O15. Sojung (Belum) Tahu ੭ु

461 93 50
                                    

Sojung langsung menidurkan tubuhnya di atas ranjang tanpa memedulikan Jisoo yang terlihat sangat gembira itu. Dia memejamkan matanya, namun dia gagal beristirahat karena Jisoo yang tiba-tiba datang naik ke atas ranjang.

"Sojung, coba lihat! Aku dapat gelang mutiara dari Seokjin!" serunya benar-benar gembira.

Sojung menatap ke arah Jisoo sebentar kemudian berucap, "Oh!"

Kurang ajar! Jisoo langsung menatap Sojung tajam. Kalau bukan sahabatnya, Jisoo pasti sudah menendang Sojung sampai dia jatuh dari atas ranjang pembaringan sini.

"Tapi ini benar-benar istimewa! Seokjin benar-benar tahu apa yang kusuka!"

Sojung bangun dari posisinya. Dia menatap Jisoo yang masih setia menunjukkan kebahagiaannya. "Kenapa kelihatan bahagia sekali, sih? Padahal itu bukan berlian atau mutiara asli yang harganya berpuluh-puluh kali lipat dari ini," cibir Sojung.

"Kau ini bagaimana, sih? Yang namanya barang pemberian dari pujaan hati, pasti rasanya akan jauh lebih berharga dari barang apapun itu! Termasuk mutiara asli dan berlian!" balas Jisoo tak kalah mencibir.

"Maksudmu ... bagaimana?"

Jisoo bersemu, pipinya memerah padam dan terasa begitu hangat. "Seokjin itu ... pujaan hatiku!"

"Jadi ... laki-laki yang tempo hari lalu kau ceritakan itu adalah Seokjin?" ulang Sojung.

Jisoo mengangguk malu-malu. "Iya. Aku menyukai Seokjin sejak lama ...."

Napas Sojung berhenti sesaat. Dia merasa tubuhnya benar-benar lemas karena hatinya terasa begitu sakit.

Tunggu ... rasa apa ini? Tidak mungkin 'kan kalau dia jatuh hati pada Seokjin? Pada pria asing yang baru ditemuinya tempo hari lalu?

Sojung tahu ... sangat tahu bahwa Seokjin adalah laki-laki super baik, tapi dia harus tahu juga bahwa sahabatnya ini benar-benar mencintai dan mengharapkan Seokjin. Dia tidak boleh jatuh hati juga pada Seokjin ... tidak boleh!

"Sojung ... kenapa?" tanya Jisoo sembari melambai-lambaikan tangannya di hadapan wajah Sojung.

Sojung mengerjapkan matanya berkali-kali, kemudian tersenyum menatap Jisoo. "Aku tidak apa-apa," jawab Sojung berbohong.

Jisoo ikut tersenyum dan kembali pada topik awal. "Jungie, apa kau berpikir bahwa kali ini Seokjin sudah membuka hatinya untukku? Dalam kurun waktu lebih dari tiga bulan ... kupikir dia sudah bisa melupakan mantan kekasihnya. Iya, 'kan?"

Sojung mengangguk-anggukan kepalanya dan tersenyum ikut mendukung Jisoo.

"Tapi seharusnya dia yang langsung memberikan hadiahnya ini padaku!"–Jisoo mengerucutkan bibirnya sebal–"tapi tidak apa-apa, setidaknya aku sudah merasa bahagia sekarang."

Sojung mendekati Jisoo, meraih tubuh sahabatnya itu kemudian memeluknya. "Aku ikut senang melihat kebahagiaanmu. Semoga Seokjin benar-benar membuka hatinya untukmu dan segera mengajakmu berkencan, ya!"

Jisoo membalas pelukan Sojung. "Sojungie ... kau benar-benar sahabatku yang paling manis! Aku menyayangimu!"

"Aku juga begitu," balas Sojung sambil memulai senyuman yang sebenarnya. Bagaimanapun, persahabatan ada jauh di atas dari segalanya. Sojung benar-benar menyayangi Jisoo dan tidak akan membuat hatinya terluka.

Sojung dulu pernah berjanji pada Jisoo. Kalau ada perempuan yang berani merebut kebahagiaan gadis itu, maka perempuan itu juga harus menerima luka yang sebanding dengan apa yang dirasakan Jisoo.

Sampai sekarang janji itu masih dia pegang dengan baik. Jisoo sudah banyak membantunya, jadi kini saatnya dia yang membantu Jisoo dengan memertahankan senyuman bahagia di wajah gadis keturunan Inggris–Korea itu.

Seoul Escape; SowjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang