O18. (Kendala) Liburan ੭ु

460 76 60
                                    

Seokjin diam-diam memerhatikan Sojung yang memilih berjalan dengan posisi memisahkan diri. Dia jauh berjalan di samping kiri sana, sementara Seokjin dan Jisoo berjalan beriringan sambil sesekali Seokjin mendapat hadiah senyuman manis dari Jisoo.

Sementara Sojung di sana juga diam-diam menyimpan rasa jengkel karena Seokjin dan Jisoo jalan berdampingan. Mereka berdua terlihat sangat serasi, tapi Sojung tidak suka hal itu. Tapi di sisi lain ... Jisoo adalah sahabatnya yang paling berharga. Harusnya dia tidak boleh begini! Dia tidak boleh egois!

"Aw!" Jisoo meringis cukup kencang. Dia baru saja tersandung dan akhirnya dia terjatuh.

Sojung buru-buru menghampiri Jisoo dan bertanya pada perempuan itu apakah dia baik-baik saja. Lalu Jisoo menggeleng, "Kakiku sepertinya terkilir."

Seokjin ikut membantu Jisoo. Dia melepas sepatu Jisoo dan membantu mengurut kakinya yang katanya terkilir. "Aw! Seokjin, pelan-pelan!"

"Iya-iya, ini saya sudah pelan-pelan dan hati-hati," balas Seokjin.

Sojung menggigit bibir bawahnya merasa kasihan sekaligus cemburu pada Jisoo. Bukan-bukan ... dia tidak cemburu! Dia hanya sedikit merasa iri, lantaran Jisoo diperlakukan dengan baik oleh pujaan hatinya. Beda sekali dengan dia, yang justru dicampakkan dan diduakan oleh si bajingan Kevin!

"Jisoo, kau mau kubelikan air minum?" tawar Sojung yang kini sudah berdiri dan melepas posisi tekuk lututnya.

Jisoo mengangguk. "Kalau kau tidak keberatan, aku ingin air mineral."

Sojung beralih pada Seokjin. "Kau, Seokjin! Mau minum apa? Biar kubelikan juga."

Seokjin mendadak jadi gugup. Pikiran dan hatinya tidak dapat berkomunikasi dengan baik. "Kupikir kau sedang marah padaku?" Alih-alih sebuah jawaban, Seokjin justru mengeluarkan pertanyaan yang jauh sekali menyerempet keluar dari topik.

Sojung sedikit membesarkan matanya, mati kutu untuk beberapa detik. Karena bingung harus menjawab apa, Sojung jadi bilang, "Kalau begitu aku pergi dulu!"

Sojung hendak berlari, tapi suara Seokjin menghentikannya. "Aku titip air tonik!"

Sojung menjawab, "Iya!" tanpa menolehkan kepalanya ke belakang untuk sekadar menatap Seokjin.

Gadis dengan perawakan elok nan tinggi semampai itu berhenti di salah satu kedai yang ada di cafetaria. Dia mengambil air tonik pesanan Seokjin, dan dua botol air mineral untuknya juga Jisoo.

Dia memberikan uangnya kepada penjual, setelah itu dengan ragu berjalan kembali ke tempat tadi. Seokjin sudah selesai membantu Jisoo belum, ya?

Sojung menggigit bibir bawahnya sembari berpikir. Dia juga sempat beberapa kali bermonolog, dia meyakinkan dirinya bahwa ini bukan rasa cemburu karena perlakuan Seokjin pada Jisoo.

Oh, ayolah ... mereka ini sahabat dekat! Tidak mungkin 'kan kalau mereka berdua sama-sama jatuh hati pada satu orang yang sama? itu benar-benar terdengar konyol!

Setelah melewati beberapa langkah kaki, Sojung akhirnya berdiri di hadapan Seokjin dan Jisoo. Dia langsung memberikan sebotol air mineral untuk Jisoo dan satu air tonik untuk Seokjin.

Sojung benci ketika Seokjin bersikap sok manis dan memamerkan senyuman indahnya itu pada Sojung. Barangkali memang harusnya dia hanya perlu menerima saja, tanpa disertai dengan reaksi lainnya termasuk senyuman yang ternilai terlalu indah untuk Sojung.

Begitu mereka selesai menenggak minumannya, Sojung bersama Seokjin berusaha membantu Jisoo berdiri. Namun tidak bisa, usaha mereka sia-sia. Jisoo bilang, "Kakiku masih terlalu sakit, Sojung."

Seoul Escape; SowjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang