O22. (Wanna be) Your Girlfriend ੭ु

573 82 46
                                    

Jadi, setelah Sojung berjanji pada Seokjin bahwa dia akan memberitahu alasannya kenapa dia tiba-tiba bertingkah begini, keduanya berjalan beriringan meninggalkan area tempat makan.

Tapi sampai sekarang, jujur saja Sojung masih ragu dan merasa tidak mau memberitahu alasannya kenapa. Dia lebih memilih menunduk, memasukkan tangannya ke dalam saku mantel dan membiarkan Seokjin menunggu lumayan lama.

"Kau sudah bilang akan mengatakan alasanmu," ucap Seokjin. "Kalau begitu sekarang katakan alasanmu!"

Sojung menghentikan langkah kakinya, dia menoleh guna menatap wajah Seokjin. "Tidak bisa, ini rahasia!"

"Tapi kau sudah berjanji!"

Sojung mendecak, "Kenapa kau terus memaksaku? Kalau pun nantinya kau tahu alasannya, memangnya kau bisa berbuat apa? Membujukku? Tentu saja tidak bisa!"

"Tidak ada yang tidak bisa dilakukan di dunia ini. Semua itu 'kan pilihan, kalau kau memilih mau kembali padaku, itu bisa saja terjadi."

Sojung mengernyitkan dahinya. "Kembali padamu?"

Seokjin mengangguk. "Pasangan suami istri yang sudah bercerai bertahun-tahun lamanya bahkan bisa kembali dan saling mencintai lagi. Maka dari itu kau masih bisa kembali padaku, asal kau mau."

"Seokjin ... ini konyol!"–Sojung tertawa geli–"Aku dan kau ini bukan siapa-siapa! Kita hanya orang asing yang tidak sengaja dipertemukan oleh waktu!"

"Kita ini sepasang kekasih! Seperti apa yang Yuna bilang!"

Sojung malah tambah tertawa. "Ya ampun, sejak kapan kau menganggap ucapan Yuna jadi serius seperti ini?"

"Jangan tertawa, Sojung," kata Seokjin. "Aku ini benar-benar mencintaimu, aku jatuh hati padamu ... dan aku tulus, memberikan hatiku untukmu."

Tangan Seokjin bergerak untuk menggapai pundak Sojung, membuat gadis asal luar negeri itu kini jadi berhadapan dengannya.

Bukan mata membola, ekspresi keterkejutan atau bahkan terus terang tersenyum, Sojung justru menampilkan raut wajah aneh sekaligus bingung. "Kau sedang bercanda, 'kan?"

Seokjin diam, tak mengucapkan kata apa-apa. Dia bahkan menarik tangannya lagi yang semula bertengger di pundak Sojung.

"Jadi ... kau benar-benar jatuh hati padaku? Kau mencintaiku?"

Ragu-ragu Seokjin mengangguk. Sementara Sojung menggeleng tak habis pikir. "Tidak bisa, Seokjin! Kau tidak boleh jatuh hati padaku bahkan sampai mencintaiku!"

"Kenapa?" tanya Seokjin kembali.

Kilat air mata hadir menemani tatapan mata Sojung. "Karena seharusnya yang kau cintai itu Janessa ... Jisoo! Bukan aku!"

"Sojung, aku ini mencintaimu ... bukan temanmu!"

"Tapi kalian juga berteman baik," ujar Sojung. "Biar kuberitahu, dari dulu―sejak kalian masih kuliah, dia sudah menaruh rasa padamu. Dia selalu mencintaimu, bahkan sampai sekarang. Sebagai laki-laki sejati, harusnya kau tak membiarkannya mencintai sendirian. Kau harus bisa mencintainya juga! Pun kau harus bisa membuatnya bahagia!"

"Aku tidak mau, karena aku hanya mau mencintaimu! Aku sudah jatuh hati padamu dan sekali lagi kuberitahu bahwa aku tidak mau menarik hatiku lagi yang sudah jatuh padamu!"

Sebulir air mata jatuh tanpa izin dari mata Sojung. Emosinya benar-benar beradu, di satu sisi dia bersyukur karena tahu kalau dia tidak jatuh hati sendirian, tapi di sisi lainnya dia merasa menjadi orang jahat karena mengkhianati sahabatnya.

Sojung benar-benar bingung, tidak tahu harus mengambil langkah apa.

"Aku yakin, kau pasti juga menaruh rasa padaku. Aku benar 'kan?"

Seoul Escape; SowjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang