Yuna berdiri sambil bersandar pada lemari baju Seokjin. Dia juga mengarahkan seluruh atensinya pada laki-laki yang sekarang sedang sibuk memasukkan beberapa pakaian serta keperluan ke dalam kopernya.
Sambil memainkan rambutnya, Yuna berbicara dengan nada manja. "Serius secepat ini? Malam ini kau akan pergi ke London dan meninggalkanku sendirian?"
"Kesempatan tidak selalu datang dua kali, Yuna. Aku harus menyusul Sojung sekarang."
"Tapi aku pasti akan kesepian malam ini," keluh Yuna. "Coba saja tadi ibu tidak jadi pulang ke rumah, aku pasti tidak akan kesepian."
Seokjin meninggalkan sebentar kopernya, kemudian berbicara sambil menatap Yuna dan memerhatikan tingkahnya. "Kalau begitu kau saja yang pergi ke rumah ibu. Masalah selesai! Apa susahnya?"
Yuna mendecak. "Masa aku harus pergi ke rumah ibu sendirian?"
Seokjin mengalihkan perhatiannya dari Yuna, dia berjalan kembali ke arah lemarinya dan mengambil outer berwarna abu-abu di lemarinya. Sambil kembali menutup pintu lemarinya, Seokjin berkata, "Nanti kuhubungi Jimin, biar dia yang mengantarmu. Okay?"
Sekali lagi Yuna mendecak. "Tidak perlu! Biar nanti saja aku yang menghubunginya," kata Yuna.
"Yasudah, selesai 'kan masalahnya?" Seokjin menarik satu sudut bibirnya dan menarik tangan Yuna sampai keluar kamarnya. "Sekarang, kembali ke kamarmu karena aku perlu mandi sebelum pergi ke bandara sebentar lagi."
"Ya ...," Yuna berseru malas. "Jangan lupa pakai sabun yang banyak, biar harum dan saat kau bertemu dengan Sojung Eonnie besok, dia tidak terganggu dengan bau badanmu!"
"Ya, kau tenang saja. Sojung tidak hanya akan merasa nyaman dengan bau badanku saat kami bertemu nanti, tapi dia juga akan mabuk kepayang dan terpesona dengan bau harum badanku!"
"Ya ... ya ... ya ...." Setelah berbicara dan berlagak sok angkuh seperti itu, Yuna melenggang pergi dan masuk ke dalam kamarnya sendiri. Sementara Seokjin, dia menyempatkan menggelengkan kepala beberapa kali kemudian menutup pintu kamarnya rapat-rapat.
メメメ
Delia menghampiri saudara kembarnya yang ada di balkon kamar. Twyla terlihat sedang melamun, sambil menatap kosong ke arah taman belakang rumah mereka.
Delia memegang bahu Twyla, sebelum akhirnya Twyla menoleh dan tersenyum menyambut kedatangan Delia. "Aku mengganggumu?" tanya Delia.
"Tidak sama sekali," jawab Twyla. "Sini duduk, temani aku!" ujar Twyla sambil menepuk-nepuk ruang kosong di sebelahnya.
Delia berjalan memutar dan duduk tepat di samping Twyla. Twyla yang dari dulu punya sedikit sifat manja, langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Delia dan menyandarkan kepalanya di dada Delia.
Delia sontak terkekeh, dan memainkan rambut-rambut halus Twyla. "Tinggal empat hari lagi, ya? Setelah itu kau akan berbahagia."
Twyla mengangguk dalam posisinya. "Aku merasa gugup sekali, Delia. Sebentar lagi aku akan menjadi seorang istri, tapi kupikir aku belum sepenuhnya siap untuk menjadi istri yang baik, Delia."
"Ayolah, Twyla. Menjadi seorang istri bukan berarti kau harus mengubah seratus persen pribadimu, kau hanya dituntut untuk menjadi pribadi yang dewasa, juga tunduk dengan perintah suamimu," papar Delia.
"Ya ... kau benar, tapi kurasa aku belum benar-benar dewasa,"--Twyla melepas dan menjauhkan tubuhnya dari Delia--"kau yang punya pribadi lebih dewasa daripada aku, dan seharusnya kau yang menikah lebih dulu dibanding aku."
![](https://img.wattpad.com/cover/213843464-288-k173409.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seoul Escape; Sowjin
Fanfiction#2 in sowjin Delia Courtney atau Sojung Kim harus patah hati dan melarikan diri ketika tahu kekasihnya ternyata malah melakukan hubungan tidak senonoh terhadap saudara kembarnya; Adelia Twyla. Tapi bukannya sembuh dari patah hati, pelarian Delia ke...