla. Tapi bukannya sembuh dari patah hati, pelarian Delia ke...